Wednesday, November 28, 2018

√ Taktik Dakwah Rasulullah Saw Kala Mekkah Lengkap (Siriyyah Dan Jahriyyah)

SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW PADA PERIODE ISLAM DI MEKKAH

Hidup di tengah-tengah orang Arab yang gemar memuja berhala tidak menciptakan nabi Muhammad saw ikut-ikutan memuja berhala bahkan dia membenci berhala-berhala itu dan kepada agama yang dianut oleh sebagian besar bangsa Arab. Nabi Muhammad saw lebih sering mengasingkan diri untuk berfikir perihal penciptaan alam semesta beserta segenap isinya. Gua HIra’ yang berada di bukit Nur (Jabal Nur) yakni kawasan dimana dia berkhalwat dengan khusyu hingga mendapatkan wahyu Allah swt.

A. Proses Kerosulan Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad saw yakni salah seorang anggota Bani Hasyim, suatu  kabilah yang ada di dalam suku Quraisy. Ia lahir pada tanggal 12 Rabiul Awwal tahun gajah, bertepatan dengan 20 Agustus 570 M. Pendidikan yang diberikan keluarga dan para pengasuhnya membekas dalam diri nabi Muhammad saw, sehingga ia menjadi orang yang menerima julukan al Amin.

Menjelang usianya yang keempat puluh, dia selalu berkhalwat di gua Hira’, sebuah kawasan yang terletak beberapa kilometer dari kota Mekkah. Di kawasan itu dia berusaha menenangkan jiwanya dengan cara bertafakkur. Hal itu dilakukan alasannya dia tidak tahan melihat situasi dan kondisi masyarakat Arab kota Mekkah ketika itu. Setelah usang berkhalwat, hasilnya pada tanggal 17 ramdlan tahun 611 M, atas perintah Allah SWT. Malaikat Jibril tiba ke hadapannya untuk memberikan wahyu yang pertama. Pada kesempatan itu, Malaikat Jibril meminta Muhammad saw untuk membaca wahyu pertama sebagai berikut:

SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW PADA PERIODE ISLAM DI MEKKAH √ STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MEKKAH LENGKAP (SIRIYYAH DAN JAHRIYYAH)
Q.S AL ALAQ AYAT 1-5

Nabi Muhammad saw mengikuti apa saja yang diucapakan malaikat Jibril dengan baik hingga hafal. Setelah itu, Jibril pun meninggalkannya, dan Rasulullah saw hasilnya pulang ke rumahnya dengan raut muka yang pucat dan menghampiri istrinya Siti Khadijah. Nabi Mummad saw kemudian menceritakan semua insiden yang dialaminya di GUa hira’. Setelah tenang, Siti Khadijah mengajak Nabi Muhammad saw untuk menemui spesialis kitab yang berjulukan Waraqah bin Naufal. Di depan Waraqah Nabi saw menceritakan semua yang terjadi, Waraqah dengan penuh perhatian mendengarkan dongeng yang disampaikan nabi Muhammad saw. Kemudian Waraqah membuka kitab Taurat dan Alkitab serta berkata “Demi Tuhan yang tiba itu ialah Malaikat Jibril yang pernah tiba kepada nabi Musa, baik-baiklah menjaga diri, tabahkan hatimu wahai Muhammad, kelak engkau akan diangkat menjadi Rasul, jangan takut, tapi gembiralah mendapatkan wahyu itu”. 

Setelah Nabi Muhammad saw menerima wahyu yang pertama dari Allah swt dan juga telah menerima pesan tersirat dari Waraqah bin Naufal, beberapa malam nabi Muhammad saw telah bersipa untuk mendapatkan wahyu kembali, tetapi wahyu tersebut tidak kunjung datang. Baru pada malam ke 40 wahyu kedua turun. Waktu itu nabi saw sedang berjalan-jalan ke suatu kawasan . Tiba-tiba mendengar suara: Ya Muhammad, Engkau benar utusan Allah”. Nabi saw merasa takut mendengar bunyi itu, dia segera kembali ke rumah menyuruh Siti Khadijah menyelimuti, bunyi tadi terdengar lagi dengan terang dan semakin bersahabat Jibril mendatanginya sambil duduk di atas dingklik antara bumi dan langit, kemudian turnlah ayat:

SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW PADA PERIODE ISLAM DI MEKKAH √ STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MEKKAH LENGKAP (SIRIYYAH DAN JAHRIYYAH)
Q.S al Muddatsir ayat 1-7

Setelah mendapatkan dan menghafal wahyu tersebut, Nabi saw menanggalkan selimutnya, rasa takut dan gemetarnyapun hilang. Mulai ketika itulah Muhammad diangkat menjadi Nabi dan rasul. Tugas gres telah datang, yaitu mengembangkan agama Islam kepada seluruh umat manusia, setelah itu wahyu pun turun terus menerus dan berkelanjutan.

B. Strategi Dakwah Nabi Muhammad saw

1. Dakwah secara Siriyyah (Sembunyi-sembunyi)
Dengan turunnya wahyu kedua, mulailah Rasulullah saw melaksanakan dakwah Islam. Langkah pertama yang dilakukan yakni berdakwah secara belakang layar di lingkungan keluarga terdekat. Hal ini sanggup dilihat dari firman Allah swt dalam surah Asy Syu’ara ayat 214:

SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW PADA PERIODE ISLAM DI MEKKAH √ STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MEKKAH LENGKAP (SIRIYYAH DAN JAHRIYYAH)
Q.S Asyu'aro ayat 214

Beliau berusaha menjelaskan pedoman Islam kepada keluarga dan sobat terdekatnya. Karena itulah orang yang pertama mendapatkan dakwahnya yakni kelaurag dan para sobat dekatnya. Mula-mula istrinya, istrinya Siti Khadijah mendapatkan permintaan tersebut. Lalu sepupunya yaitu Ali bin Abi Thalib. Kemudian Abu Bakar sobat karibnya semenjak anak-anak. Kemudian Zaid, bekas budak yang telah menjadi anak angkatnya. Ummu Aimah seorang pengasuh Nabi Muhammad saw semenjak ibunya Siti Aminah masih hidup.

Diantara sobat bersahabat rasul yang berhasil mengajak sobat karibnya untuk mendapatkan dakwah Islam yakni Abu bakar. Abu Bakar dikenal sebagai seorang pedagang yang amat luas pergaulannya. Melalui dia banyak orang yang masuk Islam. Diantaranya yakni Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqash, Thalhah bin Ubaidillah, Abu Ubaidah bin Jarrah, al Arqam bin Abil Arqam dan beberapa penduduk lainnya dari kabilah Quraisy. Mereka pribadi dibawa ke hadapan nabi Muhammad saw dan menyatakan ke Islamannya. Mereka ini dalam sejarah Islam dikenal dengan istilah Assabiqunal Awwalun yaitu orang-orang yang pertama memeluk Islam. 

Langkah dakwah yang dilakukan oleh rasulullah saw secara sembunyi-sembunyi ini berjalan selama tiga tahun. Dikatakan sembunyi-sembunyi alasannya kawasan dan proses dakwah serta para pengikut atau pemeluk Agama Islam bersifat tersembunyi dan rahasia. Strategi ini berakhir hingga datangnya perintah berdakwah secara terbuka atau terang-terangan.

2. Dakwah secara Jahriyyah (terang-terangan)

Setelah rasulullah saw melaksanakan dakwah secara siriyyah selama kurang lebih tiga tahun, maka turunlah wahyu yang memerintahkan semoga dia berdakwah secara terbuka di hadapan umum. Hal ini menurut firman Allah swt dalam Q.S al Hijr ayat 94:

SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW PADA PERIODE ISLAM DI MEKKAH √ STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MEKKAH LENGKAP (SIRIYYAH DAN JAHRIYYAH)
Q.S al Hijr ayat 94

Ayat ini yang menandai dimulainya dakwah Nabi Muhammad saw secara terang-terangan (secara umum) menyeru ke segenap lapisan manusia, baik dari golongan aristokrat maupun lapisan hamba sahaya.  Langkah pertama yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw dalam berdakwah secara terbuka yakni mengundang dan menyeru kerabat dekatnya dari Bani Muthalib. Ia menyampaikan kepada mereka, “Saya tidak melihat seorang pun dari kalangan Arab yang sanggup membawa sesuatu ke tengah tengah mereka lebih baik dari apa yang saya bawa kepada kalian. Saya bawakan kepadamu dunia dan alam abadi yang terbaik. ilahi memerintahkan saya untuk mengajak kalian semua. Siapakah dianatar kalian yang mau mendudkung saya dalam hal ini?”Mereka semua menolak kecuali Ali bin Abi Thalib.

Kemudian Nabi Muhammad saw mengajak masyarakat umum. Mereka mulai mengajak ke segenap lapisan masyarakat, mulai dari masyarakat bangsawan, hingga kelas hamba sahaya. Mula-mula ia menyeru penduduk Mekkah, kemudian penduduk negeri lain. Pertemuan dengan penduduk Mekkah dilakukan di Bukit Shaffa. Dalam pertemuan itu nabi Muhammad saw menjelaskan bahwa ia diutus oleh Allah untuk mengajak mereka menyembah Allah dan meninggalkan penyembahan terhadap berhala.

Masyarakat Quraisy tidak percaya sama sekali pada pidato yang disampaikan oleh nabi Muhammad saw, bahkan mendustakan dan mengejeknya. Diantara yang mendustkan itu yakni Abu Lahab dan istrinya. Isi Pidato tersebut antara lain sebagai berikut:

1) Peringatan dan bahaya Allah bagi orang yang tidak beriman. Sebaliknya, kenikmatan dan syurga bagi orang yang beriman dan berzakat shaleh.
2) Bahwa pada hari final zaman nanti dia tidak sanggup menunjukkan donasi kecuali amal perbuatan insan itu sendiri yang akan menolongnya.
3) Permohonan kepada keluarganya supaya sanggup membantu dan memelihara agama Islam.

Mendengar seruan itu, Abu Lahab berkata kasar, “ Kurang Ajar kamu hai Muhammad! Apakah hanya untuk ini kamu kumpulkan kami?” Kemudian Abu Lahab mengambil kerikil dan melemparkannya ke Nabi Muhammad saw. Dalam menghadapi insiden itu dia bersikap hening dan berjiwa besar. Ia hadapi semuanya dengna kesabaran dan tawakkal kepada Allah. dari insiden itu turun wahyu Allah yang mengutuk Abu Lahab dan istrinya (Q.S al Lahab ayat 1-5)

Dengan seruan terbuka itu, Nabi Muhammad saw dan Islam menjadi perhatian dan perbincangan di kalangan masyarakat kota Mekkah. Masyarakt Quraisy beranggapan pedoman yang dibawa Nabi Muhammad saw tidak memiliki dasar dan tujuan yang jelas. Oleh alasannya itu, mereka tidak peduli dan berusaha menentangnya habis-habisan sehingga agama Islam tersebut lenyap dari muka bumi ini. Selain itu, mereka mulai mengatur seni administrasi untuk mengacaukan acara dakwah Islam dan berusaha menghambat gerak laju perkembangan agama Islam di kota Mekkah dan masyarakat Arab lainnya.
Terdapat beberapa factor yang mendorong kaum Quraisy menentang dakwah Islam, yaitu:

1) Persaingan berebut kekuasaan, Kaum Quraisy tidak sanggup membedakan antara kenabian dan kekuasaan, mereka menduga bahwa tunduk kepada Nabi Muhammad saw berarti tunduk pada kekuasaan Bani Abdul Muthalib. Sedangkan suku-suku bangsa Arab selalu bersaing untuk merebut kekuasaan dan pengaruh.
2) Penyamaan antara kaum aristokrat dengan rakyat biasa (hamba sahaya), tradisi social bangsa Arab mengenal kasta, tiap-tiap insan digolongkan ke dalam kasta-kasta, padahal seruan nabi Muhammad saw menunjukkan hak yang sama kepada setiap manusia, alasannya itu kasta aristokrat dari kaum Quraisy enggan menganut agama Islam. Bahkan hamba sahaya sanggup lebih mulia dari tuanya apabila dia lbih bertakwa kepada Allah sawt
3) Takut akan hari pembangkitan, agama Islam mengajarkan bahwa setelah hari final zaman semua insan akan dibangkitkan dari kuburnya, orang yang berbuat baik akan menerima jawaban yang baik sedangkan yang berbuat jelek akan menerima siksaan. Kaum Quraisy tidak sanggup mendapatkan agama yang mengajarkan bahwa insan akan hidup kembali sehabis mati.
4) Taklid kepada pedoman nenek moyang, kaum Quraisy merasa berat untuk meninggalkan agama nenek moyang mereka dan mengikuti agama gres tersebut.
5) Faktor ekonomi, inilah yang menyebabkan kaum Quraisy enggan meyakini Islam alasannya dalam agama Islam tidak dipernolehkan menyembah berhala, padahal menciptakan patung yakni sebagai salah satu mata pencaharian mereka.

Meskipun begitu, Rasulullah saw terus berdakwah tanpa mengenal lelah dan tidak mempedulikan olok-olokan dan gangguan yang ditujukan kepadanya dan para sahabatnya yang lain. Bahkan dia terus berusaha berjuang untuk menegakkan risalah Allah di tengah-tengah kehidupan masyarakat Arab yang tidak baik tersebut.

Sumber Refrensi:
  • Buku Siswa Sejarah Kebudayaan Islam Kurikulum 2013 Kelas X ; Kementrian Agama RI

Sumber http://nderesmaning.blogspot.com