Sunday, June 17, 2018

√ Referensi Karangan Narasi, Pengertian, Ciri, Dan Jenisnya

Contoh Karangan Narasi, Pengertian, Ciri, dan Jenisnya - Suatu karangan yang menyajikan sebuah kisah berupa serangkaian kejadian yang disusun dengan urutan waktu atau kronologis ialah karangan narasi. Karangan ini sendiri bertujuan untuk menghibur para pembacanya melalui kisah atau kisah-kisah baik berupa kisah fiksi maupun non-fiksi yang disampaikan oleh penulis. Karangan narasi banyak ditemukan pada novel, roman, cerpen, biografi, dan otobiografi.

 

Ciri-Ciri Karangan Narasi


Sebuah karangan sanggup dikatakan sebagai karangan narasi kalau mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Isi karangan narasi berupa sebuah cerita, atau kejadian tertentu.
2. Cerita atau kejadian yang disampaikan mempunyai urutan waktu yang terperinci dari tahap awal hingga akhir.
3. Menampilkan suatu kejadian atau konflik di dalam cerita.
4. Memiliki unsur-unsur berupa latar, setting, tema, karakter, dan lain-lain.

 

Contoh-Contoh Karangan Narasi Pendek


1. Narasi Informatif/Ekspositoris

Narasi informatif ialah karangan yang bertujuan untuk memberikan sebuah informasi dengan sempurna mengenai suatu kejadian atau kejadian. 

Contoh:

Perang Surabaya

Pada tanggal 10 November meletuslah sebuah perlawanan rakyat di Surabaya untuk mengusir Belanda dan para sekutunya dari tanah air. Perang ini berawal dari kemarahan tentara inggris akhir dari terbunuhnya pimpinan mereka, Brigadir Jenderal Mallaby. Akibat tewasnya pimpinan mereka pihak Inggris dan sekutunya memperlihatkan sebuah ultimatum kepada seluruh p0juang yang da di Surabaya waktu itu untuk menyerah.

Bukannya menyerah, ultimatum tersebut malah dianggap sebuah penghinaan oleh para p0juang dan rakyat. Mereka membentuk sebuah milisi-milisi usaha untuk menghadapi piahk Inggris yang mengancam untuk menyerang.

Mengetahui utimatumnya ditolak, pihak Inggris dan sekutunya murka besar, kemudian pada 10 November pagi mereka melancarkan serangan besar-besaran melalui laut, darat dan udara dengan mengerahkan sekitar 30.000 infanteri, sejumlah pesawat terbang, tank dan kapal perang. Kota Surabaya diserang habis-habisan oleh pihak sekutu. Mereka mengebom gedung-gedung pemerintahan dan membunuh para p0juang. Kejadian waktu itu sangatlah mengerikan, pembunuhan terjadi di mana-mana dan menciptakan para p0juang terdesak.

Namun, diluar dugaan rencana mereka untuk menaklukan kota Surabaya dalam 3 hari gagal. Seluruh p0juang dan rakyat Surabaya turun ke jalan untuk melaksanakan perlawanan. Semangat juang para hero waktu itu muncul berkat seorang cowok yang berjulukan Bung Tomo, beliau dengan gagah berani memekikan pidato untuk mengkremasi seluruh semangat para p0juang.

Pertempuran Surabaya berlangsung sekitar 3 ahad dan dimenangkan oleh pihak sekutu. Meskipun kota Surabaya jatuh ketangan sekutu, perlawanan rakyat Surabya waktu itu membangkitkan semangat juang seluruh rakyat Indonesia.  

Advertisement
2. Narasi Artistik

Karangan narasi artistik ialah sebuah karangan yang menceritakan suatu kisah atau kejadian yang bertujuan untuk memperlihatkan pengalaman estetis kepada pembacanya. Cerita yang diceritakan dalam karangan ini berupa fiksi maupun non fiksi dan bahasa yang dipakai biasanya merupakan bahasa-bahasa figurative atau kiasan.

Contoh:

Pertarungan di Pagi Buta

Kala itu mentari belum bangun dari peraduannya, ayam-ayam andal pun belum melaksanakan tugasnya. Namun, Pak Raden telah keluar dari rumahnya. Kulitnya yang keriput dan tipis seperti tidak mempan oleh hembusan angin yang sedari tadi berusaha untuk membekukannya. Tangannya yang kekar memikul sebuah pancul di tangan kanannya sedangkan di tangan kirinya memegang sebuah bingkisan besar.

Pada dikala Pak Raden melangkahkan kakinya menuju sawahnya, langkahnya terhenti oleh tangisan anak bayi yang memecah keheningan pagi itu. Dengan sangat ketakutan Pak Raden mencari sumber datangnya bunyi itu. Betapa terkejutnya Pak Raden melihat seorang bayi yang mungil tergeletak di bawah pohon beringin besar itu. “Bayi siapa ini? Haruskah saya membawanya?” Pak Raden bimbang.

Ketika beliau ingin mengangkat bayi itu, tiba-tiba seekor harimau yang cukup besar menyerangnya, tetapi dengan sigap Pak Raden mengelak terkaman harimau itu. Ternyata bunyi tangis bayi itu, turut memancing seekor harimau. Tampaknya harimau tersebut sedang kalaparan beliau memandangi bayi yang tergeletak tersebut dengan tatapan yang mengerikan.

Melihat harimau tersebut pak Raden memakai cangkulnya untuk menjauhkan harimau itu. Tetapi harimau itu melawan, beliau berbalik dan menyerang Pak Raden. Terkaman harimau itu berhasil melukai Pak Raden. Dia jatuh di tanah dan terdesak, dikala harimau tersebut hendak menerkamnya kembali, Pak Raden mengambil cangkul yang berada di sampingnya dan mengarahkan kepada hariamu itu. Lalu tembuslah cangkul itu di perut harimau, kemudian harimau itu pun mati.

Setelah berhasil membunuh harimau itu, Pak Raden mengangkat bayi itu dan membawanya pulang bersamanya untuk diurus dan diangkat menjadi anaknya.

3. Narasi Sugestif

Narasi sugestif menceritakan sebuah kejadian atau kisah dengan maksud terselubung kepada para pembaca atau pendengarnya.

Contoh:

Apa yang Ditanam Itu yang Dituai

Hari itu langit sangat terik, Namun Budi tetap menarik gerobaknya. Dia susuri lorong-lorong pasar itu dengan harap ada yang membeli getuk buatan ibunya. Hari itu Budi sangat membutuhkan uang untuk biaya pengobatan ayahnya.

Sejak pagi tadi Budi mengelilingi pasar itu, tetapi tak ada seorang pun yang membeli bahkan hanya untuk menawarnya pun tidak ada. Budi hampir putus asa, pikiran-pikiran jahat pun mulai masuk ke otaknya. Namun, Budi teringat kata-kata ibunya bahwa berbuat baik dan berdoalah semoga mendapat berkah dari Allah. Lalu Budi menepis semua pikiran itu dan berdoa kepada Allah semoga beliau sanggup mendapat uang untuk mengobati ayahnya.

Lalu Budi melanjutkan perjalananya. Pada dikala Budi melewati kios-kios toko Budi melihat seorang laki-laki yang sedang mengikuti seorang perempuan tua. “Pasti orang itu akan berbuat yang tidak-tidak!” pikir Budi dan benar saja seketika laki-laki itu merampas tas perempuan itu. Wanita itu menjerit, dengan cepat kilat Budi menjegal pencuri itu hingga terjatuh. Tas itu pun terjatuh bersama si pencuri, kemudian pencuri tersebut melarikan diri. Budi mengambil tas itu dan memberikannya kepada perempuan itu.

“Terimakasih nak, untung ada dirimu,” kata perempuan itu memuji Budi. “iya, lain kali hati-hati ya bu!” jawab Budi sambil meninggalkan perempuan itu. “Hey nak tunggu, ini ada sesuatu untukmu,” kata perempuan itu. “tidak usah buk, saya tadi hanya kebetulan lewat,” jawab Budi. Wanita itu merasa heran dengan kebaikan Budi, kemudian tanpa sengaja beliau melihat gerobak getuk Budi dan berkata “Baiklah kalau kau tidak maenginginkan uang ini, biarakan saya membeli semua getukmu”. Mendengar bunyi itu Budi menjadi bahagia dan haru karenanya beliau sanggup mendapat uang dan membelikan obat untuk ayahnya. “Terimakasih bu!” jawab Budi kepada Wanita itu.

Sumber http://www.kelasindonesia.com