Monday, April 22, 2019

√ Manfaatkan Kemampuan Otomasi Otak

Manusia merupakan makhluk yang tepat kalau dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah SWT yang lain. Hal ini disebabkan lantaran insan dikaruniai otak yang sanggup dipakai untuk berfikir. Otak mempunyai banyak sekali macam keunggulan. Salah satu keunggulannya yaitu otak bisa melaksanakan otomasi terhadap hal-hal yang biasa dilakukan. Otomasi maksudnya kemampuan melaksanakan keterampilan tertentu secara otomatis.

Contoh otomasi yaitu saat orang pertama kali mencar ilmu naik sepeda motor, beliau niscaya akan berfikir bagaimana caranya berbelok ke kanan, berbelok ke kiri, menginjak gas, dan mengerem. Akan tetapi seiring berjalannya waktu lantaran orang tersebut selalu berlatih dan sering memakai sepeda motor kesudahannya beliau sanggup menggunakannya tanpa proses berfikir. Inilah otomasi.

Kemampuan otak untuk melawan otomasi ini ternyata melalui beberapa tahap. Dalam kajian Neuro Linguistic Programming (NLP) sanggup dibedakan menjadi empat tahap yang berurutan menurut proses berfikir dan kemampuannya dalam bertindak. Model ukuran tingkat pembelajaran seseorang sesuai NLP yaitu unconsious incompeten (tidak tahu dan tidak bisa melakukan); Concious incompetent (tahu dan tidak bisa melakukan); consious competent (tahu dan bisa melakukan); dan unconcious competent (tidak berpikir/ tidak tahu dan bisa melaksanakan atau bisa disebut mahir). Tahap-tahap tersebut harus dilalui untuk hingga pada kemahiran dalam melaksanakan sesuatu.

Untuk lebih jelasnya, tahapan di atas dijabarkan dengan mengkaitkan pada teladan mencar ilmu naik sepeda.
1. Unconsious incompeten
Pada tahap ini seseorang tidak tahu bagaimana caranya naik sepeda. Dia juga tidak mempunyai kemampuan untuk melakukannya.
2. Consicous incompeten
Tahapan ini menjelaskan bahwa ia tahu caranya naik sepeda. Namun tahu saja tidak cukup untuk membuatnya bisa mengendarai sepeda. Ia tidak bisa melakukannya.
3. Consious compentent
Concious competent yaitu tahap dimana seseorang melaksanakan suatu keterampilan sambil berpikir. Orang tersebut sudah tahu dan sudah bisa mengendarai sepeda walaupun masih harus berpikir bagaimana cara mengendarainya.
4. Unconcious competent
Tahap yang terakhir ini merupakan tahap dimana seseorang sudah dinyatakan mahir. Artinya ia sanggup mengendarai sepeda motor tanpa proses berpikir. Seolah cukup berkehendak dan sepeda motor tersebut sanggup dikontrolnya dengan baik.

Tahapan-tahapan ini menunjukkan kepada kita bahwa setiap orang sanggup melaksanakan apa yang dilakukan oleh orang lain. Dijelaskan dengan singkat bahwa keterampilan sanggup dikuasai oleh siapa saja. Hanya saja tingkat keterampilan setiap orang berbeda-beda tergantung hingga tahap mana ia menguasai keterampilan tersebut.

Setelah mengetahui teori tahapan penguasaan keterampilan ini kita tidak perlu khawatir apabila dituntut untuk menguasai keterampilan baru. Kita cukup berlatih dengan cara melaksanakan keterampilan tersebut secara berulang-ulang hingga kesudahannya otak sanggup melaksanakan otomasi. Mari kita manfaatkan keunggulan otak kita! Kita bisa lantaran biasa!

Borobudur, 27 April 2018


Sumber http://rahmahuda.blogspot.com