Pengertian dan Contoh Kalimat Konotasi - Berdasarkan maknanya, kalimat digolongkan menjadi dua jenis yaitu konotasi, dan denotasi. Pada artikel sebelumnya telah dibahas apa itu kalimat denotasi, maka kali ini mari kita bahasa kalimat konotasi lebih mendalam.
Kalimat konotasi ialah kalimat yang mempunyai makna ekplisit atau makna yang bukan bekerjsama menyerupai yang tertulis pada kalimat. kalimat konotasi biasanya mengandung ungkapan – ungkapan atau kiasan tertentu. Dalam bahasa Indonesia, kalimat konotasi sanggup bermakna nyata maupun bermakna negatif. Konotasi yang bermakna nyata contohnya “ringan tangan” yang bermakna suka menolong. Sedangkan konotasi yang bermakna negatif ialah “panjang tangan” yang bermakna suka mencuri.
Kalimat konotasi biasanya sering dipakai pada karya – karya sastra menyerupai puis, pantun, cerpen, dan lain – lain lantaran kalimat konotasi terdengar lebih indah daripada kalimat denotasi.
Cara membedakan kalimat konotasi
Untuk mengidentifikasi apakah suatu kalimat tersebut merupakan kalimat konotasi atau bukan sanggup dilihat melalui keambiguitasan maknanya. Jika makna kalimat tersebut masuk akal, maka itu ialah kalimat denotasi. Sedangkan jikalau tidak masuk akal, maka kalimat tersebut ialah kalimat konotasi.
Contoh:
1. Shinta manjadi anak emas di dalam keluargannya.
2. Shinta merupakan anak kesayangan di dalam keluarganya.
kalimat nomor satu merupakan kalimat konotasi lantaran mempunyai makna yang tersirat, yang dimaksud “anak emas” bukan anak yang terbuat dari emas sehingga tidaklah masuk akal. Oleh lantaran itu, kalimat nomor satu merupakan kalimat konotasi.
Contoh – referensi kalimat konotasi
Dia hidup sebatang kara di kota ini.
Sebatang kara = Sendirian
Tidak ada yang mengetahui bahwa Budi ialah serigala berbulu domba.
Serigala berbulu domba = penajahat yang berpura – pura baik.
Berhati – hatilah terhadap musuh di dalam selimut!
Musuh dalam selimut = musuh yang berpura – pura menjadi teman.
Dia tidak menyadari bahwa dirinya dijadikan sapi perah oleh sobat – temannya.
Sapi perah = Orang yang hanya dimanfaatkan saja
Aku tidak akan percaya dengan kabar angin menyerupai itu.
Kabar angin = gosip yang tidak terperinci informasinya
Dia rela menjadi kambing hitam pada duduk perkara itu.
Kambing hitam = orang yang selalu disalahkan
Budi sangat angkuh itulah sebabnya sobat – sobat menjauhinya.
Besar kepala = sombong
Pak Sholeh sangat rendah hati kepada siapapun termasuk orang yang tidak menyukainya.
Rendah hati = tidak sombong
Advertisement
Saat ini beliau sedang berada di ujung tanduk.
Ujung tanduk = keadaan yang sangat genting.
Aku tidak bisa berbuat apa – apa lagi lantaran nasi sudah menjadi bubur.
Nasi menjadi bubur = Keadaan sudah terlanjur terjadi
Setelah buron berbulan – bulan, alhasil beliau mendekam di hotel pesakitan.
Hotel pesakitan = rumah tahanan
Wanita yang selalu murka – murka itu biasanya sedang tiba bulan.
Datang bulan = menstruasi
Dia bisa mengangkat sepeda motor seorang diri, tak heran beliau dijuluki si otot kawat tulang besi.
Otot kawat tulang besi = orang yang kuat
Saat ini beliau sedang menduduki dingklik panas.
Kursi panas = keadaan yang menguntungkan dan diincar orang banyak
Dia sangat akil bersilat lidah, oleh lantaran itu jangan terlalu mempercayai perkataannya.
Bersilat pengecap = berbohong
Permusuhan antar mereka menyerupai api di dalam sekam.
Api di dalam sekam = Tidak kelihatan tetapi ada
Penjahat kelas kakap itu ditakuti oleh penjahat kelas teri lainnya.
Kelas kakap = jago ; kelas teri = rendah
Akibat ulahnya, si kutu loncat tersebut tidak lagi dipercayai oleh sobat – sobat lamanya.
Kutu loncat = penghianat
Dia mencoba menipu saya dengan nalar – nalar bulusnya.
Akal bulus = palsu
Karena tidak menerima yang diinginkannya, beliau hanya gigit jari melihat itu semua.
Gigit jari = Kecewa
Dia mengaku – ngaku keturuanan darah biru, padahal beliau hanya rakyat biasa.
Darah biru = bangsawan
Lintah darat itu menerima siksaan yang pedih dari ilahi dikala di ujung umurnya.
Lintah darat = rentenir
Setelah mengabdikan dirinya bertahun – tahun, beliau menduduki dingklik empuk di perusahaan tersebut.
Kursi empuk = jabatan yang strategis
Para tikus kantor itu harus dieksekusi seberat – beratnya supaya menjadi peringatan bagi yang lain.
Tikus kantor = Koruptor
Dia sanggup bekerja di instansi tersebut lantaran derma orang dalam.
Orang dalam = orang yang mempunyai kuasa
Sebenarnya saya menolong dirinya dengan berat hati.
Berat hati = tidak ikhlas
Kalimat konotasi ialah kalimat yang mempunyai makna ekplisit atau makna yang bukan bekerjsama menyerupai yang tertulis pada kalimat. kalimat konotasi biasanya mengandung ungkapan – ungkapan atau kiasan tertentu. Dalam bahasa Indonesia, kalimat konotasi sanggup bermakna nyata maupun bermakna negatif. Konotasi yang bermakna nyata contohnya “ringan tangan” yang bermakna suka menolong. Sedangkan konotasi yang bermakna negatif ialah “panjang tangan” yang bermakna suka mencuri.
Kalimat konotasi biasanya sering dipakai pada karya – karya sastra menyerupai puis, pantun, cerpen, dan lain – lain lantaran kalimat konotasi terdengar lebih indah daripada kalimat denotasi.
Cara membedakan kalimat konotasi
Untuk mengidentifikasi apakah suatu kalimat tersebut merupakan kalimat konotasi atau bukan sanggup dilihat melalui keambiguitasan maknanya. Jika makna kalimat tersebut masuk akal, maka itu ialah kalimat denotasi. Sedangkan jikalau tidak masuk akal, maka kalimat tersebut ialah kalimat konotasi.
Contoh:
1. Shinta manjadi anak emas di dalam keluargannya.
2. Shinta merupakan anak kesayangan di dalam keluarganya.
kalimat nomor satu merupakan kalimat konotasi lantaran mempunyai makna yang tersirat, yang dimaksud “anak emas” bukan anak yang terbuat dari emas sehingga tidaklah masuk akal. Oleh lantaran itu, kalimat nomor satu merupakan kalimat konotasi.
Contoh – referensi kalimat konotasi
Dia hidup sebatang kara di kota ini.
Sebatang kara = Sendirian
Tidak ada yang mengetahui bahwa Budi ialah serigala berbulu domba.
Serigala berbulu domba = penajahat yang berpura – pura baik.
Berhati – hatilah terhadap musuh di dalam selimut!
Musuh dalam selimut = musuh yang berpura – pura menjadi teman.
Dia tidak menyadari bahwa dirinya dijadikan sapi perah oleh sobat – temannya.
Sapi perah = Orang yang hanya dimanfaatkan saja
Aku tidak akan percaya dengan kabar angin menyerupai itu.
Kabar angin = gosip yang tidak terperinci informasinya
Dia rela menjadi kambing hitam pada duduk perkara itu.
Kambing hitam = orang yang selalu disalahkan
Budi sangat angkuh itulah sebabnya sobat – sobat menjauhinya.
Besar kepala = sombong
Pak Sholeh sangat rendah hati kepada siapapun termasuk orang yang tidak menyukainya.
Rendah hati = tidak sombong
Saat ini beliau sedang berada di ujung tanduk.
Ujung tanduk = keadaan yang sangat genting.
Aku tidak bisa berbuat apa – apa lagi lantaran nasi sudah menjadi bubur.
Nasi menjadi bubur = Keadaan sudah terlanjur terjadi
Setelah buron berbulan – bulan, alhasil beliau mendekam di hotel pesakitan.
Hotel pesakitan = rumah tahanan
Wanita yang selalu murka – murka itu biasanya sedang tiba bulan.
Datang bulan = menstruasi
Dia bisa mengangkat sepeda motor seorang diri, tak heran beliau dijuluki si otot kawat tulang besi.
Otot kawat tulang besi = orang yang kuat
Saat ini beliau sedang menduduki dingklik panas.
Kursi panas = keadaan yang menguntungkan dan diincar orang banyak
Dia sangat akil bersilat lidah, oleh lantaran itu jangan terlalu mempercayai perkataannya.
Bersilat pengecap = berbohong
Permusuhan antar mereka menyerupai api di dalam sekam.
Api di dalam sekam = Tidak kelihatan tetapi ada
Penjahat kelas kakap itu ditakuti oleh penjahat kelas teri lainnya.
Kelas kakap = jago ; kelas teri = rendah
Akibat ulahnya, si kutu loncat tersebut tidak lagi dipercayai oleh sobat – sobat lamanya.
Kutu loncat = penghianat
Dia mencoba menipu saya dengan nalar – nalar bulusnya.
Akal bulus = palsu
Karena tidak menerima yang diinginkannya, beliau hanya gigit jari melihat itu semua.
Gigit jari = Kecewa
Dia mengaku – ngaku keturuanan darah biru, padahal beliau hanya rakyat biasa.
Darah biru = bangsawan
Lintah darat itu menerima siksaan yang pedih dari ilahi dikala di ujung umurnya.
Lintah darat = rentenir
Setelah mengabdikan dirinya bertahun – tahun, beliau menduduki dingklik empuk di perusahaan tersebut.
Kursi empuk = jabatan yang strategis
Para tikus kantor itu harus dieksekusi seberat – beratnya supaya menjadi peringatan bagi yang lain.
Tikus kantor = Koruptor
Dia sanggup bekerja di instansi tersebut lantaran derma orang dalam.
Orang dalam = orang yang mempunyai kuasa
Sebenarnya saya menolong dirinya dengan berat hati.
Berat hati = tidak ikhlas
Sumber http://www.kelasindonesia.com