Ketika kita pergi ke suatu negara, pastinya ada petugas imigrasi di bandara yang akan menanyakan ke mana Anda akan pergi, di mana Anda tinggal, dan apa yang Anda rencanakan untuk dilakukan di negara tersebut. Hal itu masuk akal terjadi dan bukan sebab mereka benar-benar peduli, tetapi lebih tepatnya ini yaitu pertanyaan yang terkadang diminta untuk mengukur tanggapan Anda, dan kemungkinan Anda akan ditahan untuk pertanyaan lebih lanjut atau diizinkan untuk melewatinya.

Sekarang tampaknya pertanyaan-pertanyaan itu masih akan ditanyakan, kecuali bahwa mereka akan diminta oleh AI. Beberapa negara di Eropa menyerupai Hungaria, Latvia, dan Yunani tampaknya para pejabatnya berencana meluncurkan sistem gres yang disebut iBorderCtrl. Itu yaitu kecerdasan buatan (AI) pendeteksi kebohongan di mana wisatawan harus lulus dekteksi kalau ingin mendapat izin memasuki negara.
AI akan mengajukan pertanyaan kepada wisatawan menyerupai apa yang ada di dalam koper mereka dan akan mencoba untuk mengukur kebenaran tanggapan mereka dengan mempelajari ekspresi di wajah mereka menurut pada ekspresi mikro. AI juga akan menyesuaikan pertanyaan dan skor mereka menurut jenis kelamin, etnis, dan bahasa verbal para wisatawan.
Nantinya wisatawan yang berhasil lulus tes akan diberikan arahan QR yang memungkinkan mereka memasuki negara, dan mereka yang tidak lulus tes akan diarahkan ke distributor lain yang lalu akan menilai laporan yang dihasilkan oleh AI. Meskipun sistem tersebut dapat lebih aman, tetapi juga agak mengganggu dan sedikit bersifat dystopian.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com