Keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia memang sungguh luar biasa unik. Ditambah lagi dengan keindahan formasi pulau menambah kemegahan Indonesia.
Foto dari sini
Saat ini, sudah banyak program TV yang menampilkan keanekaragaman Indonesia mulai dari makanan khas, baju adat, kebiasaan, sampai keindahan alamnya, namun banyak orang yang menentukan untuk melaksanakan perjalanan sendiri untuk melihat keanekaragaman Indonesia.
“The world is a book, and those who do not travel read only a page.” -Saint Augustine
Seperti kata Saint Augustine, dunia yaitu buku dan ketika seseorang tidak melaksanakan perjalanan (traveling) berarti dia cuma membaca satu halaman saja, alasannya yaitu ia tidak pernah pergi kemana-mana, tidak mencar ilmu lebih, mentok di satu halaman saja, di satu suku saja, di satu kebudayaan saja.
Foto dari sini
Perumpamaan Saint Augustine memang sedikit banyak menciptakan saya merasa terinspirasi untuk traveling. Karena sesudah saya traveling, saya banyak belajar, saya dapat melihat halaman lain yang belum pernah saya baca, saya mencar ilmu bahasa yang belum pernah saya pelajari.
Dengan hobi traveling, saya malah menemukan hobi baru, yaitu menulis. Lewatmenulis, saya dapat menyusun pengalaman dan kisah selama traveling menjadi halaman-halaman buku. Saya ibarat menyusun dunia menjadi sebuah buku yang dapat dibaca orang lain.
Namun, tak semua yang mempunyai hobi traveling mempunyai minat menulis yang baik. Kebanyakan hanya mementingkan selfie.
Baca juga:
- Kumpulan Foto Lucu Para Turis Ini Bisa Makara Inspirasi Gaya Foto Liburanmu
- Inspirasi dari Pak Dhe Yudi, Melakukan Perjalanan Naik Egrang Jogja-Jakarta
- Adis, Backpacker “Gembel” Keliling Dunia dengan Bujet Minim
- Belajar Lebih Peka Mengamati, Tak Sekadar Makara Penikmat Destinasi
- Ebbie Vebri Adrian, 9 Tahun Keliling Indonesia Demi Tampilkan “Surga” Bernama Indonesia Dalam Buku
“Menulis memang hal yang klasik, tapi kamu dapat menceritakan keunikan dunia lewat menulis.”
Saat ini memang banyak cara untuk menceritakan betapa uniknya dunia, salah satunya yaitu dengan membagikan video lewat YouTube maupun foto-foto di Instagram. Well, kelihatannya memang lebih menarik, tapi ini bukan berbicara soal menarik atau tidak menarik alasannya yaitu esensinya bukan itu.
“Menulis memang tak se-keren Youtube atau Instagram, tapi dari menulis orang-orang dari zaman dulu dapat menceritakan banyak hal supaya kita dapat belajar.”
Bicara perihal YouTube dan Instagram yaitu bicara perihal sebuah sistem, dan tak semua kawasan di Indonesia mempunyai saluran untuk masuk ke sistem ini. Masih banyak kawasan di Indonesia yang mempunyai keterbatasan sinyal, listrik, apalagi teknologi. Well, dengan pengalaman traveling yang kau sulap menjadi buku kau dapat membuatkan kisah dengan saudara-saudara di kawasan terpencil. Demi segala hal, menulis yaitu hal yang lebih keren dari apapun juga.
***
Meskipun terlihat klasik atau norak, menulis yaitu hal yang bermanfaat untuk orang-orang yang belum dapat traveling, saudara-saudara kita yang mempunyai saluran sulit untuk melihat dunia luar. Anggap saja menulis yaitu cara kita bersyukur kepada Tuhan, maka tulisanmu akan banyak bermanfaat bagi orang banyak. Setuju nggak?
Sumber https://phinemo.com