Tuesday, June 26, 2018

√ Klarifikasi Unsur Ekstrinsik Cerpen Dan Contohnya

Penjelasan Unsur Ekstrinsik Cerpen dan Contohnya - Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa cerpen mempunyai unsur-unsur pembangun yaitu unsur instrinsik, unsur yang membangun dari dalam cerpen tersebut dan unsur ekstrinsik, unsur yang membangun dari luar cerpen. Kali ini kita akan membahas unsur-unsur ekstrinsik lebih jauh.

Unsur-unsur ekstrinsik di dalam sebuah cerpen antara lain, Latar belakang masyarakat, latar belakang pengarang dan nilai-nili yng terkandung di dalam cerpen itu sendiri. Berikut ini yaitu penjelasan-penjelasan mengenai unsur-unsur ekstrinsik cerpen dan contohnya.

 

Unsur-Unsur Ekstrinsik


A. Latar belakang masyarakat

Latar belakang masyarakat merupakan faktor-faktor di dalam lingkungan masyarakat penulis yang  mensugesti penulis dalam menulis cerpen tersebut. Ada beberapa latar belakang yang mensugesti penulis, diantaranya adalah:

1. Ideologi Negara
2. Kondisi Politik
3. Kondisi Sosial, dan
4. Kondisi ekonomi yang terjadi di dalam masyarakat.

B. Latar belakang penulis

Latar belakang penulis yaitu faktor-faktor dari dalam pengarang itu sendiri yang mensugesti atau memotivasi penulis dalam menulis sebuah cerpen. Latar belakang penulis terdiri dari beberapa faktor, antara lain:

1. Riwayat hidup sang penulis

Riwayat hidup sang penulis berisi wacana biografi sang penulis secara keseluruhan. Faktor ini akan mensugesti jalan pikir penulis atau sudut pandang mereka wacana suatu cerpen yang dihasilkan dari pengalaman-pengalaman hidup mereka. Kadang-kadang faktor ini mensugesti gaya bahasa dan genre khusus seorang penulis cerpen.

2. Kondisi psikologis

Kondisi psikologis merupakan mood atau motivasi seorang penulis dikala menulis cerita. Mood atau psikologis seorang penulis ikut mensugesti apa yang ada di dalam dongeng mereka, contohnya kalau mereka sedang duka atau bangga mereka akan menciptakan suatu dongeng duka atau bangga pula.

3. Aliran sastra penulis

Aliran sastra merupakan agama bagi seorang penulis dan setiap penulis mempunyai aliran sastra yng berbeda-beda. Hal ini sangat besar lengan berkuasa jug terhadap gaya penulisan dan genre dongeng yang biasa diusung oleh sang penulis di dalam karya-karyanya.

C. Nilai-nilai yang terkandung di dalam cerpen

1. Nilai agama

Nilai agama yaitu hal-hal yang dapat dijadikan pelajaran yang terkandung di dalam cerpen yang berkaitan dengan pedoman agama.

2. Nilai sosial

Nilai sosial yaitu nilai yang dapat dipetik dari interaksi-interaksi tokoh-tokoh yang ada di dalam cerpen dengan tokoh lain, lingkungan dan masyarakat sekitar tokoh.

3. Nilai moral

Nilai moral yaitu nilai-nilai yang terkandung di dalam dongeng dan berkaitan dengan moral atau etika yang berlaku di dalam masyarakat. Di dalam suatu cerpen, nilai moral dapat menjadi suatu nilai yang baik maupun nilai yang buruk.

4. Nilai budaya

Nilai budaya yaitu nilai-nilai yang berkenaan dengan nilai-nilai kebiasaan, tradisi, etika istiadat yang berlaku.


Advertisement

Contoh cerpen dan unsur-unsur ekstrinsiknya

Antara Sahabat dan Ego

Pagi itu tampak menyerupai hari-hari biasanya dengan langit biru cerah yang menutupi kampus ini. Hari itu saya ada kelas yang harus saya ikuti. Ketika aku  memarkirkan motorku, bunyi yang sudah tak gila lagi bagiku menghampiri telingaku, "Hei bro gimana kabar hari ini?” Dia yaitu Rengga sahabat baikku kaena kami telah berteman semenjak SMA. Rengga yaitu orang yng sangat supel dalam bergaul dan sangat ramah oleh sebab itu beliau mempunyai sobat yang sangat banyak dikampus, berbeda denganku yang sedikit masbodoh dan dingin. “Baik bro!” jawabku sambil merangkul pundaknya. Kami berduapun berlalu menuju kelas kami yang akan segera dimulai 15 menit lagi.

Sesampainya di kelas kami berdua berpisah. Aku mengambil daerah duduk yang paling belakang. Sedangkan Rengga menentukan dingklik yang paling depan, tak heran sebab beliau yaitu anak yang cendekia dan disenangi oleh setiap dosen. “Hey ga, bagaimana kiprah kelompok kita?” Andi yang merupakan sobat sekelas ku menghampiri Rengga dan menayainya. “Aku belum menyelesaikannya, bagaiman kalau kita selesaikan hari ini?” jawb Rengga.  “Baiklah kalau begitu kita selesaikan di kostku selepas kelas ini” Andi menimpali.

Setelah kelas usai, kami semua meninggalkan kelas dengan wajah yang gembira. Termasuk saya yang sedari tadi ingin segera keluar dan menuju kantin. Ketika saya ingin pergi ke kantin, Rengga dan Andi menahanku. “Eitt, mau kemana? ingat kiprah kelompok kita gak?” kata Andi. “Tugas lagi kiprah lagi kalian berdua kan dapat menyelesaikannya,” jawabku sedikit kesal. Mendengar jawabanku, Rengga merasa kesal beliau pun sedikit membentakku, “Kau harus lebih bertanggung jawab sedikit akan tugasmu, jangan menyerupai ini!” “Aku tidak peduli!” Rengga semakin murka kepadaku, mungkin ini yaitu kemarahannya yang terbesar semenjak kami berteman. “Kau sendiri kan dapat menyelesaikannnya, kamu akan si cendekia sedangkan saya si bodoh!” “Kenapa kamu berbicara menyerupai itu? ada apa denganmu? kamu menyerupai bukan sobat yang saya kenal!” jawab Rengga dengan nada tinggi. “Baiklah kalu begitu, anggap saja saya bukan orang yang kamu kenal!” kami berdebat cukup lama. Andi yang semenjak tadi termangu pun mulai berbicara sebab suasana semakin memanas. “Kalian berdua hentikan, Jangan berbicara menyerupai itu. Kalian berdua kan sahabat sejati” Andi melerai dan menasehati kami. Aku yang sudah tidak peduli dengan itu semua pergi meninggalkan mereka berdua dengan emosi yang masih membara.

Saat saya hendak mengambil motorku yang ku parkirkan di seberang, tiba-tiba sebuah motor yang melaju kencang menabrakku dari belakang. Aku pun terjatuh dan tak sadarkan diri. Cukup lam saya pingsan dan dikala terbangun saya tubuhku penuh dengan luka dan perban. Ketika itu juga saya melihat Rengga dan Andi di sampingku. “Apa kamu baik-baik saja?” Tanya Rengga. “Iya saya baik!” jawabku dengan penuh sesal. Aku pun meminta maaf kepada Rengga dan Anda atas tingkahku hari ini dan berjanji akan lebih bertanggung jawab atas kewajibanku. Untung saja Rengga mau memaafkanku dan kami berdua kembali berteman.
(AN)
           
Unsur-unsur ekstrinsik cerpen

A. Latar belakang masyarakat

Sesuai dengan cerpen yang ditulis oleh pengarang diatas, kemungkinan keadaan lingkungan pengarang yaitu lingkungan yang penuh dengan suasana pergolakan hati dan ketidak puasaan penulis dengan apa yang ada di dalam dirinya. Penulis juga menulis dongeng ini biar pembaca mengetahui bahwa di dalam lingkungan atau kehidupan bermasyarakat selalu ada konflik atau masalah-masalah tiba menguji kita semua.

B. Latar belakang pengarang

Cerpen ini ditulis oleh seorang pengarang yang berinisial AN. Dia yaitu pengarang yang masih muda dan ada kemungkinan beliau merupakan seorang pelajar yang sedang menempuh pendidikan dan bukan merupakan seorang penulis yang telah malang melintang di dunia sastra. Ini dapat dilihat dari gaya bahasa yang dipakai oleh pengarang yaitu kebanyakan bahasa-bahasa anak muda atau dapat disebut juga dengan bahasa gaul.

Contoh:

"Hei bro gimana kabar hari ini?” baris ke 3
“Baik bro!” jawabku sambil merangkul pundaknya baris ke 6
“Eitt, mau kemana? ingat kiprah kelompok kita gak?” baris ke 16

Dikarenakan penuis cerpen di atas yaitu anak muda, karangan-karangan AN cenderung bertemakan kehidupan menyerupai persahabatan, dan romansa.

C. Nilai-nilai yang terkandung di dalam cerpen

1. Nilai agama

Di dalam cerpen tersebut terkandung nilai-nilai agama bahwa kita seharusnya jangan iri dengan orang lain sebab setiap orang mempunyai potensi dan bakatnya masing-masing.

2. Nilai sosial

Cerpen tersebut mengajarkan kita untuk baik kepada setiap orang biar disenangi oleh orang banyak dan juga cerpen tersebut mengajarkan kita bahwa emosi dan ketidakpedulian terhadap sesuatu akan merugikan diri sendiri maupun orang lain yang ada di sekitar kita.

3. Nilai moral

Nilai moral yang terkandung di dalam cerpen ini yaitu kita harus bertanggung jawab dengan apa yang telah menjad kewajiban kita dan juga, apa bila kita bersalah hendaknya kita introspeksi diri dan meminta maaf.

4. Nilai budaya

Nilai budaya yang dapat kita petik di dalam cerpen ini yaitu suatu persahabatan yang kuat tidak akan goyah waluapun dengan masalah-masalah yang menghantam mereka bila disertai dengan saling pengertian dan saling memaafkan antar sesama teman.

Sumber http://www.kelasindonesia.com