Metode atau cara yang sangat mudah dan paling sederhana dalam pemilihan judul penelitian ialah dengan merumuskan suatu konsep penelitian. Rumusan judul penelitian tersebut sanggup digambarkan sebagai berikut:
Fenomena = Y = Jelek
Asumsi : Y buruk gara-gara X1 dan X2
Judul Penelitian : Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y
Pemilihan judul penelitian jangan dimulai dari teori, dimulai dari maunya otoritas atau ”melihat judul tetangga kemudian dicomot”. Mulailah proses pemilihan judul penelitian dengan mengamati suatu fenomena yang menarik untuk dikritisi dan sanggup dijadikan obyek penelitian. Fenomena ialah sesuatu gejala, insiden atau insiden di suatu lingkungan tertentu yang relevan untuk dijadikan obyek penelitian bagi penarapan fungsi ilmu yang dipelajari. Misalnya, fenomena kinerja pengawasan di suatu instansi pemerintahan dan korelasinya dengan implementasi kebijakan dan sumber daya organisasi sanggup dijadikan obyek penelitian bagi penerapan fungsi Ilmu Pemerintahan. Fenomena menurunnya pertumbuhan PDRB di suatu tempat dan korelasinya dengan penerimaan Pendapatan Asli Daerah merupakan obyek kajian bagi penerapan Ilmu Ekonomi Makro atau Ilmu Ekonomi Pembangunan. Misal lain, fenomena menurunnya prestasi berguru siswa di suatu sekolah dan korelasinya dengan motivasi dan kompetensi guru sanggup dijadikan obyek kajian bagi penerapan Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Misal lain yang lebih spesifik, fenomena pelayanan manajemen pertanahan di suatu tempat dan korelasinya dengan duduk masalah pelaksanaan kebijakan desentralisasi dan otonomi tempat sanggup dijadikan obyek kajian bagi penerapan Ilmu Hukum Administrasi Negara atau Ilmu Hukum Agraria.
Fenomena itu kemudian diangkat menjadi obyek penelitian. Fenomena yang dijadikan obyek penelitian ialah Entry Point untuk merancang suatu kosnep gagasan dan menyusun Proposal Penelitian. Fenomena yang dijadikan Entry Point itu dikemukakan dan dideskripsikan dalam penyusunan Sub Bab Latar Belakang penelitian. Deskripsi fenomena yang dijadikan Entry Point sebaiknya didukung dengan data lapangan yang menggambarkan fenomena tersebut.
Setelah Entry Point ditemukan, maka pemilihan judul penelitian dilanjutkan dengan memilih Starting Point penyusunan Proposal Penelitian. Starting Point penysunan Proposal Penelitian ialah Asumsi atau anggapan dasar peneliti terhadap fenomena yang dikritisi. Asumsi berfungsi mengangkat suatu konsep gagasan yang mengemukakan dugaan bahwa X dipandang atau dianggap sebagai faktor yang sanggup besar lengan berkuasa konkret terhadap Y.
Fenomena = Y = Jelek
Asumsi : Y buruk gara-gara X1 dan X2
Judul Penelitian : Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y
Pemilihan judul penelitian jangan dimulai dari teori, dimulai dari maunya otoritas atau ”melihat judul tetangga kemudian dicomot”. Mulailah proses pemilihan judul penelitian dengan mengamati suatu fenomena yang menarik untuk dikritisi dan sanggup dijadikan obyek penelitian. Fenomena ialah sesuatu gejala, insiden atau insiden di suatu lingkungan tertentu yang relevan untuk dijadikan obyek penelitian bagi penarapan fungsi ilmu yang dipelajari. Misalnya, fenomena kinerja pengawasan di suatu instansi pemerintahan dan korelasinya dengan implementasi kebijakan dan sumber daya organisasi sanggup dijadikan obyek penelitian bagi penerapan fungsi Ilmu Pemerintahan. Fenomena menurunnya pertumbuhan PDRB di suatu tempat dan korelasinya dengan penerimaan Pendapatan Asli Daerah merupakan obyek kajian bagi penerapan Ilmu Ekonomi Makro atau Ilmu Ekonomi Pembangunan. Misal lain, fenomena menurunnya prestasi berguru siswa di suatu sekolah dan korelasinya dengan motivasi dan kompetensi guru sanggup dijadikan obyek kajian bagi penerapan Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Misal lain yang lebih spesifik, fenomena pelayanan manajemen pertanahan di suatu tempat dan korelasinya dengan duduk masalah pelaksanaan kebijakan desentralisasi dan otonomi tempat sanggup dijadikan obyek kajian bagi penerapan Ilmu Hukum Administrasi Negara atau Ilmu Hukum Agraria.
Fenomena itu kemudian diangkat menjadi obyek penelitian. Fenomena yang dijadikan obyek penelitian ialah Entry Point untuk merancang suatu kosnep gagasan dan menyusun Proposal Penelitian. Fenomena yang dijadikan Entry Point itu dikemukakan dan dideskripsikan dalam penyusunan Sub Bab Latar Belakang penelitian. Deskripsi fenomena yang dijadikan Entry Point sebaiknya didukung dengan data lapangan yang menggambarkan fenomena tersebut.
Setelah Entry Point ditemukan, maka pemilihan judul penelitian dilanjutkan dengan memilih Starting Point penyusunan Proposal Penelitian. Starting Point penysunan Proposal Penelitian ialah Asumsi atau anggapan dasar peneliti terhadap fenomena yang dikritisi. Asumsi berfungsi mengangkat suatu konsep gagasan yang mengemukakan dugaan bahwa X dipandang atau dianggap sebagai faktor yang sanggup besar lengan berkuasa konkret terhadap Y.
Sumber http://tesisdisertasi.blogspot.com