Monday, August 7, 2017

√ Efek Ibu Pengguna Ponsel Pada Sikap Anak

Kehidupan sehari-hari kita ketika ini tak pernah lepas dari ponsel. Sangat jarang kita temui orang tak punya ponsel di sekitar. Setidakpunyanya seseorang, ponsel selalu ada di sampingnya. Minimalnya sih untuk perjuangan dan menghubungi sanak saudara yang jauh nun di sana.

Sebagai produk kemajuan teknologi dan informasi, begitu pesatnya transformasi ponsel. Dulu yang seukuran irisan tempe dan tombol yang besar-besar, sekarang  disulap menjadi ukuran minimalis, simpel dan layar sentuh atau touch screen. Ditambah bermacam-macam fitur yang tersedia di dalam ponsel menciptakan setiap orang tertarik untuk memilikinya, termasuk kaum ibu-ibu.

Tuntutan zaman menjadikan kaum ibu juga terseret menggunakan ponsel. Pengaruh penggunaan ponsel oleh ibu-ibu bahkan mengubah contoh sikap sosial mereka. Dulu sih, ibu-ibu ngegosip tetangganya harus dengan kumpul dulu setelah beres-beres rumah. Sekarang lain, daerah kumpul sudah tak perlu, dengan ponsel pun sederetan tetangga 'habis' digosipkan.

Menggunakan ponsel dalam keseharian memang sah-sah saja. Siapa saja boleh memakainya, khususnya kaum ibu. Tetapi perlu diingat lho menggunakan ponsel, terutama bagi mereka yang sudah mempunyai anak. Seorang ibu yang sehari-harinya menggunakan ponsel secara intens, sedikit banyak memengaruhi sikap anaknya.

Hasil penelitian Barcelona Institute for Health, UCLA, menyebutkan bahwa bawah umur usia 5-7 tahun yang ibunya sering menggunakan ponsel akan cenderung lebih hiperaktif perilakunya. Hiperaktif bagi bawah umur seusia itu dinilai membahayakan.

Menurut jago kesehatan anak FK UNAIR, sikap anak yang hiperaktif akan berdampak jelek bagi acara orang tua. Suasana lingkungan keluarga akan terganggu dan kurang aman (detik_com, 2013). Terlebih jikalau anak tak segera menerima penanganan terhadap hiperaktifnya, dimungkinkan berpotensi besar mengalami kegagalan ketika cukup umur nantinya. Sebab, sikap anak yang hiperaktif justru membuka peluang besarnya salah pergaulan pada anak.

Ketika seorang ibu terlalu fokus menggunakan ponsel, aspek pengawasan terhadap anak juga bakal terabaikan. Buktinya, tak sedikit kasus anak celaka karena ibunya lalai saking fokusnya berbelanja online lewat ponselnya. Adapula kejadian seorang anak balita yang meninggal karam dalam kolam mandi akhir ibunya lupa karena sedang main game di dalam ponselnya. Pengawasan terhadap anak memang merupakan hal sepele, apalagi jikalau dilakukan di dalam areal rumah sendiri. Namun, hal itu justru menjadi hal serius karena kelalaian orang tua, terutama ibu, disebabkan terlalu nyamannya ia menggunakan ponsel.

Oleh karena itu, menggunakan ponsel bagi ibu-ibu memang diperbolehkan. Asal, mereka tak hingga lalai dalam melaksanakan perlindungan terhadap anaknya, terutama yang masih berusia 5-7 tahun. Betapa sepelenya menggunakan ponsel, tapi kalau sudah mengakibatkan anak meninggal? Itu kan bukan sepele lagi, tapi konyol. Semoga kaum ibu sanggup secara bijak dalam menggunakan ponsel ke depan, terlebih anak merupakan generasi penerus yang harus dilindungi dan diselamatkan.

Dilindungi dalam arti menjaganya biar terhindar dari kerusakan mental dan moral. Diselamatkan dalam artian terjaga jiwa dan raganya biar tetap sehat dan mempunyai cita-cita hidup panjang demi masa depan.(*)

Sumber http://www.ngobrolstatistik.com/