Saturday, July 8, 2017

√ Waduh! 40 Kasus Perceraian Per Jam Terjadi Di Indonesia, Ternyata Penyebabnya Ialah Ini

Maraknya masalah perceraian di Indonesia, sumber foto: dokpri.

Pada tahun 2016, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa jumlah komitmen nikah di Indonesia mencapai 1.958.394. Sedangkan tragedi talak dan jumlah perceraian ada sebanyak 347.256 dalam kurun waktu setahun. Ini menawarkan betapa banyaknya jumlah masalah perceraian di Indonesia.

Badan kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) juga menyebutkan bahwa di tahun 2013 saja, angka perceraian yang terjadi di Indonesia menempati posisi pertama se-Asia dan Pasifik. Hal ini begitu mengejutkan untuk sebuah negara yang pada umumnya dikenal sebagai bangsa yang ramah dan murah senyum. Dan tempat yang tercatat sebagai tempat dengan jumlah masalah perceraian terbanyak, yaitu Jawa Timur, tepatnya Banyuwangi. Diperkirakan lebih dari 30 persen penduduk berstatus nikah melaksanakan perceraian dalam setahun itu.

Tak hanya hingga di situ, berdasarkan situs gulalives.co, tingkat perceraian di Indonesia yakni yang tertinggi di dunia. Berkaitan dengan kondisi ini, direksi urais dan binsyar kemenag menyatakan tingkat perceraian di Indonesia sejak tahun 2009 hingga 2016 memang mengalami peningkatan, rentang 16 persen hingga 20 persen per tahunnya. Mayoritas tragedi perceraian juga dialami oleh pasangan nikah usia 35 tahun ke atas.

Menurutnya, rasio perceraian dikalkulasi mencapai 84 persen dari total masalah yang diselesaikan oleh peradilan agama. Tahun 2016 kemarin saja, masalah gugat cerai di Indonesia telah berjumlah 224.240. Yang resmi cerai terhitung sebanyak 152.395 kasus. Anehnya, lebih banyak didominasi penggugat cerai yang terjadi selama 2016 dilakukan oleh perempuan.

Hal semacam ini bersama-sama haruslah dihindari. Sebab, korban perceraian sendiri lebih banyak dialami oleh perempuan. Dari tragedi perceraian selama 2016, setidaknya tercipta sekitar 212.000 janda gres di Indonesia. Ini sungguh memiriskan. Terlebih bila pasangan suami-istri (pasutri) telah mempunyai anak, tentunya selain berdampak jelek bagi kesehatan batin keluarga, anak juga lebih dalam lagi mengalami penderitaan, minimal secara psikis mereka labil atau bahkan trauma.

Kehidupan berumah tangga memang tak seindah bayangan kita sewaktu berilmu balig cukup akal atau bagi mereka yang menjalin hubungan (pacaran). Kehidupan rumah tangga begitu kompleks dan nikah bukanlah soal hidup bersama istri sehari dua hari, tetapi untuk selamanya. Oleh karenanya, apabila selama menjalani masa pasca nikah, pasutri diharapkan untuk bekerja sama selalu memanajemen segala hal secara baik dan benar.

Bagian penelitian dan pengembangan (litbang) kemenag (2016) menyebutkan wanita yang melaksanakan somasi cerai di Indonesia telah menyentuh angka 70 persen dari total masalah perceraian. Kalau kita amati, seperti nikah yang menjadi ikatan janji suci itu gampang ternodai di Indonesia. Nikah yang merupakan ikatan sakral dan kekal tak lebih dari sekadar mainan ijab qobul atau beri-memberi mahar saja.

Litbang kemenag telah melaksanakan studi empiris mengenai fenomena ini. Setidaknya ada empat alasan umum yang menjadi faktor utama perceraian di Indonesia, yaitu salah satu pihak tidak bertanggung jawab, hadirnya pihak ketiga (selingkuh), faktor ekonomi dan yang paling utama yang perlu diulas yakni tak harmonisnya hubungan pasutri.

Sebenarnya siapa yang harus memulai dalam membina hubungan harmonis? Suami, atau istri? Tentunya suami dong. Sebab, dalam rumah tangga, yang bertanggung jawab atas seluruhnya termasuk terhadap istri ialah suami. Untuk menjaga keharmonisan, seorang suami perlu mempunyai sifat yang romantis. Sifat romantis inilah yang tampaknya menjadi core value yang hilang ketika pasutri telah terjalin lama. Romantis inilah yang menimbulkan mawaddah dan wa rahmah itu. Tanpa romantisme seorang suami, tentu tak ada keindahan di dalam keluarga. Lantas, hal-hal apa saja sih yang menjadi indikasi bahwa seorang suami bersifat romantis?

Setidaknya yakni tiga belas hal yang menimbulkan seorang suami itu sanggup kita katakan sebagai suami yang romantis. Apa saja itu?

1. Cium dahi, pipi dan bersalaman dengan istri sebelum pergi kerja

Hal ini sepele, tetapi apabila dilakukan saban hari, romantika indahnya bersuami-istri itu akan terus terjadi. Hal semacam ini akan menjaga memori komitmen nikah dan sebuah ikatan suci.

2. Telepon istri ketika kerja alasannya pengin bilang kangen

Interaksi setiap hari akan memupuk ikatan batin yang kuat. Apalagi kalau jalinan sebuah pasutri terpisah oleh jarak dan waktu. Long Distance Relationship (LDR) tentunya akan menimbulkan hubungan pasutri tetap serasi lantaran suami yang romantis menelpon setiap saat, contohnya ketika istirahat kerja atau waktu luang lain.

3. Berada di sisi istri ketika ia melahirkan

Ini perlu, alasannya dalam kondisi melahirkan, istri butuh banyak pemberian moral, spiritual dan biaya untuk persalinan, lebih-lebih ketika persalinan pertama kali. Hal samacam ini juga akan menjaga batin istri tetap stabil selama proses melahirkan, ia merasa bangga dan penuh keikhlasan lantaran sang suami ikut menemaninya berjuang.

4. Rajin ibadah berjamaah dengan istri dan mengajak istri erat dengan Tuhan

Suami yang romantis yakni suami yang sholeh. Ia selalu mengajak istri pada ketaatan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Suami yang romantis yakni suami yang selalu mengajak istrinya berbuat baik dan bermanfaat bagi keluarganya, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

5. Suka membantu istri di rumah dan bersedia bangkit pagi untuk bantu ia memasak

Seorang suami begitu romantis bila ia pintar memasak, apalagi memasak sendiri dan istrinya tinggal menunggu hidangan siap di meja. Kendati demikian, kalau seorang suami tak bisa memasak, minimal ia membantu memasak, menyerupai mengupas bawang, menghaluskan cabe untuk sambal, membersihkan beras sebelum ditanak atau membeli ikan dan sayur di pasar. Ini sepele, tapi ketika seorang suami sudah melaksanakan hal ini setidaknya rasa kebersamaan akan selalu ada. Ujungnya yakni keabadian perahu rumah tangga.

6. Tatap wajah istri ketika akan tidur

Menatap wajah sambil tersenyum ketika istri akan tidur akan menambah kehangatan dalam rumah tangga. Karena sebuah senyuman sebelum tidur merupakan ikhtisar semua acara dalam seharian penuh, entah berakhir senang entah tidak, itu terangkum dalam senyuman sebelum tidur.

7. Bersenda gurau dengan istri

Tersenyum itu secara medis akan mengurangi penuaan dini, terutama keriput pada wajah. Bersenda gurau dengan istri akan membuat suasana rileks dan bahagia. Wajah tidak manyun atau nyaprut terus.

8. Memeluk istri secara tiba-tiba

Ini yang mungkin jarang dilakukan, apalagi bagi pasutri yang LDRan. Padahal, hal ini juga menawarkan bahwa suami itu romantis, menyerupai di film Titanic kan begitu, hehehe...memeluk istri darj belakang akan meningkatkan gairah berkeluarga lebih baik. Sehingga istri merasa senang dan ikatan batin semakin kuat.

9. Setia menemani istri berbelanja

Menemani istri berbelanja merupakan hal lumrah seorang suami yang romantis. Meski istri menentukan barang berlama-lama, namun lantaran ia yakni istrinya, ia akan tetap setia menunggu, meski kadang hingga tertidur di tempat tunggu atau depan toko.

10. Membuat program makan makan malam romantis secara tiba-tiba

Keputusan memang berada pada suami. Apapun acaranya selama bersama istri. Tapi begitu indah bukan, kalau tiba-tiba suami mengajak makan di sebuah tempat makan dan bercengkramah dengan istri? Inilah suami yang romantis. Meski istri harus mendapatkan di mana pun tempat makannya, entah di resto, entah di warung pinggir jalan. Kan menyesuaikan budget, hehe...

11. Memberi istri hadiah ketika ulang tahun dan ulang tahun pernikahan

Suami yang serasi itu, ketika ia bisa memutar kembali memori indah dalam kehidupan istri. Hal ini bisa dilakukan ketika istri sedang berulang tahun atau mengenang tanggal komitmen nikah setiap tahunnya.

12. Memijat dan urut istri ketika sesudah melaksanakan acara lantaran capai

Istri itu kerjaannya banyak dalam kenyataannya, meski secara teori segala hal termasuk mencuci pakaian dalam yakni kiprah suami. Namun dikarenakan tak setiap waktu suami berada di rumah, contohnya lantaran mencari nafkah untuk suami. Istrilah yang biasa melaksanakan kegiatan di rumah, mulai dari memasak hingga momong anak kalau sudah punya. Oleh lantaran itu, seorang suami yang romantis tentulah perlu 'membayar' jasa istri ketika seharian telah menjalankan tupoksinya dalam rumah tangga, contohnya memijat atau mengurut istri. Ini seple tapi perlu biar hubungan pasutri tetap harmonis.

13. Mendengarkan segala keluh kesah istri

Terakhir, indikasi seorang suami dikatakan romantis yakni kesetiaannya mendengarkan curahan hati (curhat) sang istri. Dalam sebuah keluarga, keterbukaan begitu diharapkan biar segala problem sanggup terselesaikan secara baik dan lancar. Dalam keluarga diharapkan adanya diskusi soal apapun untuk mencapai mufakat bersama. Ketika hal ini sanggup dilakukan, maka segala masalah, apapun itu topik dan judulnya, niscaya akan menjaga hubungan pasutri tetap stabil dan langgeng. Terlebih lagi ketika ini banyak masalah cerai jawaban salah paham. Tentu musyarawah di antara pasutri haruslah diterapkan.
Sumber http://www.ngobrolstatistik.com/