Saturday, November 3, 2018

√ Buka Musrennas, Menag Bicara Pentingnya Rokok Dalam Perencanaan

Bogor (Kemenag) - Seorang perencana hakekatnya yakni otak dari organisasi secara keseluruhan, ia yang tahu kemana forum ini dituju, bahkan tidak hanya sekedar merencanakan. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memberikan perumpamaannya dalam abreviasi ROKOK, yaitu; Rencanakan, Organisasikan, Koordinasikan, Operasionalkan, dan Kendalikan.

“Jadi sebagai perencana tidak cukup fokus di perencanaan saja, tapi juga diorganisasikan, setelahnya dikoordinasikan, di sinilah titik krusial. Sebelum dioperasionalkan, ada tiga tahapan penting sebelumnya, yaitu perencanaan, organisasi dan koordinasi, gres sehabis itu kita laksanakan,” kata Menag ketika membuka Musyawarah Perencanaan Nasional (Musrennas) Kementerian Agama Tahun 2018 di Bogor, Selasa (13/03) kemarin.

“Dan dilaksanakan itu bukan kemudian simpulan begitu saja, tapi kemudian kendalikan atau kontrol, dan kemudian dimulai lagi dari perencanaan, begitu siklusnya” ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut Menag memberikan keinginannya semoga kegiatan atau pembangunan yang mangkrak di Kemenag harus jadi prioritas.

“Maka perencanaan dan pengorganisasian harus jadi titik perhatian,” tandasnya.

Menag juga menjelaskan wacana bagaimana menerapkan gaya kepemimpinan multi arah. Dikatakannya, bahwa kita semua yakni pemimpin, dengan perkiraan bahwa kepemimpinan itu seni menghipnotis orang lain untuk ikut apa yang dikehendaki.

Menurutnya, menghipnotis orang lain itu dua saja syaratnya, kemauan (motivasi) dan kemampuan (keterampilan, wawasan).

Maka, tambah Menag, ketika menghadapi persolan di wilayah tanggungjawab kerja kita, jangan pernah kita punya anggapan bahwa memimpin itu untuk bawahan saja. Menurut Menag, kini yang berkembang, memimpin atau menghipnotis bisa kepada siapa saja, bahkan kepada rekan atau yang di atas kita, alasannya yakni menghipnotis bisa kepada siapa saja  dan itu yang diterapkan di banyak institusi masyarakat kita.

“Sehingga bila dihadapkan masalah, jangan mendiamkan masalah tapi komunikasikan ketidaktahuan kita kepada atasan atau rekan sejawat. Makara komunikasi menjadi penting. Oleh karenanya, saya ingin setiap kita lebih pro aktif mensikapi permasalahan yang aneka macam di bidang kerja saudara sekalian. Maka komunikasikan kepada rekan sejawat,  tolong arahkan bagaimana memecahkan masalah,” ujarnya.

Dikatakannya, seorang perencana juga harus mempunyai kemampuan menemukenali masalah dengan baik.

“Maka saya berharap, melalui Musrennas kita bisa menemukenali masalah kemudian diurai dan dihasilkan solusinya, sehingga kegiatan selanjutnya menurut kebutuhan rill masyarakat,” ujarnya.

Menag juga minta untuk betul-betul memperbaiki bank data. Ditegaskannya, data kita harus jauh lebih akurat lagi.

“Karena seringkali dalam merumuskan kebijakan, seringkali kita gamang memilih program, dan data syarat mutlak menghadapi persoalan. Bagaimana kita bisa analisa dan memberi solusi, bila kita lemah dalam data, maka harus diperbaiki sistem perhimpunan data yang dimiliki, data divalidasi, alasannya yakni kita hidup bergerak. Karenanya data selalu berubah, tidak ada data yang statis maka selalu harus updating dan divalidasi.


Penulis : dodo
Editor : dodo

Sumber : kemenag.go.id (diakses 14 Maret 2018)

Sumber http://mialislamiyahkroya.blogspot.com