Pada Rabu (9/3) kemudian beberapa kawasan di Indonesia menjadi saksi atas fenomena langka Gerhana Matahari Total (GMT). Fenomena tersebut begitu menarik perhatian publik sampai banyak sekali turis asing dan NASA ikut tiba ke Indonesia untuk mengamati.
Peneliti dari Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) juga tak mau ketinggalan untuk mengamati insiden tersebut. Tetapi bukan wacana GMT, LIPI justru memperlihatkan perhatian khusus terhadap tingkah gila para binatang yang terjadi selama GMT.
Salah satu binatang yang bertingkah aneh ketika GMT yaitu burung kakatua. Kakatua selama ini dikenal sebagai binatang yang aktif dan lincah dalam beraktivitas. Namun, ketika GMT terjadi kakatua malah cenderung lebih membisu dan berdekatan dengan satu sama lain.
"Saat sebelum gerhana, mereka aktif bervokalisasi, terbang-terbang, di sini masih aktif bergerak," kata Rini Rahmatika selaku anggota Laboratorium bab burung Pusat Penelitian Biologi LIPI. "Dia sistemnya merayap satu kawat ke kawat lainnya."
"Saat gerhana, mereka membisu pada satu titik dan cenderung tidak jauh-jauh bertengger dalam satu ranting yang berdekatan," lanjut Rini. Peneliti Biodiversitas dan Konservasi Sumber Daya Laut Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Dr. Hagi Yulia Sugeha, juga mengungkapkan insiden serupa pada lumba-lumba.
"Seperti yang kita lihat tadi, ketika gerhana matahari mereka berpikir bahwa hari telah gelap," ujar Hagi. "Ia meresponnya dan nyaris tidur atau istirahat dengan menyembunyikan diri di bawah bak air, sesekali mengambil nafas."
"Sepertinya mereka memperlihatkan stres, biasanya jikalau di maritim lepas mereka dapat balik ke dasar sekitar kedalaman 50 meter alasannya yaitu ia merasa hari telah gelap," sambung Hagi. Burung pelikan yang biasanya aktif juga terlihat tidur ketika GMT, sedangkan kukang menentukan untuk bersembunyi di dedaunan pohon.
Demikian isu di atas agar bermanfaat untuk anda, terimakasih.
Sumber http://www.pgrionline.com