Ide tak kan berarti apa-apa tanpa sebuah tindakan. Tindakan pada sebuah ilham merupakan wujud praktek faktual dari ilham yang telah dipikirkan sebelumnya. Mewujudkan ilham dalam sebuah agresi atau tindakan memang bukan perkara mudah.
Ada jarak antara agresi dan tindakan. Jarak ini memilih kualitas dan nasib seseorang. Ada orang yang idenya cantik dan cemerlang, namun tidak berarti sebab tidak ditindaklanjuti. Ada juga orang yang tindakannya cantik tapi tidak efektif sebab tidak dipandu dengan ilham yang berkualitas.
Jarak yang dimaksud di atas seringkali berwujud sebagai "kehendak". Orang yang mempunyai ilham dan kehendak, tentu akan mau melakukan ide-ide tersebut. Bila orang yang mempunyai tindakan yang bagus, tentu ia akan berkehendak untuk bekerja lebih baik lagi. Bekerja lebih baik lagi tentu hanya sanggup dilakukan dengan adanya kehendak untuk mencari landasan ilham yang cemerlang.
Besar kecilnya kehendak sering dipengaruhi oleh keberanian dan kekhawatiran. Orang yang berani cenderung bersedia untuk senantiasa berpikir wacana ilham dan menindaklanjutinya dengan tindakan. Akan tetapi saat tidak dilengkapi dengan keberanian, setiap ilham yang ada saat akan ditindaklanjuti niscaya akan terselimuti dengan perasaan takut dan khawatir. Akhirnya tindakan tersebut tidak berdampak.
Seseorang yang mau bertindak mengambil resiko tentu jadinya selalu menguntungkan. Walau tindakannya tidak selalu berakhir benar, jadinya niscaya untung dan untung. Secara sederhana diungkapkan dengan kalimat menyerupai di bawah ini,
Kalau yang dipraktikkan itu benar, maka akan mendapat keuntungan.
Bila yang dilakukan salah, maka kita sanggup pelajaran.
Pelajaran saat gagal merupakan laba yang tidak ternilai. Kegagalan menjadi media untuk belajar. Kegagalan akan melahirkan pandangan baru, kenapa ini sanggup salah. Kesalahan tersebut nantinya dievaluasi untuk bertindak lebih baik di kemudian hari. Sehingga ada pepatah pengalaman yaitu guru yang terbaik. Beranilah bertindak! Wujudkan idemu menjadi nyata!