“Manusia ialah makhluk sosial yang terikat dalam sebuah komunitas tertentu”, Kalimat yang berulang kali saya temukan semenjak dingklik sekolah dasar hingga menengah atas dalam buku pelajaran sosial.
Traveling yang telah dikenalkan oleh ayah saya semenjak kecil ialah bukti bahwa kita memang dikutuk sebagai makhluk sosial. Tak hanya sekedar berjalan-jalan menikmati pemandangan, menyapa, memulai pembicaraan dengan orang baru, hingga sekedar ngopi bersama penduduk lokal pun diajarkan oleh ayah saya.
Seiring bertambahnya usia, sayapun masih terbawa oleh hobi yang diturunkan ayah saya, bedanya sekarang saya harus melangkah sendiri untuk menjelajah banyak sekali macam destinasi.
Menyadari tak gampang untuk sekedar berjalan seorang diri, komunitas traveling menjadi sebuah pelampiasan untuk dijadikan “keluarga kedua”.
Beberapa menyampaikan bahwa menjadi seorang independen ialah traveler terbaik alasannya ialah tak butuh sebuah ikatan formal hanya untuk menjelajah dunia. “Ngapain sih gabung komunitas, mau jalan aja ribet pake rapat atau kumpul segala.”
Tapi di sisi lain, bukan ide jelek juga ketika kita berada dalam ikatan komunitas dengan passion yang sama, toh komunitas bukan sebuah kelompok pribadi yang membatasi ruang gerak.
Berikut laba masuk ke dalam komunitas traveling yang juga sanggup mengubah contoh pikirmu;
1. Kamu Akan Seperti Menemukan Dewa Penolong di Negeri Asing
Jika kau ialah seorang pecinta traveling yang menetap dan merantau ke luar kota, bergabung dengan komunitas traveling setempat ialah ide brilian. Merantau ke Semarang tak hanya sekedar google mam yang saya butuhkan, tapi sekelompok orang yang memandu saya untuk mengenal destinasi-destinasi di wilayah ini.
2. Kamu Akan Diperkaya Oleh Sudut Pandang yang Berbeda
Berkumpul dengan orang gres dengan latar belakang kawasan yang berbeda berhasil memperkaya pengetahuan perihal huruf seseorang. iklim heterogen dalam anggota komunitas, menciptakan saya banyak paham perihal pengalaman-pengalaman berbeda dari setiap orangnya.
Beda orang, beda pengalaman, beda pula sudut pandang dalam menyikapi sesuatu. Satu destinasi tentu mempunyai banyak sudut pandang dari setiap anggota.
3. Kamu Akan Bertransformasi Seperti Semut
Tak sekedar ibarat kecoa yang sanggup menyesuaikan diri dan survive di banyak sekali keadaan. Kamu bahkan sanggup jadi seekor semut. Selain survive dan bertahan di segala medan, kau sanggup menjadi seorang yang mempunyai jiwa sosial tinggi. Kegiatan dalam sebuah komunitas tak hanya sekedar berkumpul dan traveling bersama, sekelompok komunitas biasanya melaksanakan acara sosial dan gatering bersama untuk melatih kekompakan dan rasa empati.
4. Kamu Memiliki Mata-mata Hampir Dibanyak Tempat
Bergabung dalam satu komunitas bukan berarti tak sanggup menjalin korelasi dengan komunitas lain, justru saya mempunyai peluang lebih besar untuk mengenal komunitas-komunitas di luar daerah. “Semakin banyak kenalan, semakin banyak pula kemudahan”, begitulah pesan ayah saya sewaktu kecil. Menjalin kekerabatan begitu banyak keuntungannya. Ketika saya berada di suatu kawasan asing, saya hanya perlu menghubungi komunitas kawasan yang bersangkutan untuk bersilaturahmi sekaligus menambah pengetahuan.
5. Saatnya Menjadi Eksis di Duniamu
Trinity, ibu dari para traveler. Begitu salutnya saya terhadap perempuan yang tak hanya traveler biasa, tetapi seorang travel writer yang mempu menginspirasi saya untuk berguru dan berguru lagi. Makara orang populer yang dimulai dari 0, berguru menawarkan arti dan manfaat, menjadi yang terbaik, minimal untuk orang yang berada dalam lingkup passion saya.
6. Kamu Akan Menjadi Orang yang Update
Menengok sosial media Facebook setiap paginya selalu menerima pemberitahuan mengenai informasi seputar destinasi. Seperti berlangganan koran harian, tanpa mencari tahu informasi tersebut selalu tiba dengan sendirinya.
7. Kamu Bisa Menjadi Seorang Konsultan
Saling membuatkan dan bertukar informasi, itulah fungsi yang saya rasakan selama bergabung dengan komunitas manapun. Ada kalanya kau bertanya pada lembaga alasannya ialah membutuhkan sebuah informasi tertentu, namun ada kalanya pula kamulah orang yang memegang informasi tersebut. Maka, ketika itulah kau menjadi seorang konsultan atas informasi cost, itinerary, transport, bahkan iklim penduduk lokal.
Selalu ada sisi faktual dari setiap acara dan tindakan yang kita lakukan. Selama kita tak merugikan orang lain, mengapa tidak untuk masuk dan menjadi bab dari sebuah komunitas. Keluarga kedua akan memberi kehangatan ketika jauh dari keluarga kita. Passionlah yang menjadi tameng dari tindakan-tindakan negatif dan berpeluang merusak diri.
Sumber https://phinemo.com