Friday, July 21, 2017

√ Skala Data

Skala Pengukuran Data, sumber foto: http://keywordsuggest.org/gallery/764946.html

Suatu data pastinya memuat warta yang di dalamnya merupakan hasil pengukuran. Entah dalam bentuk kuantitatif entah berbentuk kualitatif. Namun pada pada dasarnya warta itu diperoleh dari pengukuran terhadap objek pengamatan, survei, sensus atau eksperimen.

Setiap pengukuran, pastilah memerlukan sebuah alat (tool) untuk mengukur. Dan nilai dari objek itulah yang lalu dikategorikan berdasarkan skalanya.

Dalam statistika, terdapat empat jenis skala data, yaitu skala nominal, skala ordinal, skala interval dan skala rasio.

Skala Nominal

Skala Nominal yaitu skala pengukuran yang menyatakan identitas, kategori, kelas atau nama suatu objek. Skala nominal hanya bersifat simbolis dan tidak memperlihatkan derajat, strata atau jabatan suatu objek hasil pengukuran.

Beberapa hebat menyebut skala nominal sebagai skala kategorik. Skala ini memperlihatkan identitas kualitatif yang sebenarnya.

Skala nominal biasanya dipakai untuk objek-objek demografi untuk memperlihatkan kejelasan identitas atau nama. Salah satu teladan skala nominal yaitu gender (laki-laki dan perempuan), katakanlah bahwa pria itu disimbolkan 1, sedangkan wanita itu 2, maka di dalam skala nominal tidak memperlihatkan strata maupun operasi penjumlahan. Laki-laki yang disimbolkan 1 tidak memperlihatkan bahwa pria itu lebih baik daripada wanita dengan simbol 2. Kepentingan dalam pengukuran sanggup jadi pria disimbolkan 2, dan wanita disimbolkan 1.

Pun, bukan berarti bahwa 1 + 2 = 3, antara pria dan wanita tidak sanggup dilakukan operasi penjumlahan sedemikian rupa sehingga simbol 3 memperlihatkan kombinasi dari pria dan perempuan. Skala nominal merupakan skala pengukuran data yang paling sederhana dan tidak memperlihatkan apapun selain sebagai simbol. Beberapa teladan lain dari skala ini yaitu jabatan, usia, tingkat pendidikan terakhir, agama, ras, warna kulit, kewarganegaraan, atau budaya.

Skala ordinal

Skala ordinal merupakan jenis skala pengukuran data yang dipandang setingkat lebih tinggi daripada skala nominal. Skala ini selain meliputi ciri dari skala nominal, juga memperlihatkan tingkatan, strata atau peringkat terhadap atribut atau karakteristik objek pengamatan.

Meski demikian, skala ini tidak sanggup dipakai dalam penjumlahan antar tingkatan, strata atau peringkat objek. Beberapa teladan dari skala ordinal yaitu kepuasan layanan sebuah bank dalam beberapa mulut likert, yaitu sangat tidak puas (1), tidak puas (2), cukup puas (3), sangat puas (4) atau pilihan murid dikala pergi ke sekolah, misalkan mulut pilihannya memakai kendaraan langsung (1), memakai kendaraan umum (2) dan jalan kaki (3).

Terlihat bahwa di dalam skala ordinal terdapat aspek prioritas yang menjadi dasar penskalaannya. Tapi penskalaan itu tidak berarti bahwa sangat tidak puas (1) + cukup puas (3) = sangat puas (4), pun bukan berarti memakai kendaraan langsung dikala ke sekolah (1) + memakai kendaraan umum (2) = jalan kaki (3). Skala prioritas dalam skala ordinal juga tidak memperlihatkan bahwa skala 1 lebih baik daripada skala 2 dan skala 3 atau lainnya, tidak.

Lebih mudahnya, skala ordinal yaitu skala nominal dengan pertimbangan skala prioritas. Skala ini lebih fokus kepada penyematan indikasi posisi abjad objek dalam peringkat.

Skala ordinal pada konteks tertentu juga dikenal sebagai skala asimetris. Sifat asimetris inilah yang mengunikkan skala ordinal, ketika pilihan memakai kendaraan langsung lebih baik dari pada jalan kaki, lantas bukan berarti memakai kendaraan umum lebih baik dari jalan kaki. Sebab, lebih baik atau tidaknya tergantung konteks di mana pilihan itu diberikan, jikalau jarak rumah ke sekolah dekat, cuma 3 meter, justru jalan kaki malah lebih baik.

Skala Interval

Berbeda dengan skala nominal dan ordinal, skala interval merupakan skala pengukuran dengan ciri terdapat jarak antar titik pada skala. Sebenarnya pada skala ordinal, ada jarak antara puas dan tidak puas, namun jarak tersebut tidaklah sanggup diukur secara pasti. Sebab, jarak itu hanya menyangkut perasaan atau opini saja.

Skala interval sanggup kita temui pada alat ukur menyerupai termometer. Di termometer itu terdapat skala-skala termasuk jarak antar skala. Sebagai catatan pula, bahwa skala interval tidak mempunyai nilai nol absolut. Nilai nol pada skala interval tidak sama antar alat ukur sehingga nilai nol merupakan sebuah nisbi. 0° C belum tentu 0° F, begitu pula nilai 100° R, belum tentu 100° K. Masing-masing skala mempunyai nilai minimal dan maksimal tersendiri.

Meski demikian, skala interval mempunyai ciri sanggup dijumlahkan secara matematis. Bahwa 40° C merupakan dua kali lebih panas dibandingkan 20° C.

Meski dalam konteks lain, ada ciri skala interval yakni penjumlahan yang justru merupakan rata-rata dari dua nilai tertentu. Air yang suhunya 70°C + air yang suhunya 20° akan mencapai suhu setimbang.

Skala Rasio

Skala ini dipandang sebagai skala pengukuran yang paling tinggi di antara skala yang ada.

Selain jarak antar nilai diketahui, skala ini juga mempunyai nilai nol mutlak. Kalau nol memang benar-benar bernilai nol, tidak nisbi terhadap skala pada alat ukur lainnya terhadap objek yang sama.

Selain itu, operasi matematik berupa penjumlahan nilai berlaku pada skala pengukuran ini. Beberapa misalnya yaitu jumlah buku, jumlah penduduk, jumlah kendaraan, jikalau jumlahnya 0, maka memang memperlihatkan tidak ada sama sekali. Jumlah buku 5 + 2 buku akan sama dengan 7 buku.(*)

Sumber http://www.ngobrolstatistik.com/