Monday, June 11, 2018

√ Kesengsem Lasem, Mengajak Lebih Peduli Kota Bau Tanah Lasem-Jawa Tengah

Berawal dari kunjungan ke sebuah daerah bau tanah di Rembang, Jawa Tengah, berjulukan Lasem pada tahun 2015, Atre, Agni, Ompei, dan Ellen Kusuma, sekarang berhasil menciptakan sebuah perubahan di tempat tersebut.


Dari mata turun ke hati, empat traveler ini pun memperlihatkan keajaiban untuk Lasem, Rembang


Berawal dari kunjungan ke sebuah daerah bau tanah di Rembang √ Kesengsem Lasem, Mengajak Lebih Peduli Kota Tua Lasem-Jawa Tengah

In frame: Astri Apriyani. Foto oleh Ellen Kusuma.


Mengenai awal berdirinya Komunitas Kesengsem Lasem, Astri Apriyani atau bersahabat disapa Atre, salah satu pendiri komunitas ini, bercerita pada Phinemo.


Ingin tahu lebih banyak perihal Lasem? Klik di sini.


Awalnya, Atre dan ketiga temannya yaitu Agni, Feri dan Ellen tiba berkunjung ke Lasem dengan tujuan masing-masing. Atre tiba ke Lasem demi menciptakan goresan pena untuk majalah dan blog, Agni dan Feri yaitu kontributor National Geographic Indonesia, sementara Ellen aktif menulis di blog pribadinya.


Berawal dari situ, empat traveler ini akibatnya ‘kesengsem’ atau dalam bahasa Indonesianya tertarik hati, tergila-gila, jatuh cinta dengan Lasem. Perasaan itu tiba seketika sehabis menjelajahi bangunan bau tanah di Lasem Rembang, kemudian bertemu dengan masyarakat lokalnya.


“Kami bingung, kenapa Lasem begitu menarik hati,” ujar Atre.


Setahun berlalu, wujud kecintaan empat traveler ini kepada Lasem ingin mereka salurkan dengan menjadi agresi nyata. Akhirnya terbentuklah sebuah komunitas berjulukan Kesengsem Lasem pada tahun 2016. 


“Karena kecintaan dan keinginan mempromosikan Lasem, kami membentuk komunitas Kesengsem Lasem pada 2016, didukung oleh kawan-kawan fotografer dan wartawan. Selain itu juga ada masyarakat Lasem sendiri: Baskoro “Pop”, Rudy Hartono, Soebagio Soekidjan, Gandor Sugiharto, Soesantio, Gus Zaim, Alex A. Wachyudi, dan masih banyak lagi,” tambah Atre.


Melalui aksi-aksi konkret komunitas ini, Lasem makin dikenal


Berawal dari kunjungan ke sebuah daerah bau tanah di Rembang √ Kesengsem Lasem, Mengajak Lebih Peduli Kota Tua Lasem-Jawa Tengah

Batik tulis Lasem bukan hanya selembar kain…di dalamnya terdapat harapan, strategi, seni, kesabaran dan kasih sayang. Foto oleh Lukas Setiaatmaja/ @kesengsemlasem


Terkadang, kita hanya perlu melaksanakan hal-hal kecil secara konsisten untuk menerima hal besar. Hal ini yang dilakukan Komunitas Kesengsem Lasem. Mereka fokus untuk menggerakkan orang semoga lebih peduli dengan budaya, seni, serta pusaka Kota Tua Lasem. Tak hanya mengajak masyarakat lokal, mereka juga melaksanakan hal yang sama pada wisatawan yang tiba ke Lasem.


Kegiatan komunitas ini beragam, mulai dari pengadaan workshop pemanfaatan sosial media, workshop fotografi, workshop menjadi pemandu wisata, hingga workshop branding and marketing untuk menunjang masyarakat setempat membuatkan Lasem menjadi lebih baik dan siap menjadi destinasi wisata yang layak dikunjungi.


“Komunitas ini bekerja sama dengan Pemkab Rembang, Dinas Pariwisata, hingga Kementerian Pariwisata untuk menciptakan Lasem menjadi lebih berkembang, terutama dengan mengupayakan regulasi perihal cagar budaya untuk bangunan-bangunan bau tanah di Lasem,” terperinci Atre.


Ingin menjelajah destinasi Lasem? Klik di sini!


Gerakan sederhana ini layak ditiru para traveler untuk memajukan wisata daerah di banyak sekali pelosok Indonesia


Berawal dari kunjungan ke sebuah daerah bau tanah di Rembang √ Kesengsem Lasem, Mengajak Lebih Peduli Kota Tua Lasem-Jawa Tengah

Klenteng Cu An Kiong, klenteng tertua di Lasem Rembang. Terletak di Jalan Dasun, Desa Soditan. Komplek perumahan kota bau tanah Lasem (pecinan) di Soditan diduga sebagai komplek pecinan tertua di Lasem. Ditengarai dengan adanya sejumlah bangunan berarsitektur Fujian. Foto oleh @_isep


Atre menyebutkan bahwa untuk menciptakan Lasem makin terkenal, ia selalu mengajak orang yang tiba ke Lasem semoga memakai hashtag #kesengsemlasem untuk memperlihatkan keindahan dan keunikan Lasem di sosial media. Kini sudah ada 7,8 ribu postingan yang menyertakan hashtag #kesengsemlasem.


Cara ini sanggup ditiru oleh para traveler lain yang sedang melancong ke pelosok negeri untuk mengenalkan daerah-daerah Indonesia yang belum banyak diketahui orang.


“Khusus untuk Lasem, pada akibatnya gerakan ini ‘memaksa’ masyarakat Lasem untuk berkembang, bersiap menghadapi arus pariwisata yang akan tiba. Dan, alasannya yaitu Lasem mempunyai daerah pecinan bau tanah dari kurun 19 yang sebelumnya tidak terawat, sekarang akibatnya jadi perhatian pihak-pihak terkait yang bertanggung jawab untuk melestarikan, menyerupai dengan merancang regulasi cagar budaya,” pungkas Atre.


Ingin tahu lebih banyak perihal Kopi Lasem yang terkenal? Klik di sini



Sumber https://phinemo.com