Thursday, May 9, 2019

√ Kewajiban Memasukkan Baju Bagi Siswa

Pagi ini aku terlambat mengikuti apel pagi. Keterlambatan ini bukan alasannya ialah aku tiba di sekolah melebihi pukul 07.00 WIB. Penyebabnya ialah aku harus memenuhi kewajiban memandu pembelajaran di kelas VI pada jam ke-nol. Sehingga keterlambatan apel ini bukan merupakan hal yang melanggar aturan.

Saya melewatkan beberapa hal menarik dari apa disampaikan oleh pembina apel alasannya ialah terlambat mengikuti apel. Kebetulan pembina apel hari ini ialah ibu Ana, guru kelas 1 B. Hal menarik yang aku lewatkan ialah pendapat dia wacana kompetensi menulis yang harus dimiliki oleh siswa SDN Borobudur 1. Saya hanya kebagian dikala dia menceritakan kemampuan menulis yang harus dimiliki siswa kelas IV. Mulai dari kemampuan menulis abjad capital hingga ukuran goresan pena latin yang diadaptasi dengan baris halaman buku tulis.

Namun, ada hal lain yang menciptakan aku tertarik. Yaitu mengenai hal sederhana yang harus diperhatikan guru dalam mendidik siswa. Bu Ana mengungkapkan hal sederhana tersebut berupa keharusan siswa menggunakan pakaian secara rapi. Secara konkrit, dia mencontohkan biar guru tanpa rasa enggan senantiasa mengingatkan siswa biar memasukkan baju seragamnya. Terutama bagi siswa pria dikala menggunakan seragam putih merah dan batik.

Bu Ana menyarankan kepada semua guru SDN Borobudur 1 yang mengikuti apel untuk tidak memperlihatkan nilai ataupun mengijinkan siswa masuk ke kelas jikalau pakaiannya belum rapi. Mungkin berdasarkan pendapat orang awam, keharusan memasukkan pakaian bukanlah sesuatu yang penting. Namun bagi seorang guru, hal ini harus menjadi perhatian yang serius. Saya setuju dengan pendapat Bu Ana. Beliau beropini bahwa guru harus bisa memotivasi siswa biar berpakaian rapi. Mengingat memasukkan baju merupakan hal yang sederhana yang harus berhasil diterapkan, sebelum guru membahas wacana bagaimana cara membentuk karakter siswa.

Borobudur, 23 Maret 2018


Sumber http://rahmahuda.blogspot.com