Friday, September 15, 2017

√ Catatan Pendakian Ke Gunung Semeru, Jawa Timur

Pendakian ke Gunung Semeru 3.676mdpl – Jawa Timur – Pengantar – Indonesia mempunyai terlalu banyak daerah ‘mewah’ dengan nuansa alam yang terlalu sayang kalau tidak dieksplorasi dan dinikmati.


Gunung Semeru beserta keindahannya hanyalah segelintir dari teladan nyatanya.


Gunung Semeru sendiri sangat terkenal bagi kalangan pendaki dan pecinta alam secara khusus, bahkan menciptakan mereka yang belum pernah menaklukkannya sangat ingin untuk mencapai puncaknya.


Menaklukkan Gunung Semeru bisa dikatakan merupakan keinginan setiap pendaki dan pecinta alam di Indonesia.


But in every walk with Nature one receives far more than he seeks.

John Muir


Tentang Gunung Semeru


Indonesia mempunyai terlalu banyak daerah  √ Catatan Pendakian ke Gunung Semeru, Jawa Timur
Gunung Semeru



Kepopuleran Gunung Semeru tak lepas dari keindahan alam yang ditawarkannya. Gunung tertinggi di Pulau Jawa, tertinggi ketiga sebagai gunung berapi di Indonesia ini, mempunyai Puncak Mahameru sebagai puncak tertingginya dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan maritim (mdpl).


Baca Juga: Wisata ke Gunung Batu Lembang


Gunung Semeru termasuk dalam peta wilayah Kabupaten Malang dan Lumajang, Jawa Timur.


Dan yang mungkin paling dikenal mengenai Gunung Semeru sendiri adalah, paling tidak menurutku, salah satu dari sekian banyak gunung di Indonesia yang paling susah ditaklukkan.




Pendakian ke Gunung Semeru: Sebuah Catatan  Pendakian


Pendakian akan selalu terkenang kalau diceritakan dan dituliskan. Dari banyak pengalaman yang telah saya dapatkan selama traveling ke banyak tempat, pendakian ke Gunung Semeru mempunyai dongeng sendiri yang menurutku akan sangat susah dilupakan.


Baca Juga: Tips Mendaki Gunung Untuk Siapapun


Gunung berapi aktif ini menantang kami untuk menaklukkannya, dan bulan Agustus 2014 lalu, saya dan rombongan pun merasa terpanggil untuk menjawab tantangannya.


Meeting point ditetapkan di Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS-Surabaya), kala itu rombongan kami mempunyai 11 orang anggota. Tanggal 27 Agustus 2014 berkumpul di ITS kami memulai perjalanan.


Dari Surabaya kami memulai perjalanan dengan angkutan bus menuju Terminal Bangurasih. Sekitar 3 jam perjalanan dari jam 1 siang, kami datang di Terminal Arjosari, Malang sekitar pukul 4 sore.


Baca Juga: Pendakian ke Gunung Slamet, Jawa Tengah


Kala itu kami menentukan Jalur Ranu Pani Tumpang sebagai jalur utama kami untuk menaklukkan Gunung Semeru, jadi kami menuju Tumpang di Kabupaten Malang.


Di sana kami dianjurkan untuk menaiki jeep. Kapasistas normal jeep itu sendiri bisa dinaiki oleh 15 orang, namun rata-rata pemilik angkutan ini menganjurkan semoga setiap jeep hanya diisi oleh maksimal 13 orang.


Mungkin dengan alasan overcapacity atau sebagainya. Tapi yang pasti, biaya yang harus dikeluarkan untuk menyewanya kala itu ialah sekitar Rp 650.000,- sekali jalan per rombongan (bukan per orang).


Kala itu kami datang di Ranu Pani sekitar pukul 6 sore, sementara jalur pendakian ditutup mulai jam 4 sore dan dibuka keesokan harinya pukul 7 pagi setiap harinya.


Baca Juga: Pendakian ke Gunung Sumbing, Jawa Tengah


Karena terlambat pada hari itu, kami menetapkan untuk menginap di basecamp Jalur Ranu Pani yang kebetulan kebetulan gubuk di sana dan bisa dihuni oleh sekitar 3 rombongan atau maksimal 20-an orang.


Beralaskan sleeping sebagai peralatan wajib, kami pun menghabiskan malam di basecamp. Esok paginya kami sudah standby di Pos Perizininan sekitar pukul 6 pagi.


Tentu kami mendapat briefing mengenai situasi dan tips pendakian guna lebih mempersiapkan mental semoga lebih siap selama pendakian. Rombongan kami juga mendapat investigasi peralatan.


Perlu diketahui, salah satu syarat utama dalam pendakian ke Gunung Semeru merupakan peralatan dan fisik; untuk peralatan sendiri setiap anggota harus mempunyai 1 buah sleeping bag.


Baca Juga: Pantai Ladeha, Surga Tersembunyi di Pesisir Selatan Pulau Nias


Bagi yang tidak membawa bisa menyewanya di aneka macam daerah penyewaan/toko outdoor gears sekitar dengan harga Rp 20.000,- sehari khusus sleeping bag.


Pos Perizinan sendiri buka pukul 7 pagi. Kaprikornus selama briefing sebelum mendaki Gunung Semeru, kami juga punya kesempatan untuk stretching dan sarapan. Sekitar pukul 9.30 pagi kami memulai pendakian.


Starting point pendakian kami ialah Ranu Pani, Tumpang, melewati perkebunan warga dengan jalan beraspal di sepanjangnya hingga gerbang akhir di kaki Gunung Semeru sekitar 500 meter ke depan.


Ketika gerbang final kami lewati, jalanan yang sebelumnya beraspal berganti menjadi paving block. Adrenalin kami mulai terpacu ketika itu. Dengan santai tanpa terburu-buru sedikit pun kami menikmati waktu selama pendakian.


Kondisi jalanan dari Ranu Pane menuju Landengan Dowo masih berbentuk paving, jadi menurutku masih sedikit mudah.


Baca Juga: Pendakian Gunung Cikuray, Garut – Jawa Barat


Jarak totalnya dari Ranu Pane Menuju Landengan Dowo ialah 3,5 KM atau rata-rata memakan waktu 1,5 hingga 2 jam untuk pendakian santai. Di sini kita masih bisa melihat perkebunan warga di sepanjang perjalanan.


Dari Landengan Dowo menuju Watu Rejeng, pendakian sudah mulai memasuki hutan. Butuh waktu yang sama untuk datang di Watu Rejeng. Meski sudah mulai mencicipi suasana hutan, jalurnya masih bisa dikategorikan sebagai jalur mudah.


Di sini suhu hirau taacuh sudah mulai terasa meski belum akan menciptakan kita menggigil. Tak lupa untuk menyebutkannya, di sepanjang jalur ini kita juga akan melewati ‘Jembatan Cinta’, sebuah jembatan kecil di atas sebuah kali/sungai.




Ranu Kumbolo: Danau Alami yang Luar Biasa Indah





Selalu ada dongeng di Ranukumbolo. #livefolkindonesia


A photo posted by Frederikson Tarigan (@frederiksont) on





Setelah total mendaki Gunung Semeru selama kurang-lebih 4 jam, atau 2 jam dari Watu Rejeng, rombongan kami datang di Ranu Kumbolo. Ranu Kumbolo sendiri sudah sangat terkenal keindahannya, bahkan di luar negeri.


Banyak sesama pendaki kala itu yang hanya mendaki Gunung Semeru untuk berkunjung ke Ranu Kumbolo, tidak hingga ke Puncak Mahameru.


Karena Ranu Kumbolo sendiri merupakan daerah yang sangat direkomendasikan untuk mendirikan tenda, kami pun menetapkan untuk bermalam di Ranu Kumbolo sambil tentunya menikmati keindahannya.






Indonesia mempunyai terlalu banyak daerah  √ Catatan Pendakian ke Gunung Semeru, Jawa TimurIndonesia mempunyai terlalu banyak daerah  √ Catatan Pendakian ke Gunung Semeru, Jawa TimurIndonesia mempunyai terlalu banyak daerah  √ Catatan Pendakian ke Gunung Semeru, Jawa Timur


Indonesia mempunyai terlalu banyak daerah  √ Catatan Pendakian ke Gunung Semeru, Jawa Timur
Frederikson Tarigan


Indonesia mempunyai terlalu banyak daerah  √ Catatan Pendakian ke Gunung Semeru, Jawa Timur
Lupitha Thanaya (Taken by: Frederikson Tarigan)


Indonesia mempunyai terlalu banyak daerah  √ Catatan Pendakian ke Gunung Semeru, Jawa Timur
Frederikson Tarigan & Lupita Thanaya


Indonesia mempunyai terlalu banyak daerah  √ Catatan Pendakian ke Gunung Semeru, Jawa Timur
Sunset Ranu Kumbolo (Frederikson Tarigan & Lupita Thanaya)


Di Ranu Kumbolo terdapat sebuah danau alami yang sangat indah. Meski airnya sangat jernih, pengelola Taman Nasional Gunung Semeru tidak memperbolehkan siapapun untuk mandi di sana semoga tidak mencemari airnya, terlepas dari dinginnya suhu tentunya.


Di tengah suasana teduh dan indahnya pemandangan sekitar, kami mendirikan tenda di tengah puluhan tenda pendaki lainnya. Keindahan di sekitar danau Ranu Kumbolo menciptakan siapapun akan takjub. Inilah yang terjadi pada kami semua ketika itu.


Indonesia mempunyai terlalu banyak daerah  √ Catatan Pendakian ke Gunung Semeru, Jawa Timur
Savana Ranu Kumbolo (Frederikson Tarigan & Lupita Thanaya)




Pendakian ke Gunung Semeru: Perjalanan Sebenarnya Dimulai


Bagiku, sepasca meninggalkan Ranu Kumbolo dan melanjutkan pendakian menuju Puncak Mahameru, perjalanan yang sesungguhnya justru dimulai ketika meninggalkan Ranu Kumbolo.


Alasannya; trek pendakian jauh lebih susah, suhu menjadi lebih ekstrim, spot-spot inti atau terkenal mulai dilewati, dan Puncak Mahameru sudah mulai terlihat.


Baca Juga: Pendakian ke Gunung Merbabu, Jawa Tengah


Menuju Oro Ombo dari Ranu Kumbolo, setiap pendaki tentu harus melewati sebuah tanjakan yang terkenal dengan julukan ‘Tanjakan Cinta’. Sebutannya sendiri memang catchy dan unik.


Selain alasannya ialah menguras tenaga ketika melewatinya tentunya, penamaan Tanjakan Cinta sendiri berdasar pada sebuah mitos.


Menurut teman pendaki rombongan lain kepadaku, penamaan ini dilakukan alasannya ialah konon katanya; kalau melewati Tanjakan Cinta sambil membayangkan orang yang kita cintai tanpa menoleh ke belakang, kelak ia akan menjadi pasangan hidup kita.


Sayangnya ketika melewatinya dan mengetahui mitosnya, saya sudah sempat menoleh ke belakang.


Sekitar 40 menit perjalanan dari Ranu Kumbolo – Jembatan Cinta – Oro Ombo dengan jarak  total 1 Km, kita diberi kesempatan menikmati keindahan flora Lavender.


Oro Ombo atau Oro-Oro Ombo sendiri merupakan sebuah lahan luas berisikan flora Lavender yang tingginya setinggi insan dewasa.


Baca juga: Solo Trip to Taman Alam Lumbini, Brastagi – Tanah Karo


Jalur setapak yang dilewati pendaki menjadi pembelah lahan tersebut. Meski indah, namun saya sarankan untuk hati-hati dalam melangkah alasannya ialah banyak sekali ‘ranjau’ atau bekas hajat insan yang mungkin akan luput dari pandangan ketika melewatinya.


Mungkin alasannya ialah tempatnya tertutup, Oro Ombo ini sering dijadikan daerah favorit untuk buang hajat. Ketika kita hingga di Oro Ombo, berarti kita secara resmi telah berada di ketinggian 2.460mdpl.


Dari Oro Ombo menuju Cemoro Kandang akan memakan waktu sekitar 30-45 menit pendakian santai.


Jalur pendakiannya pun menawarkan ‘bonus’ berupa jalur datar. Dari Cemoro Kandang menuju Jambangan tidak jauh beda waktu yang akan diharapkan dari sebelumnya. Banyak flora indah bisa ditemui di Pos Jambangan ini, salah satunya tentu saja Edelweiss.


Baca Juga: Rafflesia Arnoldii: Puspa Langka dan Sebuah Kejutan


Dari Jambangan, kami memasang sasaran untuk bisa datang di Kalimati lebih awal semoga mempunyai kesempatan untuk mendirikan tenda demi bermalam sekali lagi.


Memang lahannya luas sehingga bisa menampung banyak rombongan, namun ketika itu rombongan yang mendaki Gunung Semeru sangat banyak, jadi tentunya kami berantisipasi.


Tiba sekitar 30 menit, kami pribadi mendirikan tenda di tengah puluhan tenda yang sedikit mengapit kami. Hal buruknya, ruang gerak kami menjadi sedikit terganggu.


Dan hal baiknya, angin kurang leluasa untuk menampar kami selama bermalam. Ketinggian sudah mencapai 2.700mdpl ketika kita berada di Kalimati.


Setelah bermalam, kami menetapkan untuk melanjutkan pendakian pada malam hari sekitar pukul 11 demi kesempatan untuk menikmati Sunrise dari Puncak Mahameru.


Meski daerah yang dianjurkan untuk bermalam ialah Arcopodo, kami menghemat waktu sebaik-baiknya semoga kesempatan ini tak kami lewatkan.


Tak sesuai dari rencana awal, berangkat dari jam 11 malam dari Kalimati, kami harus menunda perjalanan alasannya ialah terjadi badai. Kami harus menunggu angin puting-beliung reda selama sekitar 8 jam. Menahan dingin? Tentu saja.


Baca Juga: Mengintip Persiapan Menyambut Flower Garden Festival 2018 di Taman Bunga Inaya, Bengkulu


Bahkan satu per satu korban hipotermia mulai berjatuhan kala itu. Demi menaklukkan Puncak Mahameru, kami rela menunggu selama 8 jam di perjalanan sambil menikmati Sunrise yang cukup indah, meski tak sesuai rencana awal.


Sekitar pukul 8 pagi sehabis menunggu angin puting-beliung reda, kami datang di Puncak Mahameru.




Pendakian ke Gunung Semeru: Puncak Mahameru 3.676MDPL


Indonesia mempunyai terlalu banyak daerah  √ Catatan Pendakian ke Gunung Semeru, Jawa Timur
Puncak Mahameru


Perjuangan menuju Puncak Mahameru, Gunung Semeru, Jawa Timur terbayar ketika rombongan pendaki kami datang di sana.


Kami berhasil menaklukkannya, terlepas dari banyaknya rintangan di perjalanan, dan itu merupakan sebuah pujian dan pengalaman yang tak terlupakan bagi kami semua.


Pemandangan yang ditawarkannya luar biasa mengagumkan. Dan yang lebih mengagumkan lagi, kami semua berhasil menaklukkannya dengan kemampuan kami sendiri.


Indonesia mempunyai terlalu banyak daerah  √ Catatan Pendakian ke Gunung Semeru, Jawa Timur
Sunrise Gunung Semeru, diambil ketika Summit Attack menuju Puncak Mahameru


Indonesia mempunyai terlalu banyak daerah  √ Catatan Pendakian ke Gunung Semeru, Jawa Timur


Indonesia mempunyai terlalu banyak daerah  √ Catatan Pendakian ke Gunung Semeru, Jawa Timur
Puncak Mahameru Gunung Semeru


Indonesia mempunyai terlalu banyak daerah  √ Catatan Pendakian ke Gunung Semeru, Jawa Timur Indonesia mempunyai terlalu banyak daerah  √ Catatan Pendakian ke Gunung Semeru, Jawa TimurIndonesia mempunyai terlalu banyak daerah  √ Catatan Pendakian ke Gunung Semeru, Jawa Timur


Puncak Mahameru, Gunung Semeru, Jawa Timur mempunyai ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut, menjadikannya sebagai gunung tertinggi di Pulau Jawa.


Gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia sehabis Gunung Kerinci dan Gunung Rinjani, serta gunung dengan puncak tertinggi keempat di Indonesia sehabis Kartenz, Kerinci, dan Rinjani.


Indonesia mempunyai terlalu banyak daerah  √ Catatan Pendakian ke Gunung Semeru, Jawa Timur


Indonesia mempunyai terlalu banyak daerah  √ Catatan Pendakian ke Gunung Semeru, Jawa Timur
Saat Turun dari Puncak Mahameru




Jalur Pendakian Gunung Semeru & Waktu Tempuh dari Ranu Pani, Tumpang, Jawa Timur























































Jalur PendakianJarak TempuhWaktu Tempuh
Ranupani – Landengan Dowo3 km1,5 jam
Landengan Dowo – Watu Rejeng3 km1,5 jam
Watu Rejeng – Ranu Kumbolo4,5 km2 jam
Ranu Kumbolo – Oro-Oro Ombo1 km30 menit
Oro-Oro Ombo – Cemoro Kandang1,5 km30 menit
Cemoro Kandang – Jambangan3 km30 menit
Jambangan – Kalimati2 km30 menit
Kalimati – Arcopodo1,3 km2,5 jam
Arcopodo – Cemoro Tunggal – Puncak Mahameru1,5 km3 – 5 jam

Total waktu pendakian bisa mencapai 10 – 13 jam, tergantung fisik dan kondisi pendakian. Jika terjadi angin puting-beliung akan sangat mungkin untuk menunda pendakian selama beberapa jam atau bahkan membatalkan pendakian ke Puncak Semeru.


Suhu atau iklim di waktu melaksanakan pendakian juga sangat menentukan.




Detail Biaya Pendakian ke Gunung Semeru


Per 2014 s/d –



  • Ketika itu diwajibkan membayar biaya manajemen sebesar Rp 17.500,- per hari di hari biasa hingga Sabtu. Khusus untuk hari Minggu dikenakan biaya Rp 22.500,-.

  • Biaya sewa sleeping bag (peralatan wajib) Rp 20.000,- hingga Rp 45.000,- per hari.

  • Perbekalan dan biaya logistik lainnya bisa mencapai Rp 300.000,- per orang.




Penutup


Gunung Semeru menjadi salah satu destinasi favorit para pecinta alam, terutama pendaki. Keindahan di sekitarnya entah itu Ranu Kumbolo, Kalimati, Oro Ombo bahkan Puncak Mahameru menjadi kepingan tak terpisahkan dari Gunung Semeru sendiri.


Bagiku Gunung Semeru harus ditaklukkan minimal sekali dalam seumur hidup.


Pengalaman pendakian ke Gunung Semeru untuk menaklukkan Puncak Mahameru akan menjadi pengalaman tak terlupakan bagi hidupmu, setidaknya sudah menurutku. Selamat menaklukkan dan salam pendaki!



All Photos Credited to FREDERIKSON TARIGAN | Narrated by Walter PInem



Baca Juga:


Tips Mendaki Gunung Untuk Siapapun





ARTIKEL LAINNYA:



  1. Tips Mendaki Gunung Untuk Siapapun

  2. Menanjaki Gunung Ciremai, Jawa Barat

  3. Pendakian Gunung Sindoro 3.153 Mdpl via Jalur Kledung, Jawa Tengah

  4. Pendakian ke Gunung Cikuray, Jawa Barat

  5. Gunung Slamet: Perjalanan ke Titik Tertinggi Jawa Tengah

  6. Pendakian ke Gunung Merbabu, Jawa Tengah

  7. Catatan Pendakian ke Gunung Semeru, Jawa Timur

  8. Pendakian ke Gunung Sumbing, Jawa Tengah

  9. Pantai Ladeha di Nias Selatan, Sumatera Utara

  10. Wisata Singkat ke Stone Garden, Padalarang, Bandung

  11. A Short Visit to Bira Island, Thousand Islands

  12. A Day Trip Without Digital Tech

  13. Solo Trip to Taman Alam Lumbini, Berastagi, Tanah Karo

  14. [Infographic] 10 Top Travel Hacks

  15. Kunjungan ke Floating Market Lembang

  16. Gereja Katedral Jakarta: Gereja Kristen Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga

  17. Wisata ke Tebing Keraton Bandung

  18. Famtrip Genting Highlands Kuala Lumpur, Malaysia 2017

  19. Theme Park Hotel Resort World Genting Highlands, Kuala Lumpur

  20. Menjelajahi Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah

  21. Catatan Perjalananku Menjelajahi Nusa Penida, Bali

  22. Ambrogio Patisserie, Tempat Nongkrong Asik di Bandung

  23. Barleu Coffee Bandung, Minimalis di Remangnya Bandung Malam

  24. Gunung Batu Lembang, Jawa Barat

  25. Bira Island, Pulau Seribu

  26. Floating Market, Bandung

  27. Rafflesia Arnoldii, Festival Bumi Rafflesia, Bengkulu

  28. Lesehan Pancur, Curup, Bengkulu: Jamuan Siang Kala Menjelajah Bengkulu

  29. Gunung Papandayan: Sebuah Pendakian yang Cocok Menjadi Weekend Getaway

  30. Menjelajahi Mangrove Forest Nusa Lembongan, Bali

  31. Mengintip Persiapan Menyambut Flower Garden Festival 2018 di Taman Bunga Inaya, Bengkulu

  32. Fort Marlborough: Saksi Sejarah Kekuasaan Inggris di Bumi Rafflesia Bengkulu

  33. Wisata Singkat ke Taman Batu (Stone Garden), Padalarang – Bandung

  34. Menanjaki Gunung Ciremai 3.078 Mdpl, Garut, Jawa Barat

  35. Menikmati Sedapnya Hidangan Bubbles and Bites, Genting Highlands

  36. Indahnya Pulau Umang-Umang di Lampung Selatan

  37. Mendaki dan Melihat Langsung Sisa-Sisa Letusan Gunung Krakatau

  38. Menelusuri Sejarah Rokok Sampoerna di House of Sampoerna, Surabaya

  39. The Food Factory: Sarapan Dengan Segudang Pilihan Makanan Tersaji dalam Buffet-Style



Sumber https://walterpinem.me