SEKILAS SEJARAH MI ISLAMIYAH KROYA
1. PRA S.R.I (SEKOLAH RAKYAT ISLAM)
Awal sejarah dari Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Kroya berawal dari tahun 1948, tahun dimana bangsa Belanda mulai dipaksa angkat kaki dari bumi Indonesia oleh tentara Jepang pada tahun 1942. Karena merasa terusik keamanannya ditahun itu, sebagian warga Kroya dan tokoh-tokoh umat islam meninggalkan Kroya dan pindah ke kawasan lain yang dirasa aman.
Dengan kondisi ibarat itu, seorang tokoh di Kroya berjulukan Bpk. Dulah Hadwi, Naib pada kantor Kawin Kecamatan Kroya (KUA) berusaha mencari proteksi untuk tetap tegaknya fatwa islam, dan dalam usaha ini bapak Dulah Hadwi menerima teman usaha yaitu Bpk. R. Sapandi, Obseter (Kep. DPU) Kroya. Anjuran dia biar mendirikan Madrasah di Kauman Kroya, yaitu suatu sekolah yang khusus mengajarkan pelajaran-pelajaran Agama Islam pada bawah umur dengan keinginan tetap lestarinya fatwa islam di Kroya sekaligus mencerdaskan tunas bangsa dalam rangka membantu pemerintah dan berlindung dari hal yang tidak diinginkan dari Belanda.
Atas tawaran Bpk Supandi tersebut, kemudian Bpk Hadwi mendirikan madrasah yang dimaksud dan mengumpulkan murid melalui kayim-kayim sekecamatan Kroya, untuk permulaan perekrutan siswa, Bpk Hadwi meminta biar setiap kayim mengirimkan 4 murid, beberapa hari kemudian berkumpulah calon murid tersebut, dan mulai ketika itu Bpk Dulah Hadwi mengajar dan dibantu menantu Bpk. Dahlan yang berjulukan Moch. Chaerudin, Bpk. Madzkur juga diminta bantuanya biar mengajar di madrasah ini. Madrasah yang didirikan berada di serambi Masjid Kauman Kroya yang dipetak-petak dengan sekat gedek (dinding bambu), para siswa belum dipisahkan tingkat kelasnya lantaran perlengkapan sekolah ibarat meja, kursi, papan tulis, dan lainya memang belum dimiliki, anak-anak hanya duduk di lantai serambi masjid sedangkan papan tulis hanya memakai pintu masjid, namun tetap berjalan dengan baik.
Mendengar keadaan demikian, Belanda tidak tinggal membisu dengan berdirinya madrasah ini lantaran dikhawatirkan mengancam kekuasaan Belanda dengan pendidikan yang diajarkan, maka Belanda mendatangi madrasah dan meminta kejelasan keberadaan madrasah, pihak madrasahpun mengatakan bahwa buku-buku pembelajaran yaitu buku agama dan bukan pembelajaran politik ibarat yang dikhawatirkan pihak Belanda, maka oleh Belanda madrasah ini boleh dilanjutkan.
KH. Choerudin Yusuf beserta istri (alm) |
Dengan kembalinya tokoh-tokoh tersebut, madrasah semakin berkembang dan partisipasi masyarakat juga semakin banyak, sehabis itu bangunan madrasah dipindahkan ke sebelah selatan Masjid Besar Darussalam Kauman Kroya hingga dengan ketika ini.
2. S. R. I (SEKOLAH RAKYAT ISLAM)
2. S. R. I (SEKOLAH RAKYAT ISLAM)
Bulan Juni 1952 Bpk. Moch Chaerudin yang telah diangkat menjadi guru agama dinas, menghadiri Konferensi dinas di Cilacap yang dihadiri Bpk. R. Sudiman (Pemeriksa Pendidikan Agama Islam Daerah Karesidenan Banyumas). Pada kesempatan itu Bpk. R. Sudiman menganjurkan biar madrasah tersebut diresmikan menjadi Sekolah Rakyat Islam (S.R.I).
Setelah pelaksanaan Konferensi itu, Bpk. M. Chaerudin memusyawarahkan dengan para pendiri madrasah untuk membahas perihal tawaran perubahan nama tersebut, dan disepakati biar merubah status menjadi Sekolah Rakyat Islam (SRI) dan diresmikan tanggal 1 Agustus 1952. Semakin hari partisipasi masyarakat semakin berkembang dan sekolah ini menjadi satu-satunya sekolah rakyat swasta di Kroya. Pada tahun 1958 Sekolah Rakyat Islam diakui kesamaanya dengan negeri. Melalui perwakilan Departemen Pendidikan kabupaten Cilacap/Inspeksi Pendidikan Dasar dan Pra Sekolah wilayah Kroya.
Pada tahun 1963 Sekolah Rakyat Islam berubah nama menjadi Sekolah Dasar Islam (SD ISLAM), namun ditahun itu pula namanya berubah lagi menjadi MWB NU, atas petunjuk/anjuran Departemen Agama yang sedang menggalakan wajib belajar, yaitu dengan adanya tawaran penyelenggaraan MWB 7 tahun, dengan maksud 6 tahun setingkat SDN dan 1 tahun pemanis khusus bidang keterampilan.
Dengan perubahan nama menjadi MWB NU, madrasah menerima pertolongan tenaga khusus bidang keterampilan tamatan Training Center Pacet, Jawa Barat berjulukan Bp. Slamet. Namun final 1963 MWB berubah nama lagi menjadi MINU (Madrasah Ibtidaiyah NU). Perubahan ini mengikuti tawaran Lembaga Pendidikan Ma’arif, ”Al Ma’arif”, yang waktu itu menjadi naungan sekolah ini.
Pada final tahun 1973, Pemerintah menggariskan bahwa sekolah dihentikan bernaung pada forum politik, maka kemudian MI NU Kauman Kroya berubah nama menjadi MII Darut Tarbiyah wa Ta’alim. Namun perubahan di bawah yayasan yang gres itu tidak berjalan lama, hal ini disebabkan lantaran madrasah merasa kurangnya training dari Yayasan Darrut Tarbiyah wa Ta’alim, kemudian pengurus merubah lagi nama madrasah ini menjadi MII Persiapan Negeri, dengan tujuan biar menerima training pendidikan dan akomodasi lainnya baik dari DEPAG maupun dari Departemen P dan K.
Pada final tahun 1973, Pemerintah menggariskan bahwa sekolah dihentikan bernaung pada forum politik, maka kemudian MI NU Kauman Kroya berubah nama menjadi MII Darut Tarbiyah wa Ta’alim. Namun perubahan di bawah yayasan yang gres itu tidak berjalan lama, hal ini disebabkan lantaran madrasah merasa kurangnya training dari Yayasan Darrut Tarbiyah wa Ta’alim, kemudian pengurus merubah lagi nama madrasah ini menjadi MII Persiapan Negeri, dengan tujuan biar menerima training pendidikan dan akomodasi lainnya baik dari DEPAG maupun dari Departemen P dan K.
Perubahan-perubahan tersebut tidaklah mengurangi kesamaan dengan SD Negeri, ini terbukti menurut Surat Keputusan Bersama 3 Menteri ( SKB 3 Menteri) tahun 1975, yaitu Menteri Agama, Menteri P dan K, dan menteri Dalam Negeri, yang pertanda kesamaan derajat dengan SD Negeri. (Turunan SKB dilampirkan)
Berdasarkan SKB 3 Menteri tersebut, berarti MII Persiapan Negeri Kauman Kroya perihal training mengikuti Dinas P dan K, dan training agama mengikuti MI Negeri (Departemen Agama) sehingga jam pelajaran untuk MII lebih banyak daripada SD yaitu dalam hal Pendidikan Agama.
3. MII PERSIAPAN NEGERI
3. MII PERSIAPAN NEGERI
Sebagaimana perubahan demi perubahan yang dialami madarasah ini, maka mengalami perubahan dan perkembangan, baik nama, status, maupun gedung dan peralatan yang dimiliki.
Keadaan murid pada tahun pelajaran 1981/1982 yaitu:
1. kelas 1 : 19 anak
2. kelas II : 19 anak
3. kelas III : 19 anak
4. kelas IV : 23 anak
5. kelas V : 14 anak
6. kelas VI : 20 anak
Adapun keadaan guru/karyawan pada tahun 1981 yaitu:
1. Bapak Chotib, Kepala Sekolah
2. Bapak Warisin, Guru Kelas (UKS dan Pramuka)
3. Bapak Machali Am, Guru Kelas (Olah Raga)
4. Ibu Mugirah, Guru Kelas (Pramuka)
5. Ibu Kusumaningsih, Guru Kelas (Pramuka)
6. Ibu Sumirah, Guru kelas (PKK)
7. Bapak Muslim, Penjaga Sekolah.
DAFTAR NAMA YANG PERNAH MENJADI ANGGOTA
PENGURUS SEKOLAH
PERIODE 1952-1982
1. Bpk. Dulah Hadwi | 13. Bpk. Chayat |
2. Bpk. H. Moch. Chaerudin | 14. Bpk. M. Sutrisno |
3. Bpk. R. Sapandi | 15. Bpk. Sochidi |
4. Bpk. Sanpura (H. Abdul Karim) | 16. Bpk. Kosim |
5. Bpk. H. Abusujak | 17. Bpk. Chunaeni, BA |
6. Bpk. Asroroji | 18. Bpk. Kusmiran Hidayat |
7. Bpk.H. Dahlan | 19. Bpk. Ms. Ghozalie |
8. Bpk. Abungamar | 20. Bpk. Imam Adrongi |
9. Bpk. KH.MM Adzkiya | 21. Bpk. Chayat |
10. Bpk. Sastrorejo | 22. Bpk. M. Sutrisno |
11. Bpk. Masyhuri | 23. Bpk. Sochidi |
12. Bpk. Munjin |
DAFTAR NAMA YANG PERNAH MENJADI GURU
DI SRI/SDI/MII KROYA
PERIODE 1952-1982
1. Moch. Chaerudin (Kepsek) | 21. Budiyanto |
2. Kyai Madzkur | 22. Slamet |
3. Asmungi | 23. Chunaini |
4. Kyai Tamyiz Bajuri | 24. Sutrisno |
5. Kyai Munawir | 25. Chotib (Kepsek) |
6. Abustamin | 26. Abu |
7. Zaenudin | 27. Achmadi |
8. Sa’dun | 28. Yuniarno |
9. M. Zumar | 29. Usadani |
10. Moch. Turmudzi | 30. Muthirah |
11. Moch. Thoha | 31. Tugiyah |
12. S. Abdulhadi | 32. Suprapti |
13. Moch. Sya’roni (Kepsek) | 33. Sumarti |
14. Suparyo Hadi | 34. Jeminah |
15. Turmudi | 35. Siti Chotijah |
16. Mudjirah | 36. Sutirah |
17. Chamami | 37. Sumardi |
18. Sayuti | 38. Maftuchah (TK) |
19. Samingun | 39. Sri Handayati (TK) |
20. Solichah | 40. Fahiman (TK) |
WAJAH BARU MI ISLAMIYAH KROYA
Dari SD Islam (MII) berubah nama menjadi MI Islamiyah Kroya sekitar tahun 1988, dan bernaung di bawah forum Pendidikan Ma’arif Cilacap. Namun pada tahun 2000-2005 madrasah ini nampak mengalami kemunduran. Melihat hal yang demikian maka bergeraklah para tokoh untuk menyebarkan kembali madrasah ini lantaran memang kiprahnya sangat penting dalam mensyiarkan fatwa Islam, diantaranya dia H. Djalil (alm), H. Muslimin S.Ag (Kepala KUA yang bertugas di kabupaten Banjar Negara), Hj. Jamilah Suswati S, Pd. (Guru di SDN Kroya 01, Beliau ialah istri Bpk Hanafi, S.Sos, wakil ketua DPRD Kabupaten Cilacap periode 2009-2014), Hj. Mursyid, Bpk. Kyai Chamim Abbas S.Pd.I, Hj. Suwantini (pemilik P.O. Keluarga) dan tokoh lainnya yang tidak sanggup disebut satu persatu. Reorganisasi Pengurus dan Komite gres untuk MI Islamiyah Kroya, yaitu:
Komite MI Islamiyah Kroya
I. Ketua : H. Muslimin, S.Ag
II. Sekretaris : 1. Maksudi 2. Pujiono, S.Pd.I
III. Bendahara : 1. Jamilah Suswati, S.Pd
2. Muslihatun, A.Ma
IV. Anggota : 1. Hj. Suwantini 4. Joko Lelono
2. Yasir 5. Jubad
3. Muniroh 6. Amini
Setelah dibuat pengurus yang baru, kemudian tim mulai bekerja untuk membenahi MI.
Data peningkatan perolehan siswa gres tahun 2007-2012
No | Tahun Pelajaran | Perolehan Kelas I | Jml Kls I-VI |
---|---|---|---|
1 | 2007/2008 | 18 | 54 |
2 | 2008/2009 | 22 | 76 |
3 | 2009/2010 | 28 | 84 |
4 | 2010/2011 | 25 | 96 |
5 | 2011/2012 | 23 | 118 |
6 | 2012/2013 | 34 | 146 |
7 | 2013/2014 | 35 | 151 |
Pada tahun pelajaran gres 2014/2015 ini, MI Islamiyah Kroya membuka registrasi siswa baru, dan dibutuhkan memperoleh kepercayaan kembali dari masyarakat dengan menitipkan putra-putrinya untuk berguru di madrasah ini. Bagi alumnus ajaklah adik-adik/saudara/i untuk berguru di MI Islamiyah Kroya dan Insya Allah kami siap membimbing dan menjaga amanat dari seluruh wali penerima didik. Demikian sekelumit perihal MI Islamiyah Kroya semoga bermanfaat bagi alumnus dan pembaca pada umumnya. Terimakasih