Sunday, July 16, 2017

√ Teori Sistem Dan Chaos

Teori Chaos yaitu teori yang berkenaan dengan sistem yang tidak teratur menyerupai awan, pohon, garis pantai, ombak. Dengan kata lain teori chaos merupakan teori yang acak, tidak teratur dan dinamis. Dalam suatu sistem dengan kondisi tersebut (chaotic), secara umum sanggup dicirikan mempunyai sekumpulan titik-titik yang rapat dengan orbit-orbit yang periodik, sensitif terhadap keadaan awal sistem (sehingga awalnya titik-titik yang berekatan sanggup berevolusi secara cepat ke keadaan-keadaan yang sangat berbeda), suatu sifat yang kadang kala dikenal dengan imbas kupu-kupu, dan berkesinambungan secara topologi (tidak berubah oleh adanya deformasi elastik). Namun bila dilakukan pembagian (fraksi) atas bagian-bagian yang kecil, maka sistem yang besar yang tidak teratur ini didapati sebagai pengulangan dari bagian-bagian yang teratur. Secara statistik, Chaos yaitu kelakuan stokastik dari sistem yang deterministik. Sistem yang deterministik atau sederhana yang hanya memerlukan satu solusi bila ditumpuk-tumpuk akan menjadi sistem yang stokastik atau rumit dan memerlukan solusi yang banyak.

Dari banyak pengertian perihal sistem yang berkembang, satu hal yang niscaya yaitu perihal aspek keutuhan (wholeness). Sistem mempunyai objek yang beragam, mulai dari hal fisik contohnya untuk organisme dan barang elektronik, pada dunia sosial contohnya untuk menyebut sebuah organisasi, hingga ke dunia ilham contohnya sistem nilai. Konsep pedoman sistem lahir dari dunia ilmu alam yang digeluti Herbert Spencer dan penerusnya, serta bidang biologi oleh HJ Henderson dan pengikutnya. Konsep sistem telah dipakai dalam ilmu ekonomi, antroplogi, psikologi, ilmu politik, sosiologi, dan terutama dalam teori organisasi.

Dalam makna sistem sebagai suatu organisasi dari sejumlah element dan bab yang bekerja sebagai sebuah unit, maka beberapa kata yang erat dengan pengertian ini yaitu entity, integral, sum, totality,dan whole. Sistem juga sanggup bermakna sebagai sejumlah bab yang berkomposisi saling terkoneksi, atau disebut sebagai kompleks (complex). Dan, dalam makna sebagai susunan dan desain yang sistematis, maka ia erat dengan kata-kata: method, order, orderliness, organization, pattern, plan, systematization, dan systemization. Sedangkan, sebagai pendekatan yang dipakai untuk melihat sesuatu, makna sistem tergambar dalam kata-kata: fashion, manner, method, mode, modus operandi, style, dan way.

Pada prinsipnya, setiap sistem selalu terdiri atas empat hal, yaitu: (1) Objek, yang sanggup berupa bagian, elemen, ataupun variabel. Ia sanggup benda fisik, abstrak, ataupun keduanya sekaligus; tergantung kepada sifat sistem tersebut. (2) Berisi atribut, yang memilih kualitas atau sifat kepemilikan sistem dan objeknya. (3) Memiliki kekerabatan internal di antara objek-objek di dalamnya. Dan, (4) Sistem hidup dalam satu lingkungan tertentu.

Konsep sistem telah bermetamorfosis “Teori Sistem” (The systems theory), yang memakai pendekatan interdisiplin untuk mempelajari sistem. Teori Sistem dikembangkan oleh Ludwig von Bertalanffy, William Ross Ashby dan lainnya pada dekade 1940-an hingga 1970-an, dengan berbasiskan prinsip-prinsip ilmu fisika, biologi, dan teknik. Lalu kemudian termasuk ilmu filsafat, sosiologi, teori organisasi, manajemen, psikoterapi, dan ekonomi. Dua objek yang menjadi fokus utama Teori Sistem yaitu kopleksitas (complexity) dan kesalinghubungan (interdependence). Teori sistem di dalam sosiologi didalami oleh Niklas Luhmann. Kita pun mengenal “dinamika sistem” (system dynamics) sebagai bab dari Teori Sistem yang mempelajari dinamika sikap dari sistem. Dari dari sini kemudian lahirlah Teori Chaos (Chaos Theory).

Dalam konteks kekerabatan antara pendekatan sistem dengan teori Chaos mempunyai karakteristik sebagai berikut:
  • Menyeluruh (unifies) dan berkosentrasi kepada interkasi antara elemen,
  • Mempelajari dampak dari interaksi, Menekankan kepada persepsi global,
  • Memodifikasi sejumlah variabel secara simultan,
  • Percaya bahwa tanda-tanda bersifat irreversibility,
  • Validitas dicapai melalui perbandingan antara sikap ideal dengan sikap realitas,
  • Menggunakan model yang tidak didasarkan kepada pengetahuan, namun lebih kepada kegunaannya untuk keputusan dan pelaksanaan (action) atau lebih pragmatis,
  • Akan lebih efisien kalau interaksi bersifat nonlinear dan berpengaruh (strong), Menyumbang kepada pemahaman yang multidisiplin. Membantu memahami perihal objek yang sesungguhnya, Kaya perihal aspek tujuan, namun lemah dalam detail.
Prinsip dasar dalam kekerabatan pendekatan teori sistem dengan teori Chaos bila disederhanakan bahwa masyarakat merupakan suatu keseluruhan yang saling tergantung. Kelangsungan sistem ditentukan oleh pertukaran masukan dan keluaran dengan lingkungannya. Setiap sistem terbagi dalam sejumlah variabel subsistem, dimana tiap subsistem juga terdiri dari tatanan sub-subsistem yang lebih kecil. Dalam pandangan ini, sejumlah kebutuhan harus dipenuhi kalau suatu masyarakat ingin hidup. Kebutuhan tersebut yaitu untuk penyesuaian, pencapaian tujuan, integrasi, dan pemeliharaan pola-pola. Maka itu, perlu empat subsistem dalam masyarakat, yaitu ekonomi, politik, kebudayaan, dan sosialisasi (melalui keluarga dan sistem pendidikan). Masyarakat berkembang bila terjadi pertukaran yang kompleks di antara subsistem-subsistem. Subsistem politik menghasilkan sumber-sumber, kekuasaan otoritas, yang kemudian melahirkan ekonomi menurut uang. Dengan otoritas yang diperoleh dari negara, ekonomi membuat modal, yang pada gilirannya menjalankan politik.

Chaos merupakan sesuatu yang sukar untuk didefinisikan. Pada kenyataannya, jauh lebih gampang mendaftar sifat-sifat dimana suatu sistem digambarkan sebagai chaotic daripada menunjukkan definisi yang sempurna terhadap chaos itu sendiri. Dengan demikian, pendekatan teori sistem dengan teori Chaos yaitu dengan menempatkan batasan tertentu bagi kemampuan kita meramalkan satu sistem yang kompleks dan non-linear. Penempatan batasan tersebut sangat kaitannya dengan kiprah dan manajamen yang mempunyai fungsi menjalankan roda organisasi dalam mengatur segala permasalahan yang terjadi dalam mencapai tujuan organisasi, termasuk di dalamnya indikator-indikator chaotic. Oleh alhasil pendekatan sistem dengan teori Chaos tidak terlepas dari kiprah penting administrasi dalam organisasi. Dalam kontens ini, pendekatan Sistem Dalam Bidang Manajemen, disebutkan dalam LAN, 1995, yaitu sebagai berikut:
  • Suatu sistem selalu terdiri dari atas lebih dari satu bab (subsistem).
  • Sistem tertentu selalu merupakan bab dari sistem yang lebih besar (Supersystem).
  • Sistem sanggup bersifat tertutup atau terbuka.
  • Setiap sistem mempunyai batas-batas sistem.
  • Sistem tertutup mempunyai kecenderungan untuk mengalami kemunduran (Entropi)
  • Rasio antara input dan output sistem, perlu untuk mempertahankan aneka macam macam keseimbangan sistem itu sendiri demi mempertahankan kelestarian hidupnya. (Keseimbangan Dinamis)
  • Sistem memerlukan "Feed-Back", guna mengendalikan keseimbangan tersebut.
  • Perubahan cepat pada lingkungan sistem, memaksa sistem yang bersangkutan untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap perubahan. Perlu pengembangan sarana yang disamping peningkatan mutu juga memerlukan spesialisasi dan differensiasi yang terjadi pada subsistem.
  • Akibat spesialisasi dan differensiasi, struktur sistem itu sendiri harus pula mengalami perubahan. Akibat lain: Batas sistem perlu diperluas.
Dengan pendekatan sistem dalam bidang administrasi tersebut, dan dengan menghubungankan antara pendekatan sistem dengan teori Chaos, maka sanggup ditarik pokok pemahaman bahwa inti pendekatan sistem dengan teori Chaos secara sederhana sanggup kita hubungkan dengan suatu organisasi. Pendekatan demikian terhadap organisasi-organisasi dan analis organisasi-organisasi sangat bermanfaat. Dalam proses dikonseptualisasi tujuan-tujuan, struktur tugas-tugas, mekanisme-mekanisme yang mengatur, lingkungan, interdependensi komponen-komponen, batas-batas, subsistem-subsistem, input-input, dan transformasi hingga menjadi output kesemuanya akan mendapat arti penting. Dengan demikian para pimpinan di dalam organisasi sebagai suatu sistem sanggup lebih terfokus pada kiprah dan tanggung jawab yang diserahkan pada mereka sehingga tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya sanggup dicapai dengan baik.

Pendekatan sistem sanggup membantu organisasi mencapai suatu imbas sinergitis dimana tindakan-tindakan aneka macam bab yang berbeda dari sistem kalau dipersatukan akan lebih besar dibandingkan dengan jumlah-jumlah daripada bab yang beraneka ragam (Chaos).

Sumber http://tesisdisertasi.blogspot.com