Sunday, June 17, 2018

√ Tips Membawa Kamera Ke Gungung Ketika Pendakian

Rencana seorang teman memotret sunrise di Sindoro gagal total. Lensanya berembun dan baterai yang telah dicharge penuh sebelum berangkat tiba-tiba drop dan hampir habis. Kecewa pasti, karena momen ketika semburat cahaya menembus embun tipis kala sang surya mulai muncul di ufuk timur tak akan terulang 2 kali hari ini.


Lensa berembun dan baterai kamera yang cepat drop ketika pendakian sering menjadi musuh utama para pendaki yang hobi menjepret keindahan alam pegunungan.


Ada beberapa hal yang sering saya lakukan untuk mengatasi hal tersebut;


Pisahkan dalam tas khusus, lengkap dengan raincover


Ini hal paling fundamental yang perlu diketahui. Saya tak pernah mencampur camera dalam carrier, lantaran rentan benturan. Bawa tas untuk kamera khusus, dengan busa pelindung yang cukup tebal didalamnya demi melindungi dari benturan. Pendakian tak pernah mudah, sepengalaman apapun, medan pendakian selalu memberi hal tak terduga.


Di Sindoro, saya sempat terpeleset dan terguling lantaran sepatu yang selip. Tas kamera saya terbentur cukup keras ke tanah berbatu. Beruntung, busa pelindung aksesori dan kain yang saya lilitkan ke tubuh kamera berhasil meredam benturan parah. Tak ada lecet dan kerusakan apapun di kamera.


Jangan terlalu usang berada dalam tas


Masukan kamera dalam tas hanya ketika melewati medan terjal dan berat saja. Terlalu usang menyimpannya dalam tas akan menciptakan kamera membutuhkan waktu usang untuk menyesuaikan dengan suhu luar. Tas yang dipakai pun harus dibentuk lubang udara semoga suhu di luar dan dalam tas tak jauh berbeda. Perbedaan suhu yang terlalu drastis menciptakan lensa berembun. Hal ini disebabkan lantaran ketika dipakai kamera akan memanas, sementara suhu diluar sangat dingin.


Saya selalu mengalungkan kamera di leher semenjak awal pendakian dan memasukan dalam tas hanya ketika melewati medan yang dirasa berat dan sanggup menyebabakan kamera terbentur menyerupai ketika harus memanjat tebing, atau menuruni jalur berpasir yang licin.


Manfaatkan keajaiban beras


Selalu siap sedia beras dalam jumlah yang cukup ketika mendaki. Bukan hanya untuk logistik makan, namun juga ‘mengobati’ lensa berembun.


Saat lensa terlanjur berembun menyerupai kasus teman saya di Sindoro, ada dua pilihan. Menunggu suhu diluar menghangat, atau menciptakan suhu tubuh kamera dingin. Saya menentukan cara kedua. Saya mengambil beras logistik secukupnya dan memasukan dalam tas kamera. Kamera saya tutup dengan beras, dan tutup rapat tas kamera. Dinginnya beras menciptakan suhu dalam kamera turun dengan lebih cepat. Embun dalam lensa pun hilang. Jika suhu kamera sudah mendingin, jaga semoga suhunya tetap stabil. Jika terlalu sering mengalami perubahan suhu drastis sanggup menimbulkan kondensasi di lensa dan meninggalkan bekas yang tak sanggup dihapus.


Cara lain, jemur saja diluar menunggu suhu luar menghangat. Namun jangan terlalu lama, cukup 10-15 menit saja.


Permasalahan baterai


Baterai kamera akan gampang drop di tengah suhu dingin. Saat akan tidur, cabut baterai kamerai dan jepit memakai ketiak atau selangkangan sehingga menjaga suhu baterai tetap hangat. Hal ini selalu saya lakukan ketika pendakian, selain tentu dengan menyiapkan baterai cadangan.


Jika kau mendaki dengan cara tek-tok atau tak menginap, usakan selalu semoga baterai cadanganmu tak lembab dan tetap hangat. Balut dengan kain kering rapat-rapat dalam tas.



Sumber https://phinemo.com