Manusia dan alam sering digambarkan bertentangan satu sama lain. Ketika gedung pencakar langit dibangun, pohon-pohon akan runtuh. Tetapi terkadang dunia mempunyai rencana yang berbeda. Setelah puluhan tahun kota nelayan kecil di Cina timur ini ditinggalkan, kini kota tersebut ditumbuhi tanaman hijau dan membuatnya menjadi indah kolam negeri dongeng.
Baca juga: Megahnya Gao Xinglin, Jembatan Terpanjang di Dunia yang Hubungkan China, Hong Kong dan Makau
Nampak rumah-rumah ditumbuhi tanaman hijau seolah-olah Taman Topiary alami. Sangat indah, bahkan alasannya keindahannya kini kawasan ini menjadi destinasi wisata sesudah ditinggalkan lebih dari 30 tahun.
Kota Hantu di China ini pernah berjaya di tahun 50-an
Kota yang disebut-sebut kota hantu ini berjulukan Desa Houtouwan. Ini merupakan desa di Pulau Shengshen China yang populer sebagai kota nelayan pada tahun 1950an.
Lokasinya 50 mil sebelah timur dari Shanghai dan mempunyai lebih dari 2.000 penduduk di masa itu. Awalnya kota ini berkembang selama beberapa dekade. Namun alasannya perkembangan zaman dan persaingan dengan kota-kota nelayan yang lebih besar, kesudahannya kota ini mulai ditinggalkan oleh para penduduknya.
Akses yang cukup sulit juga menciptakan alasan mengapa para penduduknya berpindah ke kota lain. Satu-satunya cara bagi warga untuk masuk dan keluar kota yaitu saat bahari sedang surut di jalan kecil di sisi bukit.
“Itu yaitu jalan untuk belum dewasa pergi ke sekolah, jalan saat orang bau tanah sakit yang ingin berobat dan melahirkan. Yang kita miliki hanyalah jalan kecil itu. Terlalu banyak perjuangan (untuk melewatinya)” kata seorang mantan penduduk setempat saat beliau kembali ke pulau hanya sebagai petugas keamanan.
Diperkirakan semua orang di kota itu pindah pada awal tahun 1900 an untuk mencari pekerjaan ke kota-kota besar. Mereka pindah ke kota terdekat di pulau yang sama. Jika dihitung sudah lebih dari 30 tahun kota ini ditinggalkan.
Untungnya, keindahan kota ini ditemukan di tahun 2015 sehingga kita sanggup melihat kota hantu ini berubah menjadi kawasan yang patut untuk dikunjungi.
Tahun lalu, pemerintah setempat menerapkan biaya masuk 50 yen (sekitar 50 sen) untuk mengunjungi kota yang ditinggalkan ini. Wisatawan kini sanggup berjalan di sepanjang jalan tanah yang menjalin antara rumah dan tanaman hijau. Beberapa rumah yang ditinggalkan masih mempunyai bangunan tak utuh yang menambahkan elemen seram saat mengunjungi destinasi ini.
Baca juga: 7 Tip Berkomunikasi di Negara Asing Tanpa Gadget
Tetapi untuk sanggup hingga ke kota ini membutuhkan waktu yang panjang. Setidaknya Kamu harus meluangkan waktu sekitar 36 jam untuk mencapai kota ini dari daratan China. Wisatawan harus menaiki aneka transportasi mulai dari feri, bus, hingga taksi untuk mencapai Kota Houtauwan. Tertarik untuk ke sana?
Sumber https://phinemo.com