Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) lewat Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid menjelaskan bahwa visi dan misi rencana acara mencar ilmu mengajar (KBM) selama delapan jam di sekolah tidak disediakan untuk aspek akademik semata.
Ia menegaskan bahwa perihal KBM selama 8 jam untuk memberi kesempatan murid-murid dari PAUD sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) mempelajari kebudayaan Indonesia dan kebudayaan lokal daerah.
"Bukan menambah jam pelajaran, tapi untuk menambah kesempatan murid untuk mencar ilmu mengenai kebudayaan, acara yang bersifat artistik, pergi ke museum, mencar ilmu menari serta menyanyi, dan lain sebagainya," ungkapnya dikala ditemui di Gedung E Kemendikbud, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (28/4/2017).
Untuk mewujudkan hal tersebut, Hilmar Farid menyampaikan bahwa hal tersebut bukan hal yang mudah.
Karena masih banyak sekolah yang belum siap secara sumber daya insan yaitu tenaga pengajar.
"Banyak sekolah yang gurunya masih merangkap. Sumber daya insan yang dikerahkan tidak sedikit, tapi hal tersebut dapat diwujudkan," tegasnya.
Hilmar Farid menyampaikan bahwa nantinya akan ada upaya untuk mengajak seniman ikut mengajar di sekolah-sekolah seluruh Indonesia untuk membawa kebudayaan pada anak-anak.
"Nanti kemungkinan akan kami adakan gerakan seniman mengajar, tinggal kami berikan bimbingan teknis saja biar sesuai dengan standar kurikulum. Upaya ini sesuai dengan UU Pemajuan Kebudayaan Pasal 6 yang berbunyi harus ada pengarusutamaan kebudayaan dalam pendidikan," katanya.
Sumber http://www.pgrionline.com