Monday, June 4, 2018

√ Pola Cerpen Beserta Unsur Ekstrinsik Dan Intrinsik Lengkap

Contoh Cerpen Beserta Unsur Ekstrinsik dan Intrinsik Lengkap - Simak klarifikasi mengenai unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik dari sebuah cerpen berikut ini.

Arin dan Mimpinya


Arin berasal dari keluarga yang cukup serasi yang terdiri dari ayah ibu dan dengan 2 anak wanita mereka yaitu Arin dan Raty. Karena keterbatasan dana, semenjak Sekolah Menengah Pertama Arin sudah bersekolah jauh dari orang tuanya. Dia tinggal bersama saudara dikeluarga ibunya. Seringkali ia merasa ingin bersekolah bersama keluarga, ibu, ayah dan 1 adiknya. Tapi sayangnya, ia sudah terlanjur meminta kepada orang tuanya untuk tinggal dan bersekolah dengan bibinya yang tinggal sangat jauh dari tempatnya berada.

Tiga tahun sudah berlalu, Arin meminta kepada orangtuanya biar sesudah lulus Sekolah Menengah Pertama ia melanjutkan kesekolah negeri bersahabat dengan orang tuanya. Permintaan itu dikabulkan oleh ibunya tetapi ayahnya sedikit keberatan. “kenapa kau pindah, Rin ? apakah ada dilema di sekolahmu sehingga kau ingin pindah?” tanya ayahnya. “Tidak yah, Arin ingin pindah sekolah karna Arin ingin mencari pengalaman lebih banyak lagi di sekolah lain” jawab Arin. “Lalu bagaimana dengan bibi mu, apakah beliau baiklah dengan keputusanmu itu?” tanya ayahnya. Dengan berat hati Arin menjawab, “Aku belum bicara kepad bibi, tetapi niscaya saya akan menyampaikan padanya segera”

Arin tolong-menolong tahu jikalau orang tuanya merasa keberatan bukan alasannya ialah beliau harus tinggal bersama bibinya. Namun alasannya ialah mereka tidak bisa untuk mensekoahkan Arin di sana. Arin pun bimbang dan ragu. Di satu sisi beliau ingin kumpul lagi bersama orang tuanya, di sisi lain beliau tahu ayahnya tak punya uang untuk menyekolahkannya. Hari demi hari berlalu, Arin semakin rindu kepada keluarga kecilnya. Tak jarang beliau selalu menangis sampai larut malam.

Bibi Arin pun menyadari apa yang Arin rasakan ketika ini. “Kamu kenapa nak?” tanya bibinya. “Aku baik-baik saja kok bulek, saya hanya sedang kelelahan,” jawab Arin. Sebenarnya Bibinya pun sudah mengetahui apa yang sedang Arin rasakan tetapi beliau tak mau menambah beban Arin ketika ini. “Nak bibi akan selalu mendoakanmu, Bibi juga akan selalu mendukung apa yang ingin kau lakukan, berusahalah dengan ulet untuk mendapat keinginanmu,” nasehat bibinya. Setelah mendapat nasehat itu, Arin menjadi semangat. Meskipun Arin belum membicarakan dilema kepada bibinya, beliau tahu bahwa bibinya akan selalu mendukungnya.

Beberapa hari sesudah itu, Arin mendapat kabar bahwa sekolah SMAN 1 Bumi Putera di bersahabat rumah orang tuanya mengadkan lomba pidato dan pemenangnya akan diterima bersekolah disana dan mendapat beasiswa. Arin pun mengikuti lomba pidato itu dan alhasil keluar sebagai pemenang. Dia pun memberitahukan kabar besar hati itu kepada orang renta dan Bibinya.

Pada awalnya mereka belum menyetujuinya. Namun sesudah mendapat klarifikasi dari Arin, alhasil permintaanny diperbolehkan oleh orangtua dan bibinya. Tapi sayang, pihak sekolah sempat menahan Arin alasannya ialah prestasi-prestasi dari dirinya. Sekolah tidak mengizinkan Arin pindah ke Sekolah Menengan Atas lain karna ia membawa prestasi cemerlang. Tetapi sesudah mendesak kepala pimpinannya, alhasil Arin diperbolehkan pindah. Ia sangat bahagia sekali. Ia juga duka ketika ia berpamitan dengan teman-temannya yang sayang padanya. Arin berpesan kepada teman-temannya untuk selalu semangat dan ulet dalam berguru dan juga tidak melupakannya.

Ketika masuk tahun anutan baru, Arin pun bisa kembali berkumpul bersama orang tuanya. Ia berkumpul bersama ayah, ibu, dan adiknya. Rasa rindu yang sangat mendalam sanggup berkumpul bersama keluarga walaupun makan dengan lauk sambal akan terasa lebih nikmat bila berkumpul bersama.
Advertisement

Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen “Arin dan Mimpinya”


1. Tema : Kebersamaan keluarga

2. Latar

Tempat : Rumah bibinya, Sekolah Arin, Rumah Arin
Suasana : Sedih (Tak jarang beliau selalu menangis sampai larut malam), Bahagia (Dia pun memberitahukan kabar besar hati itu kepada orang renta dan Bibinya), Haru (Ia juga duka ketika ia berpamitan dengan teman-temannya yang sayang padanya)
Waktu : Malam (Terbukti ketika Arin menangis alasannya ialah rindu keluarganya), Pagi hari (Terlihat ketika Arin mengikuti lomba pidato dan berpamitan kepada temannya)
3. Alur : Maju
4. Tokoh: Arin (Antagonis), Bibi dan Ayah (Tritagonis), Tidak ada tokoh antagonis alasannya ialah konflik yang terjadi ialah konflik batin tokoh utamanya
5. Penokohan:

Arin : Penyayang, Pintar, Berkemauan tinggi,
Bibi : Penyayang, Baik
Ayah : Pesimis, Baik

6. Sudut pandang : Orang ke tiga tunggal
7. Gaya Bahasa : Pengarang menyampaikaan ceritanya dengan bahasa yang gampang dimengerti tanpa kiasan sehingga dongeng gampang dimengerti
8. Moral Value: Jangan mengalah dengan keadaan karean setiap dilema niscaya ada jalan keluar

Unsur Ekstrinsik Cerpen “Arin dan Mimpinya”


1. Nilai-nilai dalam cerita

Moral : Saat tokoh Bibi mendukung apa yang akan dilakukan oleh Arin.
Perjuangan : Saat Arin tak berputus asa dengan nasibnya.
Kekeluargaan : Saat Arin berkumpul bersama keluarganya.

2. Latar belakang penulis

Penulis menjumpai beberapa fenomena di masyarakat ihwal terpisahkannya keluaraga akhir keadaan. Fenomena ini banyak terjadi di masyarakat, oleh alasannya ialah itu penulis ingin menginspirasi semua masyarakat khususnya yang mempunyai keadaan yang sama untuk terus berjuang alasannya ialah setiap ada dilema niscaya ada jalan keluar.

Sumber http://www.kelasindonesia.com