Friday, August 11, 2017

√ Ekonomi Kreatif, Kunci Pertumbuhan Ekonomi Maluku Utara

Ekonomi kreatif merupakan acara ekonomi yang dihasilkan sebagai output dari daya pikir, kreativitas, inspirasi yang bersifat inovatif dan mengelaborasikannya dengan kemajuan teknologi informasi. Begitu ketatnya persaingan ekonomi di antara negara-negara maju dan berkembang ketika ini, ekonomi kreatif berada pada posisi kunci, terutama bagi Indonesia.

Ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang didukung dengan Sumber Daya Alam (SDA) yang memadai, acara ekonomi kreatif sangat potensial untuk dikembangkan di seluruh wilayah Indonesia. Seperti halnya jikalau ekonomi kreatif dikembangkan di wilayah Maluku Utara, pengembangan ekonomi kreatif sampai sekarang terus dilanjutkan oleh pemerintah. Mengingat pula pertumbuhan ekonomi Maluku Utara juga semakin membaik dan mengatakan kualitasnya. Menurut data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku Utara, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara tahun 2015 yaitu sebesar 6,10 persen. Kondisi ini terlihat lebih baik daripada tahun 2014 yang hanya sebesar 5,48 persen.

Bila ditelisik lebih dalam, sumber pertumbuhan ekonomi Maluku Utara lebih disebabkan oleh 3 lapangan usaha, yaitu Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (24,84 persen), disusul perdagangan besar dan eceran serta reparasi 17,38 persen dan yang ke-3 yaitu manajemen pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 17,09 persen. Terlihat bahwa tugas dari lapangan perjuangan berbasis kreatif masih belum sepenuhnya mengambil tugas di dalam memutar roda ekonomi Maluku Utara. Dalam arti, perlu dilakukan kajian yang secara khusus meneropong geliat pertumbuhan ekonomi kreatif di Maluku Utara.

Sebenarnya secara sepintas, terdapat banyak lapangan perjuangan yang mengandalkan input kreativitas dan penemuan yang ada di Maluku Utara, menyerupai industri musik lokal, industri piring anyaman, industri bantalan kaki dan anyaman tas berbahan eceng gondok, fashion, desain baliho, poster, cover dan spanduk, seni lukis, seni tari, serta yang sampai sekarang belum maksimal yaitu industri daur ulang sampah dan sejenisnya. Potensi-potensi ini tentunya perlu dimanfaatkan secara optimal. Melalui upaya pendidikan sekolah dan masyarakat di dalam mengolah limbah industri atau sampah tentu akan meningkatkan nilai tambah. Dengan gencarnya promosi di bidang budaya dan pariwisata, juga pada waktunya akan meningkatkan tugas dari lapangan perjuangan berbasis kreatif.

Ekonomi kreatif selama ini memang tidak sanggup ditelusuri mengenai jumlah dan sebarannya, tetapi setidaknya dengan memakai data hasil Sensus Ekonomi 2016 nanti, pemerintah yang bergerak di bidang industri kreatif juga sanggup memetakan sebaran kawasan-kawasan yang berpotensi menjadi lahan ekonomi kreatif. Selain itu, pemerintah perlu melaksanakan percepatan pembangunan infrakstruktur Maluku Utara, khusus untuk memudahkan kanal antar daerah sehingga perluasan dari ekonomi kreatif dalam digalakkan di seluruh wilayah.

Ekonomi kreatif akan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Maluku Utara, apabila secara kewilayahan tersebar secara merata. Ekonomi kreatif juga sanggup didesain bersifat padat karya, tentu akan mengurangi tingkat penganguran terbuka (TPT) di Maluku Utara. Sebaliknya, pengembangan ekonomi kreatif yang berbasis pada modal atau lebih memakai teknologi dan informasi diperlukan bisa meningkatkan kualitas SDM sekaligus mencokolkan variasi lapangan perjuangan gres untuk sanggup muncul di Maluku Utara. Dengan demikian, ekonomi kreatif sanggup dikatakan memiliki forward linkagedan backward linkage yang tinggi dibandingkan dengan lapangan perjuangan lainnya. Kondisi ini akan menjadi kunci, kunci sebuah pertumbuhan ekonomi yang tidak hanya terlihat secara kuantitas, tetapi juga secara kualitas.

Sumber http://www.ngobrolstatistik.com/