Budaya Ngerumpi di Media Ngerumpi – AsikBelajar.Com. Berkembangnya teknologi ternyata sangat besar lengan berkuasa dengan berkembangnya budaya dasar kehidupan yang ada di masyarakat. Bagaimanapun budaya ngerumpi merupakan bab yang tidak terpisahkan dalam masyarakat dan sudah menjadi dasar prilaku di masyarakat, bahkan budaya tersebut kadang menjadi “pembenaran” terhadap suatu pandangan secara umum dalam membentuk opini publik. Sebagai budaya ia akan tetap ada berjalan seiring dengan berkembangnya zaman. Budaya “ngerumpi” di masyarakat dalam pandangan penulis ialah suatu kebiasaan berkumpulannya 2 (dua) orang atau lebih dikarenakan adanya suatu kepentingan yang disampaikan melalui bahasa perbincangan biasanya melalui suatu aktivitas dan forum-forum (media). Dengan kondisi kini yang serba macet dan sibuk akan aktivitas orang per-orang, aktivitas “ngerumpi” pada awalnya mulai berkurang. Berkembangnya Teknologi komunikasi telah bisa membangkitkan kembali budaya usang “ngerumpi” yang sempat mati suri. Teknologi komunikasi mengerti akan kebutuhan “budaya ngerumpi” tersebut. Maka terciptalah “media” budaya ngerumpi tersebut dalam bentuk dan nama yang beraneka ragam. Kata sakti “media” sebagai suatu mediator sangatlah cocok, bahkan berubah menjadi suatu wadah layaknya budaya dasarnya. Media ngerumpi tersebut kini berjulukan BBM, Facebook, Twitter, Line, Pinrest, Instagram, dan masih banyak lagi.

Budaya tetaplah suatu dasar contoh dari kehidupan dasar manusia. Ngerumpi bagaimanapun budaya dasar insan yang menjadi pilihan untuk mengaktualiasikan dirinya sebagai manusia. Manusia sebagai makhluk sosial ialah konsep teknologi komunikasi yang berkolaborasi dengan teori hiraki Abraham Maslow pada tingkat tertinggi yaitu aktualisasi diri. Kadang atau bahkan sering lewat media tersebut kita jumpai gambar “Selvie” seseorang pamer sesuatu hanya untuk sebuah pengukuhan yang tersembunyi. Dan budaya dasar itu sudah terbaca media berteknologi.
Apabila anda merasa asik main BBM, Chatting di FB, Line dll, berarti bergotong-royong anda kembali sebagai makhluk sosial lainnya. Cuma bedanya jikalau zaman orang bau tanah kita mereka ketemu pada suatu daerah dan kini kita ada jarak berjauhan namun ketemu di suatu “tempat” berjulukan media sosial. Bila prilaku ngerumpi dulu bisa disebut ngerumpi offline maka kini menjadi ngerumpi online. Kaprikornus tidak ada bedanya. Yang membedakan hanya off dan online. Kini saatnya ngerumpi disalurkan menjadi ngerumpi berbasis teknologi. Atau kata lainnya dari Media ngerumpi ialah sama dengan MedSos. (IMHO).
Sumber https://www.asikbelajar.com