Monday, June 11, 2018

√ 7 Hal Yang Harus Kau Lakukan Di Kota Tua

Menginjak daerah Kota Tua, saya serasa sedang berada dalam dimensi waktu pada masa kolonial Belanda. Deretan bangunan bau tanah nan megah berdiri kokoh dan ada beberapa bangunan yang sudah mulai rusak tak terawat.


Kota bau tanah memang tua, tapi kota ini sanggup menjadi pelajaran berharga bagi anak muda bangsa untuk mempelajari usaha bangsa Indonesia meraih kemerdekaan.


Kota bau tanah menjadi destinasi menarik untuk dikunjungi. Sebuah keunikan yang saling bersimbiosis mutualisme:


1. Di sinilah tempat untuk bersepeda yang nyaman


Ketika bersepeda di jalanan desa yang lengang sudah terlalu mainstream, saya menentukan untuk bersepeda dengan suasana lain yang tak akan saya jumpai di desa. Puluhan sepeda otel berjejer rapi siap sewa. Harga sewa sepeda, saya sanggup Rp 30.000,- per jam nya sesudah melaksanakan penawaran lengkap dengan aksesoris topi ala noni Belanda.


Setiap sudut kota bau tanah menjadi incaran saya. Biasanya saya hanya sanggup melihat hamparan hijau dikala bersepeda di kampung halaman, di sini gedung-gedung bau tanah nan megah yang menjadi latar.


2. Berfoto di Rumah Akar Jumanji


Bangunan paling menarik yang saya temui. Sebuah rumah bau tanah yang di tumbuhi pohon besar di dalamnya. Anehnya akar-akar pohon tersebut menjulur sampai ke segala arah. Tembok-tembok bau tanah lebih terlihat menawan dengan aksesoris alami. Rumah ini terlihat menyerupai rumah dalam film Jumanji pada scene-scene akhir.


3. Menikmati metahari terbenam di Pelabuhan Sunda Kelapa 


Maasih di daerah kota tua, sebuah nama pelabuhan yang sering muncul di dalam buku IPS, semenjak saya berseragam putih biru. Sunda Kelapa, pelabuhan tertua di Jakarta. Saya bersepeda mengenakan topi ala noni Belanda menuju pelabuhan ini alasannya jaraknya yang tak terlalu jauh. Matahari terbenam di pelabuhan ini klasik, sangat romantis.


4. Adegan mendebarkan dari si Kuda Lumping


Kuda lumping yang biasa saya lihat yaitu mereka yang suka makan kaca dan kemudian menari-nari alasannya konon katanya terdapat mahluk halus yang memasuki tubuhnya. Tapi berbeda dengan yang kulihat di sini.


Ini menyerupai adegan kekerasan yang menciptakan jantung saya menciut dan berdebar-debar untuk melihatnya. Dua orang berdiri di atas tubuh seseorang dengan menginjak bab kepala dan satu menginjak lutut. Sangat tidak saya rekomendasikan bagi kalian yang tak berpengaruh melihat kekerasan, dan juga membawa anak kecil.


5. Bersembunyi dari Ondel-ondel yang menyeramkan


Terserah banyak orang bilang mereka menarik dan lucu. Boneka orisinil Betawi dengan tubuh tinggi besar, topeng wajah yang mengerikan menciptakan saya ingin berlari menjauhinya. Melihat mereka membisu saja, sudah cukup mengerikan bagi saya, apalagi melihat mereka berjoget mengikuti alunan musik.


6. Mengusili patung bergerak yang hidup


Patung p0juang 45 nampak menarik. Seluruh badannya dicat keemasan, lengkap membawa bendera merah putih. Dia berpantomim diam. Saya usil menggelitik perutnya. Luar biasanya, dia samasekali tak bergeming!


Selain itu adapula noni Belanda. Badannya yang gempal, dengan mengenakan gaun putih, payung putih, dan berwajah sangat putih. Noni Belanda ini lucu, sangat bahagia dikala ada pengunjung yang mengajaknya berfoto. Keluarlah gaya-gaya narsis andalannya. Seorang noni Belanda lintas zaman saya pikir.


7. Keramahan seorang laki-laki bau tanah di sentra informasi


Sebenarnya banyak makanan yang dijual di sini, namun entah mengapa saya kurang berselera untuk menyantapnya. Pusat gosip daerah wisata menjadi tempat kami bertanya. Seorang bapak bau tanah beruban di sentra gosip memberi rekomendasi sebuah warung makan yang cukup terjangkau dan lezat. Beliau memperlihatkan tempat makan yang menjual sate kambing enak langganannya di sekitar Kota Tua. Bahkan dia mengatakan untuk mengantar saya dan teman saya ke tempat tersebut alasannya melihat kami kebingungan. Meski merasa akan sangat tertolong kami menolak proposal bapak bau tanah ramah tersebut alasannya takut mengganggu tugasnya. Setelah berterima kasih kami segera keluar daerah Kota Tua, berkelana mencari warung sate kambing yang ditunjukan di bapak.



Sumber https://phinemo.com