Thursday, February 14, 2019

All About Foto Otak Einstein Vs Otak Insan Biasa


ALL ABOUT OTAK EINSTEIN VS OTAK MANUSIA BIASA ALL ABOUT FOTO OTAK EINSTEIN VS OTAK MANUSIA BIASA
foto otak albert einstein

- Perbedaan otak albert einstein dengan otak insan biasaAda apa dengan otak albert einstein? Misteri otak jenius Albert Einstein menjadi aspek yang memicu rasa ingin tau dari banyak kalangan cendekia. 55 tahun setelah kematian Einstein, banyak ilmuwan yang mengupayakan menemukan apa yang menyebabkannya menjadi orang paling pandai di dunia. 

Pastinya kita tahu bahwa tak ada yang berusaha lebih keras daripada seseorang Patologis berjulukan Thomas Harvey (yang kehilangan kiprah dan reputasinya karena menguber misteri kejeniusan Einstein). Sayang Harvey tak menemukan apa-apa.

Nah apakah benar misteri otak jenius albert einstein terungkap? benarkah otak albert einstein hingga kini masih diawetkan?

Berikut gambar otak albert einstein yang sebelah kiri adalah bentuk otak albert einstein:


Rahasia Otak Jenius Albert Einstein

Kekejaman tak berarti apabila dilakukan atas nama ilmu wawasan, terutama untuk mengungkap misteri otak jenius Albert Einstein. 

Einstein wafat 18 April 1955 di Princeton Hospital, New Jersey. Michael Paterniti penulis yang merekam seluruh step otopsi yang dilakukan Harvey ditengah keramaian orang yang mau menonton jasad Einstein. Pastinya Harvey melepas otak Einstein menyerupai biasa, dan menelitinya. 

Tapi Harvey tak mengembalikannya. Harvey malah memasukkannya ke toples berisi formaldehida atau formalin.Ia melaksanakan pencurian otak Einstein. Keluarga Einstein tak sempat mengizinkannya, namun Harvey bicara “Ini seluruhnya demi ilmu wawasan.” 

Walaupun Harveymengupayakan mengembalikannya ia sudah memotong-motongnya dan mengirimkannya terhadap para ilmuwan rekannya. Salah satu yang hasilnya sanggup menemukan sesuatu ialah Marian Diamond dari University of California.


Fakta mengenai otak albert einstein

Fakta unik perihal otak albert einstein menurut ukuran otak Einstein tak demikian istimewa, biasa saja. Penelitian perihal otak albert einstein yakni berat otak albert einstein yakni 1.22 kilogram. 

Sesudah difoto dan ke 240 potongan otak Einstein diteliti bersama teknik yang berjulukan celloidin, nyatanya sel-sel otak Einstein serta ukurannya amat normal, sejumlah juga wajar. Saat meraih potongan otak Einstein sedang meneliti plastisitas otak tikus yang lebih bersemangat dan cerdik kepada waktu itu. 

Dirinya menemukan bahwa keadaan cerdas dipengaruhi oleh jumlah glial cell yang mengakses bersama neuron. Saat meneliti Einstein juga, ia mendapati hasil yang sama yang isinya struktur otak albert einstein sama persis dengan otak insan biasa pada umumnya. 

Jumlah glial sel atau sel perekat otak yang membuka bersama neuron milik Einstein benar benar banyak. Diawal Mulanya para ilmuwan percaya bahwa kepintaran menyangkut bersama jumlah neuron, tapi aktual tidak benar. Sel glia tersebut disebut astrosit dan oligodendrosit dan ditemukan paling banyak di jaringan yang terlibat dalam pengolahan gambaran juga pemikiran rumit.


Perbedaan Otak Eisntein dan Manusia Biasa

Kisah otak Albert Einstein sering dijadikan sebagai objek riset dan spekulasi. Otak dari tokoh fisika terbesar di masa ke-20 ini diambil 7 jam setelah kematiannya pada tahun 1955. Otak ini menarik perhatian dunia alasannya reputasi Albert Einstein sebagai seorang jenius, dan nampaknya kelainan dan ciri khas di dalam otaknya ini mempunyai kekerabatan berpengaruh dengan kemampuan intelegensi yang mengakibatkan terciptanya banyak wangsit brilyen dalam dunia fisika dan matematika. 

Albert Einstein meninggal pada tanggal 18 April 1955 dalam usia 76 tahun. Dokter Thomas Harvey, sang patologis menyimpan otak Einstein setelah diotopsi, sebelum mayat tersebut dikremasi. Sampai ketika ini ada beberapa penelitian yang cukup menarik perhatian perihal otak Einstein tersebut.

Mengenai pengambilan otak dan otak albert einstein yang diawetkan ini apakah menerima izin dari yang bersangkutan merupakan materi perdebatan yang luas. Dalam biografinya yang ditulis oleh Ronald Clark (1971) dikatakan: “Dia sangat menyetujui semoga otaknya digunakan sebagai objek riset dan meminta semoga badannya juga dikremasikan”. 

Namun pernyataan Ronald Clark ini nampaknya tidak begitu cocok, bahkan pengambilan otak inipun belum menerima izin dari pihak keluarganya. izin dari anaknya yang berjulukan Hans Albert Einstein gres diberikan setelah pengambilan dilakukan, dan inipun disetujui jikalau otak tersebut hanya digunakan untuk aktivitas riset yang hasilnya dipublikasikan dalam jurnal ilmiah yang berkualitas tinggi.

Dimanakah otak albert einstein? Otak Einstein yang gres ditemukan kembali pada tahun 1978 ini menerima perhatian yang luas terutama di dalam dunia ilmiah. Otak ini berada dalam sebuah botol kerikil yang diisi dengan cairan jus apel (cider) selama lebih dari 20 tahun.

Penelitian pertama dipublikasikan pada tahun 1985. Para peneliti coba menghitung sel saraf (neuron), dan sel penunjang (sel glia) di 4 cuilan otak Einstein. Area 9 di korteks cerebri kiri dan kanan, dan area 39 di cuilan korteks cerebri kiri dan kanan.

Area 9 merupakan cuilan otak yang berperan penting dalam perencanaan, atensi, dan memori. Area 39 yaitu cuilan otak yang berperan besar dalam fungsi berbahasa dan kiprah kompleks lainnya. Rasio antara sel saraf (neuron) dan sel glia otak Einstein dibandingkan dengan 11 orang pria yang meninggal dunia di usia 64 tahun.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa rasio neuron dan sel glia otak Einstein lebih kecil dibanding para pembandingnya, terutama pada area 39 kiri. Pada area 39 kiri, otak Einstein mempunyai neuron yang lebih sedikit, sehingga lebih banyak sel glia untuk setiap neuron otaknya.

Para peneliti berkesimpulan bahwa jumlah sel glia per neuron yang lebih besar tersebut berarti bahwa kebutuhan metabolik sel-sel saraf Einstein lebih tinggi. Hal ini yang mungkin menjelaskan mengapa Einstein mempunyai kemampuan berpikir dan ketrampilan konseptual yang lebih baik.

Publikasi kedua diterbitkan pada tahun 1996 memperlihatkan bahwa otak Einstein sedikit lebih ringan daripada rata-rata berat otak pria dewasa, namun mempunyai kepadatan neuron yang lebih tinggi. Kepadatan neuron ini yang diperkirakan berperan dalam fungsi berpikirnya yang lebih baik.

Penelitian yang lain membandingkan karakteristik lapisan luar otak Einstein dengan 35 otak pria yang lain (rata-rata usia 35 tahun). Otak Einstein mempunyai celah (yang disebut sulcus) yang berbeda dengan otak yang lain di cuilan parietal kanan dan kiri. Otak di cuilan parietal terutama berperan dalam fungsi luhur manusia. Bagian ini diperkirakan mempunyai kiprah yang penting kemampuan matematika dan berpikir rasional. 

Struktur otak yang sangat khusus ini dianggap mempunyai bantuan yang besar terhadap kemampuan matematika dan fisikanya yang menakjubkan.

Sejumlah tokoh ilmuwan, wartawan, dan orang biasa ramai mengunjungi rumah sakit. Mereka hanya ingin bersahabat dengan ”orang besar” untuk terakhir kalinya. Begitulah cerita yang diutarakan Michael Paterniti, penulis yang banyak melaksanakan penelitian perihal kejadian kematian ”si genius” yang punya duduk perkara bicara hingga berusia 3 tahun itu. Einstein terus mempunyai duduk perkara berbicara ketika di sekolah dasar, dan masih tidak sepenuhnya fasih dalam berbahasa hingga usia 9 tahun.

Dalam tulisannya Paterniti menyebutkan bahwa kematian Einstein yaitu cerita aneh yang melibatkan seorang genius, otaknya dicuri seorang ilmuwan bandel dengan wangsit gilanya. Walau belakangan disebutkan bahwa wangsit itu tidak begitu gila. ”Rasanya menyerupai kematian nabi dan kejadian ini sedikit gila,” kata Paterniti.

Harvey yang melaksanakan autopsi pada Einstein memindahkan otak insan genius itu untuk dia periksa. Lalu wangsit gila Harvey muncul. Setelah proses autopsi, kata Paterniti, dia tidak mengembalikan otak tersebut ke dalam tengkorak Einstein. Malah Harvey menyimpannya di dalam botol formaldehida (semacam botol untuk mengawetkan organ tubuh). Setelah itu Harvey dalam keadaan agak ragu pergi membawa botol tersebut. Otak dari tokoh fisika terbesar Abad 20 ini diambil 7 jam setelah kematiannya.

Einstein kesannya dikremasi. Pengambilan dan pengawetan otak tersebut menjadi perdebatan. Sebab, pengambilannya disebutsebut tanpa izin dari keluarga Einstein.Tapi Harvey menyampaikan bahwa anak Einstein yang berjulukan Hans Albert Einstein telah memberinya izin mengambil otak ayahnya. Sisanya keluarga Einstein menyangkal hal itu. Dalam biografi yang ditulis Ronald Clark (1971), Einstein menyampaikan sangat oke jikalau otaknya digunakan sebagai objek riset. Bahkan, Einstein meminta semoga badannya dikremasi.

Namun apa yang ditulis Clark menerima saingan dari keluarga Einstein. Pengambilan otak tersebut belum menerima izin dari pihak keluarga. Izin dari Hans gres diberikan setelah pengambilan dilakukan. Ini pun disetujui jikalau otak tersebut hanya digunakan untuk aktivitas riset yang hasilnya dipublikasikan dalam jurnal ilmiah berkualitas tinggi. Otak Einstein gres ditemukan kembali pada 1978. Otak tersebut disimpan Harvey dalam botol kerikil yang diisi cairan jus apel (cider) selama 23 tahun.

Harvey tidak sedikit pun berniat menjualnya. Karena itu dia menyimpannya dalam botol batu. Harvey menyebut sulit merawat otak yang diawetkan ini. Harvey kehilangan pekerjaan dan dikecam rekan-rekannya. Kemudian Profesor Marion C Diamond, hebat anatomi otak dari Universitas California, Berkeley, mempunyai gagasan untuk melaksanakan penelitian setelah melihat gambar otak Einstein yang diawetkan dimuat sebuah majalah ilmu pengetahuan.

Diamond butuh waktu tiga tahun hanya untuk membujuk Harvey menyerahkan otak Einstein untuk diteliti. Tetapi Harvey hanya memperlihatkan empat irisan kecil dari otak ”si genius” itu. Diamond menghabiskan waktu enam bulan untuk meneliti otak Einstein. Dia memilah-milah cuilan otak hebat fisika ini dan menghitung sel-selnya. Otak Einstein menyerupai dengan otak orang kebanyakan. Bedanya, otak Einstein lebih terlatih pada sedikit bagian-bagian tertentu.


Cara kerja otak albert einstein

Di cuilan sebelah kiri otak sang genius ini ditemukan lebih banyak sel glia untuk setiap neuron (sel saraf) dibanding otak insan normal. Faktor ini mungkin menjadi alasan mengapa Einstein begitu cerdas. Kendati begitu Diamond tidak sanggup memastikannya. Ada dua jenis sel dalam otak manusia. Sel neuron, berfungsi untuk berpikir dan mengatur kerja syaraf, sel glia (neuroglia) berfungsi menyediakan ”makanan” dan bertugas menunjang kerja sel neuron.

Hasil penelitian otak albert einstein yang pertama yang dipublikasikan pada 1985 disebutkan, Diamond menghitung sel neuron dan sel glia di empat cuilan otak Einstein, yakni di Area 9 pada korteks cerebri kiri dan kanan, dan Area 39 di cuilan korteks cerebri kiri dan kanan. Area 9 yaitu cuilan otak yang berperan penting dalam perencanaan, atensi, dan memori. Adapun Area 39 yaitu cuilan otak yang berperan besar dalam fungsi berbahasa dan kiprah kompleks lainnya.

Kemudian rasio antara neuron dan sel glia otak Einstein dibandingkan dengan 11 orang pria yang meninggal dunia pada usia 64 tahun. Hasil penelitian menunjukkan, rasio sel neuron dan sel glia otak Einstein lebih kecil dibanding beberapa otak yang dibandingkan dengan otaknya, terutama pada Area 39 kiri. Penjelasannya, pada area ini otak Einstein mempunyai neuron yang lebih sedikit, sehingga lebih banyak sel glia untuk setiap neuron otaknya. Dengan jumlah sel glia per neuron yang lebih besar kebutuhan metabolis sel-sel saraf Einstein lebih tinggi.

Hal ini yang mungkin menjelaskan mengapa Einstein mempunyai kemampuan berpikir dan keterampilan konseptual yang lebih baik. Lalu hasil penelitian kedua yang dipublikasikan pada 1996 memperlihatkan bahwa otak Einstein sedikit lebih ringan daripada rata-rata berat otak pria dewasa. Tapi otak Einstein mempunyai kepadatan neuron yang lebih tinggi. Kepadatan neuron ini yang diperkirakan berperan dalam fungsi berpikir Einstein lebih baik dibanding insan biasa.

Penelitian lain juga membandingkan karakteristik lapisan luar otak Einstein dengan 35 otak pria lain (rata-rata berusia 35 tahun). Otak Einstein mempunyai celah (sulcus) yang berbeda dengan otak insan biasa di cuilan parietal kanan dan kiri. Otak di cuilan parietal—terutama—berperan dalam fungsi luhur manusia. Bagian ini diperkirakan mempunyai kiprah yang penting dalam kemampuan matematika dan berpikir rasional. Struktur otak yang sangat khusus ini dianggap mempunyai bantuan besar terhadap kemampuan matematika dan fisika Einstein yang menakjubkan itu.

Padahal, jikalau menelisik masa kecil Einstein dalam biografinya disebutkan bahwa dia harus berjuang di sekolah. Selama sekolah Einstein selalu menolak untuk menggunakan kaus kaki. Hal ini sudah menjadi diam-diam umum. Kendati begitu, Einstein tetap memperlihatkan kegeniusannya semenjak kecil. Saat berusia 5 tahun, dia tertarik dengan kompas kantung milik ayahnya. Einstein terpaku dengan jarum kompas dan bertanya-tanya apa yang memberikannya kemampuan untuk selalu berayun ke arah yang benar.

Einstein menyadari bahwa sesuatu di ruang yang ”kosong” ini beraksi terhadap jarum di kompas tersebut. Dia kemudian menjelaskan pengalamannya dalam buku biografinya sebagai salah satu ketika yang paling menggugah dalam hidupnya. Meskipun dia menciptakan model dan alat mekanik sebagai hobi, dia dianggap sebagai pelajar yang lambat.


Keistimewaan Albert Einstein

Seseorang peneliti yang lain, tahun 1990, Stephen J. Smith yang bekerja untuk Stanford University menemukan seluruh misteri kunci kecerdasan Einstein. Kita semua tahu bahwa komunikasi neuron beroperasi memanfaatkan gelombang listrik dan zat kimia. Smith curiga, apa kiprah astrosit di sini? Kenapa Einstein miliki banyak astrosit? Smith curiga bahwa astrosit teramat menyukai melaksanakan pencurian dengar pembicaraan neuron-neuron dan berbagi pembicaraan itu pada semua kawasan otak. Kecurigaan itu terbukti. Astrosit yaitu kunci dari pembelajaran, memori, bahkan kejeniusan.

Smith dulu jalankan penelitian bersama sel astrosit yang masihlah hidup, pastinya dari subjek tikus. Beliau berupaya memanfaatkan neurotransmitter berupa glutamat (zat kimia yang dimanfaatkan sel neuron untuk berkomunikasi) dan meneteskannya utk mengetahui apakah astrosit sanggup mendeteksi glutamat. 

Diwaktu dicek sel astrosit yang berupa bintik-bintik putih menyerupai bintang diwaktu ditetes glutamat jadi bercahaya bersama warna bermacam macam warna jelas. Warna tersebut tersebar ke sel-sel yang lain, mengambil informasi. Jadilah sel-sel yang hingga kini kita pikir juga sebagai pengganjal otak, mempunyai kebolehan buat berkomunikasi bahkan terlibat dalam proses kognisi.

Peneliti lain yang sukses menemukan sesuatu ialah Sandra Witelson dari McMaster di Hamilton. Beliau menemukan bahwa Einstein kehilangan retakan Sylvian. Retakan tersebut yaitu cekungan yang membagi lobus parietal jadi dua kompartemen kusus. Dgn ketiadaan retakan tersebut, 


Berapa persen kemampuan otak albert einstein

Berapa persen otak albert einsteinisi otak albert einstein mempunyai luas otak 15% lebih banyak dari insan biasa, oleh alasannya itu menjadikannya teramat pandai berpikir. Cara mempunyai otak menyerupai albert einstein sangat susah, alasannya yang mempunyai IQ otak albert einstein yang sagat tinggi dan tidak mungkin dimiliki, hanya keajaiban Tuhan lah kita sanggup mempunyai otak jenius menyerupai albert einstein.

Informasi sejarah otak albert einstein ini yaitu sebahagian inovasi saja, masihlah ada belasan bahkan puluhan aspek yang insan belum ketahuiberkaitan misteri otak jenius Albert Einstein.

Nah itulah artikel tentang otak albert einstein, si otak jenius yang telah menggemparkan dunia dengan keunikan otak albert einstein.

Terima kasih telah membaca artikel rahasia otak jenius albert einstein.

Baca juga :

Sumber http://www.faktakah.com