Bulan April yaitu bulan yang sempurna untuk berwisata ke Thailand. Akan di adakan perayaan tahun gres Thailand dengan Festival Songkran di Bangkok.
Selama empat hari, Festival Songkran di Sanam Luang – sebuah taman luas yang dibentuk untuk raja Thailand, terletak di di depan Wat Phra Kaew dan istana, diselenggarakan dan warga lokal maupun abnormal menciptakan Sanam Luang yang damai mendadak bermetamorfosis sangat semarak saking padatnya penerima festival!
Ritual Memurnikan Patung Budha
Masyarakat lokal dan turis mancanegara ikut ambil bab dalam ritual sehari-hari, ibarat memurnikan foto Buddha dengan air wangi. Masyarakat juga mempunyai kesempatan memurnikan foto Phra Phutta Sihing, serta sembilan patung Buddha suci lainnya dengan air wangi. Ritual unik ini sudah dilakukan selama berabad-abad. Di Thailand, air yaitu simbol kemurnian, kemakmuran, dan kebahagiaan.
Menikmati Muay Tab Chank dan Choeng Tua Auk Son
Tarian ini mempunyai gelaran yang kompleks dan unik, alasannya terinspirasi dari bentuk kaligrafi dan abjad kuno Thailand. Selain itu tarian ini juga mempunyai korelasi dengan seni bela diri kuno, Muay Tab Chak. Selain itu ada pertunjukan lain ibarat tari topeng klasik Thailand dan wayang. Suasana begitu semarak dan meriah. Di sepanjang jalan, orang-orang saling melempar air sambil menari-nari.
Teman saya eksklusif antusias ambil bab bermain air di Festival Songkran. Sejak awal beliau memang berniat tidak membawa elektronik apapun selama festival, tahu bahwa air dapat tiba dari mana saja.
Turis disambut sangat baik disini. Masyarakat Thailand tidak pandang bulu melemparkan air ke warga lokal maupun asing, menciptakan para turis nyaman dan tak canggung ikut merayakan.
‘Semacam Run Color Party jika di Indonesia?’
‘Beda. Di sini hanya memainkan air, bedak putih hambar untuk tambahannya, nggak warna-warni.’
Baca juga : Kalahkan Thailand, Pariwisata Indonesia Masuk 10 Besar Dunia Tahun 2018
Bersedekah pada para biarawan, merasakan penganan tradisional Thailand
Esoknya banyak orang tiba mengunjungi kuil Buddha dan menunjukkan masakan kepada para biarawan yang hidup di kuil tersebut.
Di kuil, sesudah membasuh patung dengan air masyarakat berdoa meminta berkah dan rezeki sepanjang tahun. Di sekitaran kuil dijajakan camilan manis dan masakan tradisional khas Thailand ibarat camilan manis lumpang -kue dari tepung beras dan santan yang berisi telur di tengahnya, coconut ice cream, dan beberapa penganan yang ibarat dengan jajanan pasar di Indonesia.
‘Yah, jauh-jauh ke Thailand, kuenya sama.’
‘Bentuk sama tapi rasanya kan beda. Ya, ibarat sih, tapi ini yang menciptakan tangan-tangan orang Thailand. Kamu harus coba Khao kiao mamuang, penganan dari beras ketan putih yang dimasak dengan santan dan garam. Ini unik, nasi ketan ketan gurih ini dimakan pakai potongan-potongan buah mangga.’
Saya tak dapat membayangkan paduan rasa gurih ketan dan asam mangga yang menyatu didalam mulut.
Teman saya pun tak melewatkan merasakan Tom Yam Goong -sup udang asam pedas khas Thailand yang hampir ada di setiap restoran di pinggir jalan.
‘Festival ini sangat menarik, kau harus coba sesekali berkunjung ke Bangkok bulan April!‘
Sumber https://phinemo.com