Thursday, June 21, 2018

√ 5 Alasan Backpackeran Naik Kereta Api Menjadi Pilihan Untuk Piknik

Tubuh saya sudah sangat dekat dengan kondisi perjalanan yang macet dimnana-mana, dari perjalanan ke wilayah Jawa Barat hingga Jawa Timur, macetlah yang selalu menghadang dimanapun dan kapanpun saya berkendara, awalnya saya menfavoritkan perjalanan memakai motor dengan alasan lebih irit dan fleksibel, tapi jikalau mengingat keadaan jalan yang begitu keras, saya pun lebih menentukan alternatif kendaraan lain semoga tidak “tua di jalan”.


Kemacetan yang rawan terjadi di beberapa titik jalan utama sebagian pulau Jawa menyebabkan beberapa orang malas untuk melaksanakan perjalanan jauh dan mencari kondusif untuk berdiam diri di kotanya masing-masing. Tidak jarang saya menerima tolakan dikala mengajak beberapa sahabat untuk melaksanakan trip ke luar kota untuk berlibur dengan banyak sekali alasan ibarat “lagi bokek”, “lagi banyak perbaikan jalan, macet”.


Ingat, tidak ada duduk masalah tanpa solusi. Biasanya tidak jarang para backpacker memakai motor sebagai alat transportasi sebab dipandang lebih ekonomis. Tapi, muncul kendala, adalah macet, debu, perbaikan jalan, dan cuaca. Kalau timbul duduk masalah baru, ingat ihwal pernyataan bahwa tidak ada duduk masalah tanpa solusi.


Kalau keadaan tidak sanggup bersahabat, gunakanlah alat transportasi lain sebagai alternatif. Kita berada di negara dengan jenis transportasi umum yang begitu beragam, dari mulai ojeg, bajaj, mikrolet, kopaja, bus trans, bus patas, kereta, kapal, hingga pesawat. Kamu tinggal pilih mana alat transportasi yang kau butuhkan. Di antara jenis-jenis transportasi jarak jauh, keretalah yang paling memungkinkan dan cocok untuk kita, para backpacker, kenapa? Ini alasannya;


1. Ramah di kantong


Bagi kau yang mempunyai budget terbatas, tidak usah panik dulu, masih ada solusi untuk hingga ke tempat tujuan. Kereta api di Indonesia mempunyai harga tiket yang terjangkau dan beragam, dari kelas ekonomi, bisnis, hingga eksekutif. Kamu tinggal menyesuaikan kocek yang ada di kantongmu saja. Biasanya kelas ekonomi selalu laku manis diserbu oleh backpacker sebab harganya yang ramah di kantong, kau tidak perlu merogoh mencapai nominal Rp 100 ribu, kuran dari nominal itu maka kau sanggup menikmati perjalanan menuju tempat tujuan.


2. Cepat, aman, nyaman, dan praktis


Kecepatan kereta tak usah ditanyakan, sehabis bertanya dengan petugas kereta dikala saya sedang menelusuri gerbong, ternyata transportasi darat ini berjalan dengan kecepatan rata-rata kurang lebih ±100 km/h, terbebas dari macet. Untuk duduk masalah kenyamanan, jangan ditanya, kelas ekonomi kini sudah ber-AC dan sistem 1 orang 1 bangku, jadi kau tidak perlu cemas bakal kepanasan atau berdesakan untuk berebut kursi.


Pemeriksaan identitas dari stasiun hingga di dalam kereta lebih simpel dan tidak ribet. Saya hanya perlu mengambarkan tiket dan E-KTP di peron, dan saya sanggup masuk ke dalam stasiun kemudian naik ke dalam kereta. Dalam kereta, petugas akan kembali menyidik tiket, saya kembali mengeluarkan tiket beserta E-KTP, petugas akan memverivikasi id, selesai, sayapun kembali bersantai.


3. Bebas


Saya termasuk orang yang tidak betah duduk berlama-lama di tempat yang sama. Biasanya, dikala saya bosan duduk, saya akan berjalan-jalan mengintari gerbong-gerbong dan sesekali berjalan ke gerbor restorasi hanya sekedar melihat-lihat.


Perlu dicatat, harga masakan di dalam kereta akan membuatmu stress berat ringan, sebaiknya kau membawa bekal makanan.


Meskipun bebas melaksanakan apapun, tetapi administrasi kereta api tetap mempunyai aturan-aturan, ibarat tidak boleh merokok di dalam gerbong dan tidak boleh bangkit dan mengeluarkan tangan di area sambungan kereta.


4. Lebih gampang berteman


Iklim di kereta api, terutama ekonomi lebih heterogen atau beragam. Berhubung di dalam kereta saya bebas berjalan-jalan sesuka hati, saya banyak menjumpai banyak sekali macam backpacker dari banyak sekali penjuru tempat dengan tujuan beragam. Saya pun berkenalan dengan beberapa backpacker, kami saling sharing dan bertukar warta ihwal lokasi yang hendak dituju. Tanpa canggung layaknya sahabat yang sudah saling kenal lama, kami saling bertukar akun sosmed untuk memperluas jaringan dan saling bersilaturahmi di lain waktu.


5.  Pemandangan yang tak biasa


Trayek yang dilalui kereta biasanya terletak di pinggiran kota, sehingga bukan pemandangan perkotaan yang hanya itu-itu saja yang saya lihat, tetapi suasana pedesaan, sawah, rumah-rumah penduduk, dan ganjal roban, sehingga apa yang kita lihat lebih natural, pemandangan yang Indonesia banget. Di lintasan jalur utara, kau sanggup berkemas-kemas melihat pemandangan maritim di sekitar stasiun Plabuan, tempat Batang. Jika kau dari arah barat, maritim akan tampak sangat terperinci di pecahan sisi jendela kiri.


Itulah mengapa saya begitu jatuh cinta menentukan kereta sebagai transportasi alternatif perjalanan saya ke beberapa tujuan. Seandainya penggunaan transportasi ini sanggup semaksimal di Jepang, di mana masyarakat mempunyai minat yang tinggi sehingga kemacetan kemudian lintas di jalan raya minimal sanggup diminimalisir dan perusahaan perkeretaapian sanggup meningkatkan mutu dan kualitasnya sesuai dengan pilarnya, “Keselamatan, Ketepatan waktu, Pelayanan dan Kenyamanan”.



Sumber https://phinemo.com