Showing posts with label Cerpen. Show all posts
Showing posts with label Cerpen. Show all posts

Wednesday, June 27, 2018

√ Klarifikasi Unsur Instrinsik Cerpen Dan Contohnya

Penjelasan Unsur Instrinsik Cerpen dan Contohnya - Cerpen atau dongeng pendek mempunyai unsur-unsur pembangun, yaitu unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur instrinsik yaitu unsur-unsur yang membangun dari dalam cerpen itu sendiri. Sedangkan unsur ekstrinsik yaitu unsur-unsur yang membangun cerpen dari luar. Pada kesempatan ini, Penulis akan membahas unsur-unsur Instrinsik cerpen beserta contohnya. 

Unsur-unsur instrinsik pada cerpen, diantaranya yaitu tema, tokoh/penokohan, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa dan amanat. Berikut ini yaitu pembahasan unsur-unsur instrinsik cerpen:

 

A. Tema


Tema yaitu nyawa dari sebuah cerpen. Tema sanggup menentukan konflik yang terjadi di dalam cerpen dan tema juga menjadi inspirasi dasar pengembangan seluruh isi dongeng cerpen. Tema bersifat general dan umum misalnya adalah, tema pendidikan, romansa, persahabatan, dan lain-lain.

 

B. Tokoh dan Penokohan


Tokoh dan penokohan yaitu 2 hal yang berbeda di dalam cerpen. Tokoh merupakan orang-orang yang terlibat di dalam cerpen tersebut. Sedangkan penokohan yaitu penentuan sifat atau tabiat tokoh di dalam sebuah cerpen.

Di dalam cerpen ada 3 jenis tokoh yang ditampilkan, yaitu:

1. Antagonis

Antagonis yaitu tokoh yang biasanya memerankan tokoh jahat atau yang terlibat konflik dengan tokoh utama di dalam cerita. Tokoh-tokoh antagonis biasanya, sombong, jahat, arogan dan lain-lain.

2. Protagonis

Protagonis sering disebut juga dengan tokoh utama yang biasanya berperilaku baik.

3. Tritagonis

Tritagonis yaitu tokoh yang membantu tokoh protagonis dan menjadi penengah konflik antara tokoh antagonis dan protagonist. Tokoh ini biasanya mempunyai sifat bijaksana dan penolong.

Penokohan sifat atau tabiat tokoh di atas disampaikan oleh penulis dengan 3 cara diantaranya adalah:

1. Analitik yaitu penyampaian tabiat tokoh dengan cara disampaikan eksklusif oleh penulis.
2. Dramatik yaitu penokohan yang disampaikan dengan tersirat melalui kehidupan atau tingkah laris si tokoh dalam cerita.

 

C. Alur (Plot)


Alur yaitu urutan atau jalannya dongeng di dalam cerpen yang disampaikan oleh penulis. Dalam memberikan jalan cerita, ada beberapa tahapan alur yang disampaikan oleh sang penulis, yaitu:

1. Perkenalan
2. Penanjakan
3. Klimaks
4. Anti klimaks
5. Penyelesaian.

Tahap-tahap terebut harus ada di dalam sebuah dongeng supaya dongeng tersebut tidak membingungkan. Ada 2 jenis alur yang biasanya disampaikan oleh penulis, diantaranya adalah:

1. Alur maju

Pada alur ini, penulis menceritakan jalan dongeng secara urut dari awal yaitu perkenalan-perkenalan tokoh, situasi, kemudian memunculkan masalah, timbulnya masalah, puncak masalah, menurunnya problem dan kemudian penyelesaian problem tersebut apakah berakhir senang atau tidak.

2. Alur mundur

Penulis menceritakan jalannya dongeng secara tidak urut, sanggup saja penulis menceritakan konflik dahulu kemudian mengok kembali pada insiden yang menjadikan konflik itu terjadi.

 

D. Setting (Latar)


Setting mengacu pada daerah terjadinya, suasana, dan waktu di dalam dongeng tersebut. Setting memperlihatkan kesan positif pada suatu cerpen.

Ada 3 jenis latar di dalam sebuah cerpen yaitu, latar tempat, waktu dan suasana.

Advertisement

 

E. Sudut pandang pengarang (Point of view)


Sudut pandang pengarang yaitu taktik yang dipakai oleh penulis untuk memberikan ceritanya. Sudut pandang sanggup menempatkan pengarang sebagai orang pertama, orang kedua, orang ketiga, atau bahkan orang yang berada di luar cerita.

 

F. Gaya bahasa


Gaya bahasa yaitu ciri khas pengarang dalam memberikan goresan pena menyerupai penggunaan diksi, majas, dan pemilihan kalimat di dalam cerpennya.

 

G. Amanat (Moral value)


Amanat yaitu pesan moral yang sanggup dipetik di dalam cerpen tersebut. Di dalam sebuah cerpen, moral tidak disebutkan secara tertulis oleh penulis melainkan tersirat dan tergantung pada pemahaman pembaca akan cerpen tersebut.

Contoh cerpen beserta unsur-unsur instrinsiknya

Antara Sahabat dan Ego

Pagi itu tampak menyerupai hari-hari biasanya dengan langit biru cerah yang menutupi kampus ini. Hari itu saya ada kelas yang harus saya ikuti. Ketika aku  memarkirkan motorku, bunyi yang sudah tak absurd lagi bagiku menghampiri telingaku, "Hei bro gimana kabar hari ini?” Dia yaitu Rengga sahabat baikku kaena kami telah berteman semenjak SMA. Rengga yaitu orang yng sangat supel dalam bergaul dan sangat ramah oleh alasannya itu beliau mempunyai sahabat yang sangat banyak dikampus, berbeda denganku yang sedikit dingin dan dingin. “Baik bro!” jawabku sambil merangkul pundaknya. Kami berduapun berlalu menuju kelas kami yang akan segera dimulai 15 menit lagi.

Sesampainya di kelas kami berdua berpisah. Aku mengambil daerah duduk yang paling belakang. Sedangkan Rengga menentukan kursi yang paling depan, tak heran alasannya beliau yaitu anak yang berilmu dan disenangi oleh setiap dosen. “Hey ga, bagaimana kiprah kelompok kita?” Andi yang merupakan sahabat sekelas ku menghampiri Rengga dan menayainya. “Aku belum menyelesaikannya, bagaiman kalau kita selesaikan hari ini?” jawb Rengga.  “Baiklah kalau begitu kita selesaikan di kostku selepas kelas ini” Andi menimpali.

Setelah kelas usai, kami semua meninggalkan kelas dengan wajah yang gembira. Termasuk saya yang sedari tadi ingin segera keluar dan menuju kantin. Ketika saya ingin pergi ke kantin, Rengga dan Andi menahanku. “Eitt, mau kemana? ingat kiprah kelompok kita gak?” kata Andi. “Tugas lagi kiprah lagi kalian berdua kan sanggup menyelesaikannya,” jawabku sedikit kesal. Mendengar jawabanku, Rengga merasa kesal beliau pun sedikit membentakku, “Kau harus lebih bertanggung jawab sedikit akan tugasmu, jangan menyerupai ini!” “Aku tidak peduli!” Rengga semakin murka kepadaku, mungkin ini yaitu kemarahannya yang terbesar semenjak kami berteman. “Kau sendiri kan sanggup menyelesaikannnya, kamu akan si berilmu sedangkan saya si bodoh!” “Kenapa kamu berbicara menyerupai itu? ada apa denganmu? kamu menyerupai bukan sahabat yang saya kenal!” jawab Rengga dengan nada tinggi. “Baiklah kalu begitu, anggap saja saya bukan orang yang kamu kenal!” kami berdebat cukup lama. Andi yang semenjak tadi termangu pun mulai berbicara alasannya suasana semakin memanas. “Kalian berdua hentikan, Jangan berbicara menyerupai itu. Kalian berdua kan sahabat sejati” Andi melerai dan menasehati kami. Aku yang sudah tidak peduli dengan itu semua pergi meninggalkan mereka berdua dengan emosi yang masih membara.

Saat saya hendak mengambil motorku yang ku parkirkan di seberang, tiba-tiba sebuah motor yang melaju kencang menabrakku dari belakang. Aku pun terjatuh dan tak sadarkan diri. Cukup lam saya pingsan dan saat terbangun saya tubuhku penuh dengan luka dan perban. Ketika itu juga saya melihat Rengga dan Andi di sampingku. “Apa kamu baik-baik saja?” Tanya Rengga. “Iya saya baik!” jawabku dengan penuh sesal. Aku pun meminta maaf kepada Rengga dan Anda atas tingkahku hari ini dan berjanji akan lebih bertanggung jawab atas kewajibanku. Untung saja Rengga mau memaafkanku dan kami berdua kembali berteman.

Unsur-Unsur Instrinsik cerpen

1. Tema : Persahabatan 

2. Tokoh dan penokohan:

a. Protagonis = Rengga
b. Antagonis = Aku
c. Tritagonis = Andi

Penokohan

1. Watak tokoh Rengga yang pintar, supel dalam bergaul dan ramah disampaikan secara eksklusif oleh penulis atau penokohan analtik
2. Watak tokoh Andi yang baik, bertanggung jawab dan bijak disampaikan dengan tersirat melalui penokohan dramatic.
3. Watak tokoh saya yang tidak bertanggung jawab disampaikan melalui penokohan dramatic.

3. Alur

Alur yang dipakai pada cerpen di atas yaitu alur maju.

1. Perkenalan = Tokoh saya bertemu dengan Rengga di jalan menuju kelas.
2. Penanjakan = Tokoh Rengga mengajak tokoh Aku untuk mengerjakan kiprah kelompok.
3. Klimaks = Tokoh Aku dan Rengga beretengkar.
4. Anti titik puncak = Tokoh Andi menghentikan mereka dan tokoh Aku pergi meninggalkan mereka.
5. Penyelesaian = Tokoh Aku meminta maaf atas kesalahan yang telah diperbuatnya.
4. Setting

Tempat = Kampus
Waktu =  Pagi hari

Suasana = 

1. Tegang (Ketika tokoh saya dan Rengga bertengkar)
2. Haru (Ketiak tokoh saya meminta maaf kepada Rengga)

5. Sudut Pandang Pengarang

Penulis memakai sudut pandang pengarang orang pertama tunggal alasannya penulis terlibat eksklusif di dalam cerita.

6. Gaya Bahasa

Penulis memakai bahasa percakapan sehari-hari.

"Hei bro gimana kabar hari ini?” (Baris ke 3)
Penulis memakai majas metafora.

bunyi yang sudah tak absurd lagi bagiku menghampiri telingaku (Baris ke 2)

7. Amanat

Amanat yang ingin disamapaikan oleh penulis yaitu kita harus bertanggung jawab dengan kewajiban kita dan jangan terlalu memikiran diri sendiri atau egois.

Sumber http://www.kelasindonesia.com

Tuesday, June 26, 2018

√ Klarifikasi Unsur Ekstrinsik Cerpen Dan Contohnya

Penjelasan Unsur Ekstrinsik Cerpen dan Contohnya - Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa cerpen mempunyai unsur-unsur pembangun yaitu unsur instrinsik, unsur yang membangun dari dalam cerpen tersebut dan unsur ekstrinsik, unsur yang membangun dari luar cerpen. Kali ini kita akan membahas unsur-unsur ekstrinsik lebih jauh.

Unsur-unsur ekstrinsik di dalam sebuah cerpen antara lain, Latar belakang masyarakat, latar belakang pengarang dan nilai-nili yng terkandung di dalam cerpen itu sendiri. Berikut ini yaitu penjelasan-penjelasan mengenai unsur-unsur ekstrinsik cerpen dan contohnya.

 

Unsur-Unsur Ekstrinsik


A. Latar belakang masyarakat

Latar belakang masyarakat merupakan faktor-faktor di dalam lingkungan masyarakat penulis yang  mensugesti penulis dalam menulis cerpen tersebut. Ada beberapa latar belakang yang mensugesti penulis, diantaranya adalah:

1. Ideologi Negara
2. Kondisi Politik
3. Kondisi Sosial, dan
4. Kondisi ekonomi yang terjadi di dalam masyarakat.

B. Latar belakang penulis

Latar belakang penulis yaitu faktor-faktor dari dalam pengarang itu sendiri yang mensugesti atau memotivasi penulis dalam menulis sebuah cerpen. Latar belakang penulis terdiri dari beberapa faktor, antara lain:

1. Riwayat hidup sang penulis

Riwayat hidup sang penulis berisi wacana biografi sang penulis secara keseluruhan. Faktor ini akan mensugesti jalan pikir penulis atau sudut pandang mereka wacana suatu cerpen yang dihasilkan dari pengalaman-pengalaman hidup mereka. Kadang-kadang faktor ini mensugesti gaya bahasa dan genre khusus seorang penulis cerpen.

2. Kondisi psikologis

Kondisi psikologis merupakan mood atau motivasi seorang penulis dikala menulis cerita. Mood atau psikologis seorang penulis ikut mensugesti apa yang ada di dalam dongeng mereka, contohnya kalau mereka sedang duka atau bangga mereka akan menciptakan suatu dongeng duka atau bangga pula.

3. Aliran sastra penulis

Aliran sastra merupakan agama bagi seorang penulis dan setiap penulis mempunyai aliran sastra yng berbeda-beda. Hal ini sangat besar lengan berkuasa jug terhadap gaya penulisan dan genre dongeng yang biasa diusung oleh sang penulis di dalam karya-karyanya.

C. Nilai-nilai yang terkandung di dalam cerpen

1. Nilai agama

Nilai agama yaitu hal-hal yang dapat dijadikan pelajaran yang terkandung di dalam cerpen yang berkaitan dengan pedoman agama.

2. Nilai sosial

Nilai sosial yaitu nilai yang dapat dipetik dari interaksi-interaksi tokoh-tokoh yang ada di dalam cerpen dengan tokoh lain, lingkungan dan masyarakat sekitar tokoh.

3. Nilai moral

Nilai moral yaitu nilai-nilai yang terkandung di dalam dongeng dan berkaitan dengan moral atau etika yang berlaku di dalam masyarakat. Di dalam suatu cerpen, nilai moral dapat menjadi suatu nilai yang baik maupun nilai yang buruk.

4. Nilai budaya

Nilai budaya yaitu nilai-nilai yang berkenaan dengan nilai-nilai kebiasaan, tradisi, etika istiadat yang berlaku.


Advertisement

Contoh cerpen dan unsur-unsur ekstrinsiknya

Antara Sahabat dan Ego

Pagi itu tampak menyerupai hari-hari biasanya dengan langit biru cerah yang menutupi kampus ini. Hari itu saya ada kelas yang harus saya ikuti. Ketika aku  memarkirkan motorku, bunyi yang sudah tak gila lagi bagiku menghampiri telingaku, "Hei bro gimana kabar hari ini?” Dia yaitu Rengga sahabat baikku kaena kami telah berteman semenjak SMA. Rengga yaitu orang yng sangat supel dalam bergaul dan sangat ramah oleh sebab itu beliau mempunyai sobat yang sangat banyak dikampus, berbeda denganku yang sedikit masbodoh dan dingin. “Baik bro!” jawabku sambil merangkul pundaknya. Kami berduapun berlalu menuju kelas kami yang akan segera dimulai 15 menit lagi.

Sesampainya di kelas kami berdua berpisah. Aku mengambil daerah duduk yang paling belakang. Sedangkan Rengga menentukan dingklik yang paling depan, tak heran sebab beliau yaitu anak yang cendekia dan disenangi oleh setiap dosen. “Hey ga, bagaimana kiprah kelompok kita?” Andi yang merupakan sobat sekelas ku menghampiri Rengga dan menayainya. “Aku belum menyelesaikannya, bagaiman kalau kita selesaikan hari ini?” jawb Rengga.  “Baiklah kalau begitu kita selesaikan di kostku selepas kelas ini” Andi menimpali.

Setelah kelas usai, kami semua meninggalkan kelas dengan wajah yang gembira. Termasuk saya yang sedari tadi ingin segera keluar dan menuju kantin. Ketika saya ingin pergi ke kantin, Rengga dan Andi menahanku. “Eitt, mau kemana? ingat kiprah kelompok kita gak?” kata Andi. “Tugas lagi kiprah lagi kalian berdua kan dapat menyelesaikannya,” jawabku sedikit kesal. Mendengar jawabanku, Rengga merasa kesal beliau pun sedikit membentakku, “Kau harus lebih bertanggung jawab sedikit akan tugasmu, jangan menyerupai ini!” “Aku tidak peduli!” Rengga semakin murka kepadaku, mungkin ini yaitu kemarahannya yang terbesar semenjak kami berteman. “Kau sendiri kan dapat menyelesaikannnya, kamu akan si cendekia sedangkan saya si bodoh!” “Kenapa kamu berbicara menyerupai itu? ada apa denganmu? kamu menyerupai bukan sobat yang saya kenal!” jawab Rengga dengan nada tinggi. “Baiklah kalu begitu, anggap saja saya bukan orang yang kamu kenal!” kami berdebat cukup lama. Andi yang semenjak tadi termangu pun mulai berbicara sebab suasana semakin memanas. “Kalian berdua hentikan, Jangan berbicara menyerupai itu. Kalian berdua kan sahabat sejati” Andi melerai dan menasehati kami. Aku yang sudah tidak peduli dengan itu semua pergi meninggalkan mereka berdua dengan emosi yang masih membara.

Saat saya hendak mengambil motorku yang ku parkirkan di seberang, tiba-tiba sebuah motor yang melaju kencang menabrakku dari belakang. Aku pun terjatuh dan tak sadarkan diri. Cukup lam saya pingsan dan dikala terbangun saya tubuhku penuh dengan luka dan perban. Ketika itu juga saya melihat Rengga dan Andi di sampingku. “Apa kamu baik-baik saja?” Tanya Rengga. “Iya saya baik!” jawabku dengan penuh sesal. Aku pun meminta maaf kepada Rengga dan Anda atas tingkahku hari ini dan berjanji akan lebih bertanggung jawab atas kewajibanku. Untung saja Rengga mau memaafkanku dan kami berdua kembali berteman.
(AN)
           
Unsur-unsur ekstrinsik cerpen

A. Latar belakang masyarakat

Sesuai dengan cerpen yang ditulis oleh pengarang diatas, kemungkinan keadaan lingkungan pengarang yaitu lingkungan yang penuh dengan suasana pergolakan hati dan ketidak puasaan penulis dengan apa yang ada di dalam dirinya. Penulis juga menulis dongeng ini biar pembaca mengetahui bahwa di dalam lingkungan atau kehidupan bermasyarakat selalu ada konflik atau masalah-masalah tiba menguji kita semua.

B. Latar belakang pengarang

Cerpen ini ditulis oleh seorang pengarang yang berinisial AN. Dia yaitu pengarang yang masih muda dan ada kemungkinan beliau merupakan seorang pelajar yang sedang menempuh pendidikan dan bukan merupakan seorang penulis yang telah malang melintang di dunia sastra. Ini dapat dilihat dari gaya bahasa yang dipakai oleh pengarang yaitu kebanyakan bahasa-bahasa anak muda atau dapat disebut juga dengan bahasa gaul.

Contoh:

"Hei bro gimana kabar hari ini?” baris ke 3
“Baik bro!” jawabku sambil merangkul pundaknya baris ke 6
“Eitt, mau kemana? ingat kiprah kelompok kita gak?” baris ke 16

Dikarenakan penuis cerpen di atas yaitu anak muda, karangan-karangan AN cenderung bertemakan kehidupan menyerupai persahabatan, dan romansa.

C. Nilai-nilai yang terkandung di dalam cerpen

1. Nilai agama

Di dalam cerpen tersebut terkandung nilai-nilai agama bahwa kita seharusnya jangan iri dengan orang lain sebab setiap orang mempunyai potensi dan bakatnya masing-masing.

2. Nilai sosial

Cerpen tersebut mengajarkan kita untuk baik kepada setiap orang biar disenangi oleh orang banyak dan juga cerpen tersebut mengajarkan kita bahwa emosi dan ketidakpedulian terhadap sesuatu akan merugikan diri sendiri maupun orang lain yang ada di sekitar kita.

3. Nilai moral

Nilai moral yang terkandung di dalam cerpen ini yaitu kita harus bertanggung jawab dengan apa yang telah menjad kewajiban kita dan juga, apa bila kita bersalah hendaknya kita introspeksi diri dan meminta maaf.

4. Nilai budaya

Nilai budaya yang dapat kita petik di dalam cerpen ini yaitu suatu persahabatan yang kuat tidak akan goyah waluapun dengan masalah-masalah yang menghantam mereka bila disertai dengan saling pengertian dan saling memaafkan antar sesama teman.

Sumber http://www.kelasindonesia.com

Monday, June 4, 2018

√ Pola Cerpen Beserta Unsur Ekstrinsik Dan Intrinsik Lengkap

Contoh Cerpen Beserta Unsur Ekstrinsik dan Intrinsik Lengkap - Simak klarifikasi mengenai unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik dari sebuah cerpen berikut ini.

Arin dan Mimpinya


Arin berasal dari keluarga yang cukup serasi yang terdiri dari ayah ibu dan dengan 2 anak wanita mereka yaitu Arin dan Raty. Karena keterbatasan dana, semenjak Sekolah Menengah Pertama Arin sudah bersekolah jauh dari orang tuanya. Dia tinggal bersama saudara dikeluarga ibunya. Seringkali ia merasa ingin bersekolah bersama keluarga, ibu, ayah dan 1 adiknya. Tapi sayangnya, ia sudah terlanjur meminta kepada orang tuanya untuk tinggal dan bersekolah dengan bibinya yang tinggal sangat jauh dari tempatnya berada.

Tiga tahun sudah berlalu, Arin meminta kepada orangtuanya biar sesudah lulus Sekolah Menengah Pertama ia melanjutkan kesekolah negeri bersahabat dengan orang tuanya. Permintaan itu dikabulkan oleh ibunya tetapi ayahnya sedikit keberatan. “kenapa kau pindah, Rin ? apakah ada dilema di sekolahmu sehingga kau ingin pindah?” tanya ayahnya. “Tidak yah, Arin ingin pindah sekolah karna Arin ingin mencari pengalaman lebih banyak lagi di sekolah lain” jawab Arin. “Lalu bagaimana dengan bibi mu, apakah beliau baiklah dengan keputusanmu itu?” tanya ayahnya. Dengan berat hati Arin menjawab, “Aku belum bicara kepad bibi, tetapi niscaya saya akan menyampaikan padanya segera”

Arin tolong-menolong tahu jikalau orang tuanya merasa keberatan bukan alasannya ialah beliau harus tinggal bersama bibinya. Namun alasannya ialah mereka tidak bisa untuk mensekoahkan Arin di sana. Arin pun bimbang dan ragu. Di satu sisi beliau ingin kumpul lagi bersama orang tuanya, di sisi lain beliau tahu ayahnya tak punya uang untuk menyekolahkannya. Hari demi hari berlalu, Arin semakin rindu kepada keluarga kecilnya. Tak jarang beliau selalu menangis sampai larut malam.

Bibi Arin pun menyadari apa yang Arin rasakan ketika ini. “Kamu kenapa nak?” tanya bibinya. “Aku baik-baik saja kok bulek, saya hanya sedang kelelahan,” jawab Arin. Sebenarnya Bibinya pun sudah mengetahui apa yang sedang Arin rasakan tetapi beliau tak mau menambah beban Arin ketika ini. “Nak bibi akan selalu mendoakanmu, Bibi juga akan selalu mendukung apa yang ingin kau lakukan, berusahalah dengan ulet untuk mendapat keinginanmu,” nasehat bibinya. Setelah mendapat nasehat itu, Arin menjadi semangat. Meskipun Arin belum membicarakan dilema kepada bibinya, beliau tahu bahwa bibinya akan selalu mendukungnya.

Beberapa hari sesudah itu, Arin mendapat kabar bahwa sekolah SMAN 1 Bumi Putera di bersahabat rumah orang tuanya mengadkan lomba pidato dan pemenangnya akan diterima bersekolah disana dan mendapat beasiswa. Arin pun mengikuti lomba pidato itu dan alhasil keluar sebagai pemenang. Dia pun memberitahukan kabar besar hati itu kepada orang renta dan Bibinya.

Pada awalnya mereka belum menyetujuinya. Namun sesudah mendapat klarifikasi dari Arin, alhasil permintaanny diperbolehkan oleh orangtua dan bibinya. Tapi sayang, pihak sekolah sempat menahan Arin alasannya ialah prestasi-prestasi dari dirinya. Sekolah tidak mengizinkan Arin pindah ke Sekolah Menengan Atas lain karna ia membawa prestasi cemerlang. Tetapi sesudah mendesak kepala pimpinannya, alhasil Arin diperbolehkan pindah. Ia sangat bahagia sekali. Ia juga duka ketika ia berpamitan dengan teman-temannya yang sayang padanya. Arin berpesan kepada teman-temannya untuk selalu semangat dan ulet dalam berguru dan juga tidak melupakannya.

Ketika masuk tahun anutan baru, Arin pun bisa kembali berkumpul bersama orang tuanya. Ia berkumpul bersama ayah, ibu, dan adiknya. Rasa rindu yang sangat mendalam sanggup berkumpul bersama keluarga walaupun makan dengan lauk sambal akan terasa lebih nikmat bila berkumpul bersama.
Advertisement

Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen “Arin dan Mimpinya”


1. Tema : Kebersamaan keluarga

2. Latar

Tempat : Rumah bibinya, Sekolah Arin, Rumah Arin
Suasana : Sedih (Tak jarang beliau selalu menangis sampai larut malam), Bahagia (Dia pun memberitahukan kabar besar hati itu kepada orang renta dan Bibinya), Haru (Ia juga duka ketika ia berpamitan dengan teman-temannya yang sayang padanya)
Waktu : Malam (Terbukti ketika Arin menangis alasannya ialah rindu keluarganya), Pagi hari (Terlihat ketika Arin mengikuti lomba pidato dan berpamitan kepada temannya)
3. Alur : Maju
4. Tokoh: Arin (Antagonis), Bibi dan Ayah (Tritagonis), Tidak ada tokoh antagonis alasannya ialah konflik yang terjadi ialah konflik batin tokoh utamanya
5. Penokohan:

Arin : Penyayang, Pintar, Berkemauan tinggi,
Bibi : Penyayang, Baik
Ayah : Pesimis, Baik

6. Sudut pandang : Orang ke tiga tunggal
7. Gaya Bahasa : Pengarang menyampaikaan ceritanya dengan bahasa yang gampang dimengerti tanpa kiasan sehingga dongeng gampang dimengerti
8. Moral Value: Jangan mengalah dengan keadaan karean setiap dilema niscaya ada jalan keluar

Unsur Ekstrinsik Cerpen “Arin dan Mimpinya”


1. Nilai-nilai dalam cerita

Moral : Saat tokoh Bibi mendukung apa yang akan dilakukan oleh Arin.
Perjuangan : Saat Arin tak berputus asa dengan nasibnya.
Kekeluargaan : Saat Arin berkumpul bersama keluarganya.

2. Latar belakang penulis

Penulis menjumpai beberapa fenomena di masyarakat ihwal terpisahkannya keluaraga akhir keadaan. Fenomena ini banyak terjadi di masyarakat, oleh alasannya ialah itu penulis ingin menginspirasi semua masyarakat khususnya yang mempunyai keadaan yang sama untuk terus berjuang alasannya ialah setiap ada dilema niscaya ada jalan keluar.

Sumber http://www.kelasindonesia.com

Saturday, June 2, 2018

√ Pengertian, Macam Macam Alur, Dan Contohnya

Pengertian, Macam Macam Alur, dan Contohnya - Di dalam sebuah karya sastra khususnya sastra yang berbentuk goresan pena menyerupai novel, cerpen dan lainnya ada sebuah unsur pembangun di dalamnya atau sering disebut juga dengan unsur instrinsik.

Salah satu unsur-unsur instrinsik tersebut yaitu Alur. Apa yang dimaksud dengan alur ? Alur yaitu tahapan atau rangkaian jalannya sebuah kisah yang disampaikan oleh pengarang kisah tersebut.

 

Tahapan Alur


Di dalam sebuah alur, ada beberapa tahapan-tahapan yang terbagi ke dalam 5 bab cerita, yaitu:

1. Perkenalan

Pada bab ini, penulis mulai memperkenalkan tokoh-tokoh, lattar yang ada di dalam kisah tersebut.

2. Pemunculan masalah

Pada tahapan ini, penuliis mulai memperkenalkan persoalan yang akan dihadapi oleh tokoh utamannya.

3. Menuju konflik

Penulis mulai mengarahkan tokoh utama masuk ke dalam konflik yang telah beliau perkenalkan sebelumnya.

4. Ketegangan

Pada tahapan inilah yang menjadi inti dari sebuah kisah dimana tokoh utama sedang berada di dalam sebuah persoalan yang sangat menegangkan.

5. Penyelesaian

Setelah melewati puncak masalah, penulis mulai membawa jalan kisah menuju penyelesaian persoalan tersebut. Apakah kisah tersebut akan berakhir senang atau malah sebaliknya. Semua itu merupakan keputusan penulisnya.

 

Macam-Macam Alur


Jika dilihat dari urutan kronologisnya, alur dikelompokan menjadi 3 macam yaitu, alur maju, alur mundur dan alur campuran. Di bawah ini yaitu macam-macam dan pola alur menurut urutan jalan ceritanya.

1. Alur maju

Pada alur maju atau disebut juga dengan alur progresif, penulis menyajikan jalan ceritanya secara berurutan dimuali dari tahapan perkenalan ke tahapan penyelesaian secara urut dan tidak diacak. Berikut ini yaitu pola kisah pendek dengan memakai alur maju.

Akibat Terlambat

Hari itu saya berdiri pagi terlambat. Ku lihat jam telah menerangkan pukul 7. Tanpa pikir panjang saya eksklusif berganti pakaian dan eksklusif menuju sekolahku. Di perjalanan sekolah, saya memacu kendaraanku dengan sangat kencang. Namun, tiba-tiba dari arah berlawanan ada seorang pejalan kaki yang melintas. Tanpa sempat menghindar lagi, saya pun menumbur dirinya.

Aku tepental dari motorku, sementara orang tersebut jatuh terperosok. Sontak saja orang-orang yang ada di sekitar jalan itu menghampiriku. Mereka geram dengan perbuatanku. Bahkan salah satu dari mereka hendak memukul diriku. “Ayo kita pukuli saja orang ini,” teriak salah seorang. Dengan cepat mereka menarik bajuku. Aku sempat dipukuli beberapa kali hingga wajahku membiru. Namun, beberapa ketika kemudian saya mendengar bunyi seseorang. “Sudah hentikan kita seharusnya jangan main hakim sendiri,” kata seorang laki-laki yang tidak saya kenal itu. “tapi beliau telah menabrak laki-laki itu Pak!” “sudah bubar kalian,” laki-laki itu membentak.

Akhirnya mereka semua bubar. Aku merasa sangat beruntung alasannya yaitu ditolong olehnya. “Terimakasih Pak, saya tidak akan selamat kalau tidak ada Bapak dan saya akan mempertanggung jawabkan perbuatanku!” kataku mengiba. “Sudahlah kini kamu pergi antarkan orang yang kamu tabrak itu ke klinik” perintah bapak itu. Setelah itu saya eksklusif pergi membawa orang yang saya tabrak ke klinik untuk diobati. Hingga hari ini saya tidak mengenal siapa laki-laki baik yang menolongku waktu itu.
Advertisement

2. Alur mundur

Alur mundur yaitu proses jalannya kisah secara tidak urut. Biasanya pengarang memberikan ceritanya dimulai dari konflik menuju penyelesaian, kemudian menceritakan kembali latar belakang timbulnya konflik tersebut. Contoh kisah memakai alur mundur.

Perkelahian

Ketika Budi hendak memasuki kelasnya, beliau melihat orang-orang sedang berkumpul. Ia pun merasa ingin tau dan menghampirinya. Betapa terkejut Budi ketika itu ketika mengetahui bahwa Andi dan Rian sedang berkelahi. Andi yang sangat murka mendaratkan pukulannya di wajah Rian. Lalu Rian membalasnya dengan menerjang tubuh Andi.

Melihat insiden itu, Budi pun melerai mereka. “Hey kalian hentikan!” Kata Budi sambil memegang Tubuh Rian yang terjatuh. “Kau jangan ikut campur Bud, ini persoalan kami berdua,” Kata Andi. “Lepaskan saya Bud, saya akan menghajarnya,” timpal Budi. Budi yang badannya lebih besar menyeret mereka berdua menjauhi keramaian itu. “Sudahlah hentikan, apapun masalahnya semua sanggup dibicarakan,” Budi memarahi mereka. “Tapi ini salah Rian, beliau menghilangkan bukuku dan tidak mau menggantinya,” kata Andi. “Aku kan sudah bilang saya akan menggantinya, tetapi kamu tidak mau mendengar perkataanku malah mengajakku berkelahi,” timpal Rian.

Budi yang telah mengetahui persoalan tersebut mencoba untuk menenangkan mereka. “Sudahlah kalian kan sobat baik. Janganlah menyerupai ini, selesaikan semua persoalan dengan kepala dingin,” kata Budi. “Andi kamu seharusnya jangan lekas emosi dan Rian kamu juga jangan mudh terpancing, sudahlah lupakan persoalan ini. Toh Rian berjanji akan menggantinya,” Budi menasehati mereka. Akhirnya mereka berduapun saling memaafkan dan erat kembali. Setelah beberapa hari, Rian dan Andi pun menemui Budi. Mereka berterimakasih alasannya yaitu mereka telah menjadi sobat menyerupai dulu kembali.

3. Alur campuran

Alur jenis ini yaitu gabungan dari alur maju dan alur mundur. Penulis pada awalnya menyajikan ceritanya secara urut dan kemudian pada suatu waktu, penulis menceritakan kembali kisah masa kemudian atau flash back. Cerita yang memakai alur ini cukup sulit untuk dipahami dan membutuhkan konsentrasi yang cukup tinggi. Contoh:

Apa yang ditanam itu yang akan dituai

Sore hari itu, Reza sedang bekerja. Dia yaitu seorang penjual roti keliling. Ketika beliau sedang melewati jalan yang sangat ramai, beliau melihat seorang anak kecil yang sedang berjualan Koran. Reza merasa kasihan dengan anak itu. Dia pun memanggilnya, “Hey nak kenapa kamu tidak bersekolah?” tanya Reza. “Aku harus membantu Ibuku Pak,” jawab anak itu. Karena merasa kasihan Reza membeli semua korannya. Anak itu pun sangat senang dan gembira.

Setelah lima tahun berlalu, Reza tetap menjalankan hari-harinya bekerja sebagai penjual roti. Ketika beliau sedang menjajakan rotinya, beliau mengalami sebuah kecelakann. Dia tertabrak sebuah sepeda motor dan jatuh dengan penuh luka. Ia pun pingsan. Saat sehabis sadar Reza sudah berada di rumah sakit. Selama di sana Reza mendapat perawatan yang sangat baik. Hingga jadinya beliau sembuh, tetapi beliau merasa heran kenapa selama dirawat, beliau tidak pernah dimintai biaya perawatan. Reza kemudian bertanya kepada salah satu perawat, “Suster saya heran kenapa saya tidak dikenai biaya perawatan sedikit pun,” “kami mendapat perinta dari atasan untuk merawat Bapak” jawab suster itu.

Reza pun merasa heran dan segera menemui pemilik rumah sakit itu. “Maaf Pak, saya ingin mengucapkan terimakasih atas kebaikan Bapak,” kata Reza. Tetapi pemilik rumah sakit itu hanya tersenyum kecil dan berkata, ”seharusnya saya yang berterimakasih kepada Bapak, berkat Bapak saya menjadi menyerupai kini ini,” jawab pemilik rumah sakit tersebut. Reza pun semakin heran. Dia merasa tak pernah menolong apapun. “Apakah Bapak tidak ingat? Saya yaitu anak yang Bapak tolong 5 tahun lalu. Pada ketika itu saya sedang membutuhkan uang untuk membayar kuliahku. Aku hampir frustasi dan tetapkan untuk berhenti alasannya yaitu tidak ada seorang pun yang membeli dagangaku. Tetapi Bapak menolongku hingga jadinya saya sanggup melanjutkan kuliahku,” pemilik rumah sakit tersebut menjelaskan.

Ternyata pemilik rumah sakit tersebut yaitu anak yang ditolong Reza 5 tahun yang lalu. Dia yaitu seorang mahasiswa yang sedang dalam persoalan keuangan. Setelah mendapat sumbangan dari Reza, beliau pun kembali sanggup melanjutkaan kuliahnya. “Baik sekali Bapak itu, suatu ketika saya harus membantunya” pikir anak itu. Perjuangan dan niat anak itu pun tak sia-sia hingga jadinya beliau menjadi pemilik rumah sakit itu.

Setelah mengetahui hal tersebut, Reza pun menitikan air mata. Dia jadinya mengingat bahwa anak yang ia tolong waktu itu telah sukses dan menjadi pemilik rumah sakit terbesar ini.

Sumber http://www.kelasindonesia.com

√ Perbedaan Novel Dan Cerpen Lengkap

Perbedaan Novel dan Cerpen Lengkap - Cerpen yaitu salah satu karya sastra yang berbentuk prosa gres berupa kisah naratif. Cerpen atau kisah pendek merupakan kisah yang cenderung padat, mempunyai kesatuan tema dan mengutamakan sebuah problematika yang tengah dihadapi oleh tokoh utama dan bagaimana tokoh utama tersebut menemukan penyelesaian masalahnya dalam kisah tersebut. Dalam penyampaian ceritanya, cerpen lebih pendek dibandingkan dengan karya sastra tertulis lain.

Sementara itu, novel yaitu bentuk prosa usang yang ceritanya sangat luas dan kompleks. Novel menceritakan sebagian besar permasalahan hidup yang di hadapi oleh tokoh utamanya. Novel tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak. Pada umumnya, novel lebih menitik beratkan pada sisi-sisi yang ganjil atau menarik pada kehidupan tokoh utamanya.

Di bawah ini yaitu perbedaan-perbedaan yang ada pada novel dan cerpen bila dilihat dari unsur-unsur pembangunnya.

1. Alur

Alur yaitu urutan kisah yang dipakai oleh penulis untuk memberikan ceritanya. Ada beberapa macam alur yang sanggup ditemui dalam cerpen dan novel, yaitu alur maju atau disebut juga dengan alur progresif, alur mundur dan yang terakhir yaitu alur campuran.

Pada cerpen, penulis memberikan ceritanya dengan sederhana. Alur pada cerpen lebih gampang diidentifikasi bagian-bagiannya ibarat perkenalan tokoh, pengenalan konflik, pemunculan konflik, puncak konflik atau klimaks, dan antiklimaks atau penyelesaian masalah.

Sedangkan pada Novel, alur yang dipakai sangat kompleks dan membutuhkan perhatian ekstra untuk memahaminya. Alur-alur yang ada pada novel khususnya novel-novel terbaik sangat sulit ditebak alasannya selain alur atau urutan kisah utama, sub-sub alur sering dimunculkan sebagai komplemen kisah pada novel.

2. Konfik

Konflik yaitu permasalahan atau problematika yang dihadapi oleh tokoh utama. Konflik sendiri ada majemuk diantaranya yaitu konflik batin, maupun konflik fisik. Konflik di dalam kisah terjadi antara tokoh antagonis dengan tokoh protagonis, bahkan ada konflik yang terjadi pada tokoh utamanya dengan dirinya sendiri atau disebut dengan konflik batin.

Pada cerpen, penulis hanya meyajikan sebuah konflik di dalam ceritanya. Hal ini alasannya cerpen sangat pendek dan menceritakan sebagian kecil kisah atau permasalahan hidup tokoh utamanya. Konflik tersebut pada alhasil tidak mengubah nasib tokoh utamanya di dalam cerita.

Sedangkan pada Novel, Penulis menyajikan lebih dari satu konflik. Sebenarnya konflik utama pada kisah tersebut hanya satu, tetapi konflik utama tersebut menjadikan konflik-konflik kecil lainnya pada tokoh-tokoh yang ada di dalam novel. Konflik pada novel, pada alhasil menciptakan perubahan nasib tokoh-tokoh di dalam cerita.
Advertisement

3. Penokohan

Penokohan berbeda dengan tokoh. Jika tokoh yaitu huruf yang terlibat di dalam cerita, maka penokohan yaitu cara pengarang memberikan sifat atau budbahasa tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita. Penokohan di dalam cerpen maupun novel di sampaikan dengan dua cara yaitu secara pribadi dan tidak langsung. Pada penokohan secara langsung, penokohan disampaikan pribadi oleh penulisnya. Sedangkan penokohan tidak langsung, penokohan disampaikan secara tersirat melalui sikap atau sikap tokoh tersebut dengan tokoh lainnya.

Dalam cerpen, penokohan disampaikan dengan cara tidak mendetail dan kebanyakan melalui cara penokohan langsung.

Sedangkan pada novel, penokohan disampaikan dengan sangat mendetail dan kebanyakan memakai cara tak pribadi sehingga pembaca sanggup menilai sendiri budbahasa tokoh-tokoh dalam cerita.

4. Tema

Tema yaitu isi atau jiwa keseluruhan dari sebuah karya sastra. Tema itulah yang akan memilih isi dari kisah tersebut secara keseluruhan.

Tema-tema yang ada pada novel, kebanyakan mengambil tema-tema yang sederhana dan tidak terlalu kompleks ibarat perihal cinta, persahabatan, dan lain-lain.

Sementara itu, tema pada novel lebih luas dan kompleks. Bahkan pada beberapa novel ditemuakan 2 tema atau penggabungan dari satu tema. Tema pada novel, contohnya permasalan di masyarakat, konflik, dan lain-lain.

5. Tokoh

Tokoh yaitu orang-orang yang terlibat di dalam kisah pada novel atau cerpen. Dalam kisah ada 3 jenis tokoh yaitu antagonis sering disebut dengan tokoh jahat, protagonis disebut dengan tokoh baik, dan tritagonis yaitu tokoh yang muncul sebagai penengah.

Novel mempunyai tokoh yang lebih sedikit sekitar 4 atau 5 pelaku dan jarang ditemukan lebih dari 6 pelaku. Sedangkan pada novel, tokohnya lebih banyk daripada cerpen. Ada lebih dari 6 tokoh bahkan ada novel yang mempunyai belasan tokoh di dalamnya.

6. Latar

Latar yaitu situasi atau keadaan daerah atau terjadinya cerita. Ada beberapa latar diantaranya, latar waktu, tempat, dan suasana.

Cerpen mempunyai latar yang lebih sempit jikalau dibandingkan dengan latar pada novel yang mempunyai latar yang bervariasi.

Berdasarkan klarifikasi di atas, sanggup disimpulkan bahwa perbedaan antara ke dua prosa gres ini antara lain.



Perbedaan
Alur
Konflik
Penokohan
Tokoh
Tema
Latar
Novel
Komplek
1 Konflik
Tidak detail
Sedikit
Sempit
Sedikit
Cerpen
Sederhana
Banyak konflik
Detail
Banyak
Luas
Variatif
 

Sumber http://www.kelasindonesia.com

Friday, June 1, 2018

√ 9 Langkah Jitu Menciptakan Cerpen

Langkah Langkah Membuat Cerpen Secara Lengkap - Berikut ini, terdapat 9 langkah singkat yang mengajarkan Anda untuk bisa membuat sebuah cerpen yang baik.

1. Menentukan Tema dan target pembaca

Langkah awal yang harus dilakukan yakni menentukan tema dongeng yang ingin diangkat di dalam cerpen. Pemilihan tema sendiri sangatlah penting untuk dilakukan sebab temalah yang akan menentukan isi atau jalannya cerita. Hal ini juga akan menentukan baik atau jelek cerpen tersebut untuk dibaca. Ada banyak pilihan tema yang sanggup diangkat seperti, kehidupan, cinta, dan lain-lain. Namun, usahakanlah untuk menentukan tema yang sedang hangat. Yang harus diingat yakni tema yang baik yakni tema yang sanggup menimbulkan kesan tersendiri bagai para pembacanya.

Dalam menentukan tema biar tidak terjadi kesalahan pastikan untuk menyesuaikan tema yang dipilih dengan target pembaca cepen tersebut. Jika target pembaca cerpen yakni remaja, tema perihal cinta sanggup menjadi pilihan yang terbaik. Sementara jikalau sasaranya yakni dewasa, tema yang dipilh bisa lebih sensitif menyerupai permasalahan yang terjadi di masyarakat ketika ini.

2. Membuat kerangka karangan

Langkah selanjutnya yakni membuat kerangka karangan tersebut. Caranya yakni tentukan bagaimana alur jalanya dongeng tersebut nantinya. Proses membuat kerangka karangan ini sanggup mengacu pada tahapan-tahapan alur. Dimulai dari menentukan atau memperkenalkan tokoh-tokoh yang terlibat, latar, duduk kasus apa, bagaimana menampilkan masalah, bagaimana terjadinya konflik, dan penyelesaiannya.

Dengan membuat kerangka karangan ini, ide-ide yang ada di kepala tidak akan hilang sehingga memudahkan Anda untuk menulis cerpen.

3. Mulai menulis

Setelah mendapat tema dan kerangka karangan. Langkah selanjutnya, tidak lain dan tidak bukan yakni mulai menulis. Jangan tungu usang menyimpannya sebab ide-ide yang ada di dalam kepala Anda masih sangat hangat dan gampang untuk dikembangkan. Gunakanlah gaya bahasa yang menarik menyerupai pemilihan kata, majas, dan lain-lain.

Menulislah dengan gaya bahasa sendir tidak perlu terlalu dipaksakan dengan gaya bahasa yang puitis menyerupai Khalili Gibran . Tulislah semampu Anda dan jangan terbebani oleh panjangnya cerita. 7000 atau 8000 aksara semua itu terserah pada Anda.
Advertisement

4. Menulis kalimat pembuka

Tulisan yang pertama harus dibentuk yakni menulis kalimat pembuka. Menulis kalimat pembuka pada cerpen tidak sama dengan menulis kalimat pembuka pada goresan pena lainnya. Usahakan untuk membuatnya menarik dan membuat rasa ingin tau bagi pembaca untuk terus membaca cerpen hingga selesai.

Ada beberapa cara dalam menulis kalimat atau paragraf pembuka dalam cerpen, diantaranya yakni menampilkan duduk kasus yang akan dihadapi oleh aksara terlebih dahulu, memulainya dengan menuliskan agresi atau insiden konflik, menuliskan garis besar jalannya cerita, dan menampilkan letak insiden tempat, atau waktu berlangsungnya cerita.

5. Mengembangkan kerangka karangan

Setelah menulis kalimat pembuka, kembangkanlah kerangka karangan yang telah dibentuk sebelumnya hingga menjadi sebuah dongeng yang utuh. Rangkailah alur demi alur, obrolan demi dialog, dan insiden demi insiden yang telah dibentuk hingga menjadi suatu urutan dongeng yang logis. Ciptakanlah sebuah konflik yang menegangkan yang bisa melibatkan emosi pembacanya.  Tulislah semua pandangan gres yang ada di kepala dan terserah Anda mau dibawa kemana arah jalan ceriat cerpen tersebut. Namun, jangan hingga melenceng jauh dari tema.

6. Menentukan ending

Setelah selesai membuatkan kerangka karangan, tentutan ending atau peneyelesaian cerpen Anda, apakah cerpen tersebut akan berakhir senang yang disebut dengan happy ending atau berakhir dengan tragis. Menentukan ending bebas Anda lakukan, tetapi tentunya harus sesuai dengan jalannya dongeng tersebut biar terlihat logis biar pembaca tidak akan merasa cerpen Anda masih mengantung.

7. Memberikan jeda

Pada tahap ini Anda sudah mempunyai cerpen buatan sendiri, tetapi bukan berarti cerpen tersebut telah selesai. berilah jeda pada cerpen tersebut selama kira-kira 2 hingga 3 hari untuk revisi atau proses editing. Hal ini dilakukan untuk memperlihatkan waktu pada otak Anda untuk merevisi kalimat-kalimat yang sumbang atau penulisan yang tidak baik.

8. Mengedit cerpen

Revisi kembali  goresan pena Anda dengan membacanya berulang-ulang atau bisa meminta derma orang lain untuk melakukannya. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam menulis menyerupai penulisan ejaan, tanda baca sesuai dengan EYD atau bisa juga dengan menambahkan majas, diksi, logika dongeng secukupnya.

9. Mempublikasikan cerpen

Anda telah mempunyai sebuah cerpen dan langkah terakhir yang harus dilakukan yakni mempublikasikannya. Sebuah hasil karya yang baik akan mendapat apresiasi dari pembacanya. Hal ini juga bisa menjadi motivasi bagi Anda untuk terus menulis cerpen.

Sumber http://www.kelasindonesia.com

√ Pola Cerpen Persahabatan Beserta Unsur Intrinsik Dan Unsur Ekstrinsik

Contoh Cerpen Persahabatan Beserta Unsur Intrinsik dan Unsur Ekstrinsik - Mari kita simak teladan cerpen berikut ini, lengkap dengan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

RINTIK HUJAN


Hujan yang mengguyur Jakarta memaksa kakiku melangkah lebih cepat. Agak berlari saya menuju salah satu halte Busway yang berada di tempat rawamangun Jakarta timur sekitar beberapa meter dari Universitas Negri Jakarta. Meskipun jarak kampus dan rumahku beberapa kilometer, sepulang kuliah saya menentukan menaiki kendaraan umum. Mobil yang biasa ku pakai ku biarkan beristirahat dirumah. Aku ingin menikmati Jakarta dengan berjalan kaki. Kesibukan Jakarta yang bertambah pada sore hari, terkadang menjadi salah satu yang sanggup dinikmati. Orang-orang berjalan cepat, berburu dengan waktu, kesemerautan kendaraan; polusi dari knalpot kendaraan,pada saat-saat tertentu menjadi menarik. Hujan masih turun, dan Bus yang dinantikan belum juga tiba. Aku melihat 2 orang anak Sekolah Menengan Atas berlarian di tratoar bermain-main dengan lebatnya hujan. Tanpa kusadari saya tersenyum melihat mereka, dan pikiranku menerawang jauh, kembali ke 4 tahun silam, dimana saya masih berseragam putih abu-abu, masa yang menyimpan jutaan kenangan indah, perihal sosok yang sangat saya rindukan.

Hari itu sekitar selesai 2009 juga turun hujan, saya dan beliau berlari-lari kecil menuju gerbang sekolah. Gerbang itu cukup besar terdapat goresan nama sekolahku dengan aksara kapital SMAN 25 BANDAR LAMPUNG, dikelilingi oleh tembok tinggi berwarna pucat. Dia yang bersamaku yakni sahabat terbaik yang pernah saya miliki, namanya Andre Gumilang, beliau orisinil suku Lampung.Ya, ketika Sekolah Menengan Atas saya memang bersekolah di Lampung, saya pindah dari Jakarta mengikuti kedua orang tuaku. Saat itu ayah sedang membangun perusahaannya di Lampung. Andre yakni sobat pertama yang ku kenal semenjak tinggal di Lampung tepatnya sekitar 3 tahun yang lalu. Kini kami sedang menikmati masa-masa selesai SMA. Andre yakni sosok yang ceria, nakal, setia kawan, dan bekerjsama sosok yang cukup bakir bahkan lebih bakir dari aku, meskipun beliau sering bolos,nilai-nilainya sangat bagus. Tak pernah sekalipun kulihat beliau bersedih, entahlah saya anggap hidupnya selalu bahagia. Dia sering kali mangkir dari pelajaran kimia, tak pernah ku tau kemana beliau pergi ketika membolos. Dia hanya menjawab jikalau beliau pergi kesuatu tempat untuk menghindari guru atau teman-temannya. Dia yakni sosok yang hebat, beliau selalu ada di sampingku, persahabatan kami sangatlah indah.

Tapi, akhir-akhir ini beliau berubah, beliau tidak seceria yang kemarin, sering kudapati beliau sedang melamun. Aneh, tak ibarat biasanya, sering saya mencoba mengetahui bagaimana hidupnya sebenarnya, namun tidak berhasil. Meskipun kami sudah berteman semenjak kelas 1 SMA, saya tidak terlalu tau banyak perihal dirinya, karna beliau sangat tertutup untuk problem pribadinya. Dari tatapan matanya sanggup kusimpulkan bahwa selama ini ada sebuah diam-diam yang tak pernah beliau ingin siapa pun mengetahuinya, termasuk aku.

Sepulang sekolah beliau terlihat sangat tergesa-gesa.

“Dre..lo mau kemana? Buru-buru amat”. Aku bertanya sambil menghentikan langkahnya.

“gua ada urusan bim, sorry gua hari ini gak bisa ikut mencar ilmu di rumah lo”.

“iya, emang lo mau kemana? Gua anterin ya, lo keliatan pucet gitu, gua bawa kendaraan beroda empat bokap tuh”. Pintaku biar saya tau tujuannya.

“etdah..kagak usah bimo!! Gua baik-baik aja kok, Gua bisa sendiri, lo pulang aja kan udah dinantikan nyokap lo dirumah”.

Andre pribadi pergi tanpa menghiraukan hujan yang membasahi tubuhnya serta saya yang berusaha mengejarnya, beliau hilang di antara keramain, dan sempat kulihat beliau menaiki sebuah angkutan umum.

“heemm, mau kemana dia? Itu kan bukan arah rumahnya?”. Gumamku dalam hati.

Sejak hari itu beliau berubah, beliau bukan ibarat Andre yang kukenal, saya merasa ibarat ada jarak antar kami. Dia sangat jarang masuk sekolah. Sekalinya masuk, beliau seolah menghindariku. Entah sudah berapa puluh sms yang kukirim padanya namun tak ada satupun yang dibalas.

“Dre, lo ada problem apa? Lo kenapa? Kenapa lo ngehindarin gua terus? Gua salah apa sama lo? Lo udah gak mau temenan sama gua lagi?. Dre, ahad depan kita ulang tahun, gua mau lo dateng dan niup lilin bareng gua, orang bau tanah gua mau kita ngadain pesta bareng, lo bakal dateng kan? . Dre gua itu sahabat lo, apapun yang lo butuhin gua bakal berusaha bantuin lo, dan apapun yang lo mau gua bakal berusaha mewujudkannya, plis dre lo jangan hindarin gua kayak gini terus, gua kangen maen bola bareng lo, gua pengen ikut balapan motor sama lo lagi, dre semoga semua baik-baik aja”

Dan beberapa ahad sebelum ujian nasional berlangsung beliau tidak pernah lagi masuk sekolah. Aku mendapat kabar bahwa beliau pindah dan berhenti sekolah. Aku sebagai sobat merasa sangat marah, saya murka karna beliau pergi begitu saja. Dia pergi tanpa mengucapkan perpisahan, dan beliau pergi tanpa menghadiri pesta ulang tahunku. Ada rasa terhianati disini, dan beliau pergi dengan meningkalkan banyak pertanyaan di benakku. Seusai pembagian ijazah, saya kembali tiba kerumahnya yang kotor, terlihat bahwa selama ini tidak dihuni. Warga sekitar mendengar kabar bahwa beliau dan keluarganya pindah ke Jakarta, namun tak ada yang tau alamat pastinya. Hari-hari terakhir di Lampung sangat membosankan. Kemudian saya melanjutkan kuliah di UNJ, dan menentukan menetap sendiri di rumah lamaku di Jakarta timur. Hari demi hari saya berharap mendapat kabar dari Andre, sampai suatu hari di tahun 2012 saya mendapat sebuah paket. Disana tertulis namaku dan nama pengirimnya yang tak lain yakni Andre.
Advertisement

Kulihat box itu penuh dengan beberapa barang dan surat.

Untuk sahabatku Bimo

Bim, maaf karna gua gak pernah ngasih kabar ke lo, gua cuman gak mau ngelibatin lo dalam problem gua, maaf kalo gua gak bisa dateng ketika lo ulang tahun, gua pengen banget dateng, tapi gua gak bisa bim, hari itu gua kerumah sakit, gua harus ngikut kemoterapi, selama ini jadwal kimia kita bertepatan dengan jadwal kemo gua bim, makanya gua gak pernah ngajak lo waktu bolos. Maaf gua gak pernah ngasih tau lo keadaan gua yang sebernya, gua gak bisa ngeliat sahabat gua yang cakep kayak lo sedih. Gua pindah ke Jakarta, karna disini peralatan kemonya lebih lengkap. Gua sempet beberapa kali ngeliat lo, gua selalu ada di sisi lo bim, gua seneng alhasil lo bisa kuliah di jurusan yang lo pingin. Gua senang sempet kenal sama lo bim, makasih untuk semuanya, ini ada surat-surat yang gua bikin disetiap ulang tahun lo, ada juga kado-kado buat lo, mungkin ketika lo terima ini semua, gua udah gak ada di dunia ini bim, tapi gua bakal selalu ada di hati lo, kita akan tetap jadi sahabat bim,

Sahabatmu

Andre


Air mata tak bisa ku bendung lagi, saya menangis. Aku masih tak percaya bahwa Andre tlah tiada. Hari itu juga saya pribadi menuju alamat yang terdapat di kotak itu dan ternyata benar. Aku di antarkan oleh ayahnya ke makam Andre. Aku bersimpuh lemas dihadapan makamnya, beliau yang kunanti selama ini telah tiada. Lagi-lagi hujan turun menemani kesedihanku.

“hey,kak bimo..kok ngelamun aja sih,ayok naik tuh busnya udah sampe”.

Aku disadarkan oleh Tiara, sosok bagus yang menemani hariku kini, hujan telah reda. Makasih Andre, kamu telah mengajarkan banyak hal pada ku, perihal arti persahabatan yang sebenarnya, perihal usaha hidup dan perihal cara mensyukuri apapun keadaan kita sekarang. Aku akan selalu mengenangmu di setiap rintik hujan yang turun,hujan yang hadir di ketika pertemuan pertama dan terakhir kita.

END

 

Unsur-Unsur Cerpen


Unsur Instrinsik

1. Tema : Persahabatan

2. Latar (Setting)

Waktu : Sore hari (Kesibukan Jakarta yang bertambah pada sore hari, terkadang……), 2009 selesai (Hari itu sekitar selesai 2009 juga turun hujan……..)
Tempat : Halte Bus (aku menuju salah satu halte Busway yang berada…….), Sekolah (….berlari-lari kecil menuju gerbang sekolah), Makam (Aku bersimpuh lemas dihadapan makamnya)
Suasana : Riang : (……….bermain-main dengan lebatnya hujan), Sedih : (Air mata tak bisa ku bendung lagi, saya menangis…..), Marah : (Aku sebagai sobat merasa sangat marah, saya marah………)

3. Alur (Plot): Alur mundur

4. Tokoh : Aku (Bimo), Andre Gumelar

5. Penokohan: Aku : Sangat sayang dan perhatian terhadap sahabat, Andre : Pintar, baik, ceria, bandel dan tertutup

6. Sudut pandang : Orang ke dua tunggal

7. Gaya bahasa :

Dalam karangannya penulis menggunakan:

Majas : (Mobil yang biasa ku pakai ku biarkan beristirahat dirumah), (……masa yang menyimpan jutaan kenangan indah)
bahasa sederhana dan sehari-hari (“etdah..kagak usah bimo!! Gua…….)

8. Moral Value :

Janganlah meninggalkan sahabat meskipun dalam keadaan senang maupun murung alasannya sahabat yakni orang yang akan selalu ada di samping kita.

Unsur Ekstrinsik

1. Nilai-nilai dalam cerita

Nilai moral : Nilai ini ditunjukan ketika tokoh saya merasa khawatir dengan apa yang terjadi terhadap tokoh Andre.
Nilai persahabatan : Andre tetap mengingat tokoh Aku meskipun beliau dalam keadaan susah.
Nilai sosial : Tokoh Aku mengunjungi makam Andre.
Nilai budaya : Tokoh Aku merayakan ulang tahunnya dengan mengundang Andre.

2. Latar belakang penulis :

Cerita di atas merupakan salah satu kisah pengalaman hidup dirinya yang diceritakan dengan versi berbeda. Penulis ingin memberikan kepada para pembacanya bahwa persahabatan indah sesungguhnya masih ada di tengah-tengah kehidupan yang modern ini. Penulis juga ingin memberikan bahwa sayangi dan jangan pernah meninggalkan sahabat dalam keadaan apapun.

Sumber http://www.kelasindonesia.com