Monday, June 18, 2018

√ 5 Barang Yang Wajib Kau Bawa Ketika Traveling

Traveling itu sungguh menyenangkan! Karena bersamanya saya tidak hanya akan menemukan sudut pandang gres mengenai dunia, akan tetapi saya juga menemukan sisi lain diri sendiri yang belum pernah saya ketahui.


Beberapa hari sebelum keberangkatan, saya selalu berusaha mempersiapkan segalanya sebaik mungkin, mulai dari titik temu dengan teman-teman, perjalanan menuju destinasi, hingga datang pada ketika saya untuk kembali ke rumah.


Demi mendapat kenyamanan dan kesenangan yang maksimal, maka saya mempunyai barang wajib bawa yang selalu ada setiap kali saya bepergian.


1. Smartphone


Bagi saya, smartphone sangat layak untuk menempati urutan teratas dari daftar barang yang wajib dibawa ketika traveling.


Sejauh saya melaksanakan perjalanan, ponsel yang saya bawa terbukti sangat sanggup diandalkan ketika dalam banyak keadaan tidak terduga. Dengan memakai aplikasi GPS bawaan, saya beserta teman-teman berhasil menemukan jalur alternatif dari stasiun Jatibarang Cirebon menuju desa Mundak Jaya di Indramayu tanpa harus melalui jalur Pantura yang populer horor itu. Atau ketika saya berhasil menemukan promo penginapan seharga Rp 50.000,- per malam untuk dua orang dengan kemudahan AC dan air panas di pelosok gang Sosrowijayan Wetan, Jogja.


Hingga pada pecahan yang paling saya suka, saya biasa menciptakan catatan kecil perjalanan melalui aplikasi Evernote kapan saja tanpa harus tersambung jaringan Internet. Kesemuanya sanggup saya lakukan memakai satu alat mudah yang bahkan muat ke dalam saku.


2. Power bank


Meski saya telah berusaha sebisa mungkin untuk tidak terlalu sering memakai gadget ketika sedang berlibur, namun baterai menjadi cepat habis ketika dalam keadaan tertentu.


Seperti ketika ponsel harus bertahan dalam dinginnya angin malam gunung Merbabu, atau ketika saya harus terus browsing mencari penginapan di dalam bis ketika hendak ke Tuban. Untuk itulah kehadiran power bank sebagai pengisi daya cadangan sangat diperlukan.


Kriteria power bank yang saya gunakan bukan tergantung merek, namun volume baterai dan beberapa fitur penunjang ibarat auto disconnect after fully charging dan juga mempunyai bermacam-macam bentuk kepala charger.


Volume baterai pun tidak selalu harus tinggi, 5600 mAh lebih dari cukup untuk menyediakan nyawa cadangan bagi gadget saya selama dua hingga tiga hari ke depan hingga saya menemukan sumber listrik lagi.


3. Multitools


Saya kesulitan membuka kulit buah Lai yang dibeli di Bukit Soekarno, Kalimantan, ketika menyadari multitools yang biasanya ada di ransel tertinggal di Jakarta, saya jadi harus keluar penginapan untuk meminjam pisau dapur untuk menyicipi buah eksotik ini.


Seperti namanya, multitools sekarang mempunyai lebih banyak fungsi yang bervariatif, namun bagi saya setidaknya ada empat benda yang harus ada pada sebuah muti tool. Mereka ialah gunting kecil, pisau lipat, pembuka kaleng dan gergaji mini. Multitools ini juga sangat mempunyai kegunaan untuk mendukung saya yang sedang bahagia mendaki gunung.



4. Universal adapter


Setelah seharian memakai gadget, setibanya di penginapan saya dan teman-teman seperjalanan biasanya akan eksklusif berebut mencari adapter listrik untuk mengisi kembali daya gadget masing-masing.


Hal ini menjadi menyebalkan ketika dalam satu kamar yang disewa hanya menyediakan satu adapter, itulah mengapa adapter suplemen patut masuk dalam daftar barang wajib bawa kali ini. Tidak ada kriteria khusus dalam menentukan adapter, selama menunjukkan minimal tiga lubang suplemen bagi saya sudah cukup. Namun salah satu rekan yang sedang berada di Doha -Qatar menambahkan tips kalau ingin menjelajahi negara yang berbeda, usahakan membeli adapter bersifat universal dan yang sanggup mengatur voltase secara manual.


Ini dikarenakan setiap negara mempunyai tingkat voltase dan jenis colokan yang berbeda antara satu sama lain, ibarat di Indonesia yang pada umumnya memakai daya 220 volt, sedangkan Jepang memakai daya sekitar 110 Volt.


5. Headlamp


Meski beberapa power bank ketika ini sudah dilengkapi dengan senter, namun saya masih membutuhkan headlamp di dalam tas.


Headlamp terbukti mempunyai kegunaan ketika travel bus yang saya naiki menuju Solo mengalami pecah ban di tengah malam, sedang sang pengemudi bersama kernetnya tidak mempunyai alat penerangan, hasil membantu dengan sedikit dialog santai, kesudahannya mereka menunjukkan saya potongan harga dua puluh lima persen ketika saya kembali ke Jakarta beberapa hari kemudian.


Juga ketika saya harus meniti rapatnya kebun tembakau di desa Banyuglugur dalam keadaan gelap demi mencapai lokasi ideal berburu matahari terbit yang anggun Situbondo. Kriteria headlamp yang ideal bagi saya ialah dengan lampu LED dan materi bakar baterai, syukur-syukur kalau juga waterproof.



Sumber https://phinemo.com