Thursday, June 21, 2018

√ Panduan Penggunaan Tanda Baca Secara Lengkap

Panduan Penggunaan Tanda Baca Secara Lengkap - Tanda baca yaitu sebuah symbol yang berperan untuk membuktikan struktur suatu tulisan, intonasi dan jeda yang sanggup dilihat pada ketika membaca goresan pena tersebut. Ada banyak tanda baca yang sering kita jumpai di dalam tulisan. Di bawah ini yaitu kumpulan tanda baca, anutan penggunaan, beserta contohnya.

 

1. Tanda titik (.)


a. Tanda titik dipakai untuk mengakhiri kalimat yang bukan kalimat tanya dan perintah.
b. Tanda titik diletakan pada final akronim gelar, jabatan, sapaan dan pangkat seseorang.
c. Digunakan pada akronim atau ungkapan umum.

Contoh:

Ibu pergi ke pasar pada hari minggu.
Saya ingin bertemu dengan prof. Ibrahim, M.A untuk konsultasi thesis pekan ini.
Teori itu dikutip dari buku Menulis dengan Benar pada hlm. 4 dan 12.

 

2. Tanda koma (,)


a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan unsur-unsur atau bab pada suatu pemerincian atau pembilangan.
b. Tanda koma memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat.
c. Tanda koma memisahkan kutipan eksklusif dengan bab lain dalam sebuah kalimat.

Contoh:

Ada banyak hewan yang sanggup kita lihat di kebun hewan seperti, gajah, harimau, buaya, kancil, dan lain-lain.
Untuk menuntaskan problem ini, kita memerlukan aba-aba orang tua.
Ibu berkata, “Setelah pulang sekolah segera pulang ke rumah”.

 

3. Tanda titik koma (;)


a. Digunakan untuk memisahkan kalimat-kalimat yang sejenis atau setara.
b. Digunakan sebagai ganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara.

Contoh:

Ayah membaca Koran; ibu memasak di dapur;  adik sedang menonton televisi.
Hujan semakin deras; kami segera meneduh di halte bus.

 

4. Tanda titik dua (:)


a. Digunakan untuk mengakhiri suatu pernyataan yang diikuti denagn pembilangan atau pemerincian dalam kalimat.
b. Digunakan pada final kata atau frase yang membutuhkan pembilangan atau pemeriaan.
c. Digunakan pada teks drama yang memisahkan nama tokoh dan dialognya.

Contoh:

Komplek perkantoran kota mempunyai 3 bangunan utama: bangunan A, bangunan B, dan bangunan C.
Dihadiri oleh: Peter pan, ungun, kangen band, dan ada band.
Joko: “Selamat pagi Pak!”

 

5. Tanda ellipsis (…)


a. Digunakan untuk menggambarkan suatu kalimat yang terputus-putus dalam naskah drama.
b. Digunakan sebagai tanda bahwa kalimat yang memakai elipsisis ada bagaian yang dihilangkan atau belum selesai  menyerupai pada kutipan langsung.

Contoh:

Joni: Kalau begitu … ayo segera kita laksanakan misi ini.
Menurut John Smith, membaca cepat yaitu membaca dengan cepat dan sempurna ….

 

6. Tanda tanya (?)


a. Sebagai penanda kalimat tanya pada setiap final kalimat.
b. Jika diletakan di dalam tanda kurung sebagai penanda bahwa kalimat tersebut belum tentu benar atau mencurigai

Contoh:

Apakah kau sudah makan siang?
Kecelakaan itu terjadi akhir jalan yang licin (?).

 

7. Tanda seru (!)


a. Sebagai penanda kalimat seruan, perintah yang menggambarkan ketidakpercayaan, emosi, atau kesungguhan.

Contoh:

Sungguh indah pemandangan ini!
Tolong buka pintu itu!
Merdeka!
Advertisement

 

8. Tanda hubung (-)


a. Digunakan sebagai penyambung unsur-unsur kata ulang.
b. Sebagai perangkai kata bahasa Indonesia dengan kata bahasa asing.
c. Digunakan sebagai pemisah kata.
d. Digunakan pada imbuhan se-, ke-,-an.
e. Digunakan untuk memperjelas bagian-bagian ungkapan.

Contoh:

Anak-anak itu saling pukul-memukul.
Pemain bola itu di-tackle oleh lawannya.
P-e-m-b-a-n-t-u
Ulang tahun ke-10.
Acara itu diselenggarakan se-Indonesia.
Gaya berpakaiannya menyerupai gaya tahun 70-an.
Dia memberi pegnemis itu uang tiga pulu-ribuan.

 

9. Tanda pisah (--)


a. Digunakan untuk membatasi sebuah penyisipan kata di dalam kalimat yang menunjukkan klarifikasi khusus di luar bangkit kalimat tersebut.
b. Memisahkan antara 2 bilangan yang bermakna “sampai” dan antara 2 nama kota yang bermakna “ke”.
c. Tidak dipakai bersamaan dengan kata “dari”, “antara”, atau “tanda kurung”.

Contoh:

Universitas Negeri Lampung -yang aku harap menjadi universitas terbaik-mengadakan penerimaan mahasiswa baru.
Perang itu terjadi pada tanggal 1945-1950.
Silahkan buka buku dari halaman 3 hingga 5.

 

10. Tanda kurung ((…))


a. Digunakan sebagai pengapit isu suplemen berupa keterangan atau penjelas.
b. Sebagai pengapit penjelas yang bukan merupakan pokok pembicaraan dalam kalimat.
c. Mengapit angka atau abjad yang menjadi pemerinci.
d. Digunakan sebagai pengapit abjad atau kata yang sanggup dihilangkan di dalam kalimat.

Contoh:

Tahun ini Indonesia kembali mengadakan KAA (Konferensi Asia Afrika) di Bandung.
Kenaikan harga BBM tahun ini (Lihat grafik 4) merupakan yang paling tinggi dari tahun sebelumnya.
Di dalam goresan pena ini akan membahas: (1) latar belakang masalah, (2) identifikasi masalah, (3) cara penanggulangannya.
Presiden Jokowi melaksanakan kunjungan ke (Kota) Bogor.

 

11. Tanda kurung siku ([…])


a. Digunakan sebagai pengapit huruf, kata, atau kalimat sebagi suplemen koreksi atau atau suplemen di final kalimat atau bab kalimat lain yang ditulis orang lain.
b. Sebagai pengapit keterangan di dalam kalimat penjelas yang sudah diberi tanda kurung.

Contoh:

Aku melihat s[u]atu yang sedang bergerak di dalam bayangan.
Analisis problem yang ada dalam latar belakang (lihat bab latar belakang [pada halaman 2 dan 3]) perlu diperjelas masalah-masalah mana yang menjadi fokus.

 

12. Tanda petik (“…”)


a. Sebagai pengapit petikan eksklusif yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau sumber goresan pena lain.
b. Sebagai pengapit judul buku, syair, atau karangan yang dipakai di dalam kalimat.
c. Sebagai pengapit kata atau istilah-istilah yang tidak dikenal.

Contoh:

“Aku akan menjadi orang yang berguna,” teriak Budi dengan kencang.
Film ini disesuaikan dari sebuah novel “Laskar Pemuda” yang sangat terkenal.
Gaya rambut yang sedang digandrungi oleh para dewasa ketika ini yaitu “Mohawk”.

 

13. Tanda petik tunggal (‘…’)


a. Sebagai pengapit petikan eksklusif yang tersusun di dalam petikan lain.
b. Sebagai pengapit kalimat terjemahan atau ungkapan asing.

Contoh:

Ibu berkata, “Kakek kau bilang ‘jangan pernah menjadi orang yang sombong’ jadi patuhi perintah itu”.
“Balance” imbang.

 

14. Tanda apostrof (‘)


a. Digunakan sebagai penunjuk ada bab kata atau angka yang dihilangkan.

Contoh:

Aku ‘kan menemui suatu ketika nanti. (‘kan=akan)
Indonesia mendapat kemerdekaannya pada tahun ’45.

 

15. Tanda garis miring


a. Digunakan sebagai penomoran pada surat, alamat, dan tahun.
b. Sebagai pengganti kata “tiap”, “per” atau tanda bab bilangan pecahan di dalam matematika tetapi tidak dipakai sebagi pengganti kata “atau”.

Contoh:

No. 8/AK/2015
Harga beras mengalami kenaikan menjadi Rp. 15.000/ kilonya.
Dia hanya mendapat bab ½ nya saja.

Sumber http://www.kelasindonesia.com