Monday, November 20, 2017

√ Cara Mendidik Anak Usia 4 Hingga 10 Tahun Sesuai Aliran Rosulalloh Saw.




Bismillahirrahmaanirrahim....

Anak yakni karunia terbesar dari Alloh SWT. dan mereka yakni titipan bagi kita semua para orang tua, Seorang anak akan menjadi seseorang sesuai dengan Tuntutan yang ia anut atau pelajari, tidak terlepas bagaimana membentuk abjad anak dari mulai usia 4-10 tahun. metode atau cara yang sesuai dengan yang Nabi ajarkan sudah cukup terang untuk kita ikuti dan terapkan pada anak kita, sebab Beliaulah Rosulallaoh SAW yang harus kita anut sebagai basic untuk menerapkan pengajaran kepada anak-anak, inilah beberapa pola Rosulalloh yang di contohkan dalam kehidupannya kepada belum dewasa yang hidup di masanya. 


1. Jangan Mencela Anak

Anas mengatakan, “Aku melayani Rasulullah selama 10 tahun. Demi Allah, ia tidak pernah mengatakan, ‘Ah,’ tidak pernah menanyakan, ‘Mengapa engkau lakukan itu?’ dan tidak pula mengatakan, ‘Mengapa engkau tidak melaksanakan itu?’.”
Anas juga mengatakan, “Beliau tidak pernah sekali pun memerintahkan sesuatu kepadaku, kemudian akan manangguhkan pelaksanaannya, kemudian ia mencelaku. Jika ada salah seorang dari jago baitnya mencelaku, ia justru membelaku, ‘Biarkanlah dia, seandainya hal itu ditakdirkan terjadi, pastilah terjadi.”

Al Ghazali memberi nasihat,
“Janganlah banyak mengarahkan anak dengan celaan sebab yang bersangkutan akan menjadi terbiasa dengan celaan. Dengan celaan anak akan bertambah berani melaksanakan keburukan dan pesan tersirat pun tidak sanggup mempengaruhi hatinya lagi. Hendaklah seorang pendidik selalu menjaga wibawa dalam berbicara dengan anak. Untuk itu, janganlah ia sering mencela, kecuali sesekali saja bila diperlukan.
Hendaknya sang ibu mempertakuti anaknya dengan ayahnya serta membantu sang ayah mencegah anak dari melaksanakan keburukan.”
Anak yakni buah dari kita, sejelek apapun anak kita, berikanlah perkataan yang baik dan bagus. Karena ucapan yakni Do’a.

2. Tidak Memisahkan Anak dari Keluarganya

Abu Abdurrahman Al Hubuli meriwayatkan bahwa dalam suatu peperangan Abu Ayyub berada dalam suatu pasukan, kemudian belum dewasa dipisahkan dari ibu-ibu mereka, sehingga belum dewasa itu menangis. Abu Ayyub pun segera bertindak dan mengembalikan belum dewasa itu kepada ibunya masing-masing. Ia kemudian menyampaikan bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Barang siapa memisahkan antara seorang ibu dan anaknya, pasti Allah akan memisahkan antara dia dan orang-orang yang dicintainya pada hari kiamat.”

Mungkin dari maksud di atas yakni memisahkan tanpa bantalan an, berbeda lagi apabila anak berpisah dengan sang ibu demi pendidikan, menyerupai Pendidikan di Psantren, itu akan menyebabkan dengan kepribadian yang lebih maniri
.
3. Mendoakan Kebaikan, Menghindari Doa Keburukan

Jabir bin Abdullah berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Janganlah kalian mendoakan keburukan untuk diri kalian, janganlah kalian mendoakan keburukan untuk belum dewasa kalian, janganlah kalian mendoakan keburukan untuk pelayan kalian, 

dan jangan pula kalian mendoakan keburukan untuk harta benda kalian, supaya jangan hingga kalian menjumpai suatu dikala yang di dalamnya Allah memberi semua permintaanmu, kemudian mengabulkan doa kalian.”

Para orang renta harus pandai dalam mengolah hati untuk menjaga supaya teta terkontrol dan tidak keluar ancaman atau ucapan yang bisa menjadi doa keburukan bagi sang anak. 
Karena Doa tidak selalu diucapkan dikala bersimpuh di hadapan Allah. Ucapan seketika, seperti, “Dasar anak Nakal,” pun bisa bermakna doa. Dan doa orang renta kepada anak yakni Doa yang qobul.

4. Menarik Perhatian Anak dengan Ucapan yang Lembut

Ada saatnya Rasulullah memanggil anak dengan sebutan yang sesuai dengan Usianya, menyerupai ungkapan, “Anak muda, bekerjsama saya akan memberimu beberapa pelajaran.” 
Dan seterusnya. terkadang ia memanggil dengan sebutan, “Anakku” menyerupai ia lakukan kepada Anas dikala turun ayat hijab, “Hai anakku, mundurlah kau ke belakang.”

Rasulullah menyebut belum dewasa Ja’far, putra pamannya, “Panggilkanlah belum dewasa saudaraku.” Beliau pun menanyakan kepada ibunya, “Mengapa saya lihat badan keponakanku kurus-kurus menyerupai belum dewasa yang sakit?”
Orang dewasapun akan lebih nyaman bila dipanggil dengan julukan, gelar, dan predikat yang baik dari pada nama aslinya. Tidak terterkecuali anak-anak. mirisnya, sering kali kita dengar belum dewasa yang dipanggil dengan julukan tidak yummy didengar, seperti: Botak, Gendut. Endut, dan lain sebagainya.

5. Menghargai Mainan Anak dan Jangan Melarangnya Bermain

Apa yang akan Anda katakan ketika mengetahui bahwa Abu Umair bin Abu Thalhah memiliki burung pipit untuk mainannya, dan Aisyah memiliki boneka perempuan untuk mainannya. Dan Hasan bin Ali memiliki anak anjing untuk mainannya, dan Aisyah Setelah dinikahi Rasulullah, Aisyah membawa serta boneka mainannya ke rumah beliau, bahkan Rasulullah mengajak semua teman-teman Aisyah ke dalam rumah untuk bermain bersama Aisyah. Hal faktual ini memperlihatkan bahwa legalisasi dari Rasulullah terhadap kebutuhan anak kecil terhadap mainan, hiburan dan pemenuhan kecenderungan (bakat).
Al Ghazali mengatakan,
“Usai keluar dari sekolah, sang anak hendaknya diizinkan untuk bermain dengan mainan yang sesuai usianya supaya sanggup mengembalikan kondisi freshnya setelah belajar. Sebab, melarang anak bermain dan hanya disuruh berguru terus, akan menjenuhkan pikirannya, memadamkan kecerdasannya, dan menciptakan masa kecilnya kurang bahagia. Anak yang dihentikan bermain pada alhasil akan berontak dari tekanan itu dengan banyak sekali macam cara.” Al Ghazali juga menambahkan, “Hendaknya sang anak dibiasakan berjalan kaki, bergerak, dan berolah raga pada sebagian waktu siang supaya tidak menjadi anak yang pemalas.”

6. Tidak Membubarkan Anak yang Sedang Bermain

Anas berkata, “Pada suatu hari saya melayani Rasulullah. Setelah tugasku selesai, saya berkata dalam hati, ‘Rasulullah pasti sedang istirahat siang.’ Akhirnya, saya keluar ke tempat belum dewasa bermain. Aku menyaksikan mereka sedang bermain. Tidak usang kemudian, Rasulullah tiba seraya mengucapkan salam kepada belum dewasa yang sedang bermain. Beliau kemudian memanggil dan menyuruhku untuk suatu keperluan. Aku pun segera pergi untuk menunaikannya, sedangkan ia duduk di bawah sebuah pohon hingga saya kembali….”

Selain penting bagi pertumbuhan mental dan fisik anak, permainan mereka perlukan sebagaimana orang terpelajar balig cukup akal memerlukan pekerjaan. pertimbangkan dahulu untuk membubarkan mereka dikala bermain. Kalau untuk memperingatkan sebab waktu yang tidak sempurna atau membahayakan diri dan orang lain, lakukan dengan cara yang halus dan bijak.

Rasulullah juga melarang seseorang duduk di tengah-tengah antara seorang ayah dan anaknya dalam suatu majelis. Beliau bersabda, “Janganlah seseorang duduk di antara seorang ayah dan anaknya dalam sebuah majelis.”[6]

7. Menasihati dan Mengajari Saat Berjalan Bersama

Ini yakni kisah yang dituturkan Abdullah bin Abbas ketika diajak jalan bersama Rasulullah di atas kendaraan beliau. Dalam perjalanan ini, Rosulalloh mengajarkan kepada Abdullah bin Abbas beberapa pelajaran sesuai jenjang usia dan kemampuan daya pikirannya melalui obrolan ringkas, pribadi dan mudah. Rasulullah bersabda, 


“Nak, saya akan memberimu beberapa pelajaran: peliharalah Allah, pasti Dia akan balas memeliharamu. Peliharalah Allah, pasti kau akan menjumpai-Nya dihadapanmu. Jika kau meminta, mintalah kepada Allah, dan jikalau kau meminta pertolongan, mohonlah kepada Allah. 
Ketahuilah, bekerjsama andaikata insan persatu padu untuk memberimu suatu manfaat kepadamu, pasti mereka tidak akan sanggup memberikannya kepadamu, kecuali mereka telah ditakdirkan oleh Allah untukmu. Dan seandainya mereka bersatu padu untuk menimpakan suatu ancaman kepadamu, pasti mereka tidak akan sanggup membahayakanmu, kecuali sesuatu yang telah ditakdirkan Allah bagimu, pena telah diangkat dan lembaran catatan telah mengering.”

8. Rangsang dengan Hadiah

Rasulullah SAW. pernah membariskan Abdulullah, Ubaidillah dan sejumlah belum dewasa pamannya, Al Abbas, dalam suatu barisan, kemudian ia bersabda, “Siapa yang paling dahulu hingga kepadaku, dia akan mendapat (hadiah) ini.” Mereka pun berlomba lari menuju tempat Rasulullah berada. Setelah mereka hingga di tempat beliau, ada yang memeluk punggung dan ada pula yang memeluk dada beliau. Rasulullah menciumi mereka semua serta menepati kesepakatan kepada mereka.[20]

9. Mengajarkan Akhlak Mulia

Anas menuturkan bahwa Rasulullah bersabda, “Wahai anakku, jikalau engkau bisa membersihkan hatimua dari kecurangan terhadap seseorang, baik pagi hari maupun petang hari, maka lakukanlah. Yang demikian itu termasuk tuntunanku. Barang siapa yang menghidupkan tuntunanku, berarti ia mencintaiku, dan barang siapa mencintaiku pasti akan bersamaku di dalam surga.”

Al Ghazali mengatakan, “Anak harus dibiasakan supaya tidak meludah atau mengeluarkan ingus di majelisnya, menguap di hadapan orang lain, membelakangi orang lain, bertumpang kaki, bertopang dagu, dan menyandarkan kepala ke lengan, sebab beberapa perilaku ini memperlihatkan pelakunya sebagai orang pemalas. Anak harus diajari cara duduk yang baik dan dihentikan banyak bicara. Perlu dijelaskan pula bahwa banyak bicara termasuk perbuatan tercela dan tidak pantas dilakukan. Laranglah anak menciptakan isyarat dengan kepala, baik membenarkan maupun mendustakan, supaya tidak terbiasa melakukannya semenjak kecil.”

10. Minta Izin berkaitan dengan Hak Anak

Sahl bin Sa’ad meriwayatkan bahwa disajikan kepada Rasulullah segelas minuman, kemudian ia meminumnya, sedang disebelah kanan ia terdapat seorang anak dan disebelah kirinya terdapat orang tua. Sesudah minum, ia bertanya kepada si anak,.
 “Apakah engkau oke bila saya memberi minum mereka terlebih dahulu?” Ia menjawab, “Tidak, demi Allah, saya tidak akan memperlihatkan bagianku darimu.” Rasulullah pun menyerahkan wadah itu ke tangannya.

11. Mengajari Anak Menyimpan Rahasia

Abdulllah bin Ja’far bercerita, “Pada suatu hari Rasulullah memboncengku di belakangnya. Beliau kemudian membisikkan suatu pembicaraan kepadaku supaya tidak terdengar oleh seorang pun.”

12. Makan Bersama Anak Sembari Memberikan Pengarahan dan Meluruskan Kekeliruan Mereka

Umar bin Abu Salamah bercerita, “Ketika masih kecil, saya berada di pangkuan Rasulullah dan tanganku menjalar ke mana-mana di atas nampan. Rasulullah bersabda kepadaku, ‘Hai bocah, sebutlah nama Allah (berdoa), makanlah dengan tangan kanan, dan makanlah masakan yang ada di dekatmu.’ Maka senantiasa menyerupai itulah cara makanku sesudahnya.”

13. Berlaku Adil Kepada Anak, Tanpa Membedakan Laki-laki atau Perempuan

Nu’man bin Basyir pernah tiba kepada Rasulullah kemudian berkata, “Sungguh, saya telah memperlihatkan sesuatu kepada anak laki-lakiku yang dari Amarah binti Rawwahah, kemudian Amarah menyuruhku untuk menghadap kepadamu supaya engkau menyaksikannya, ya Rasulullah.” Rasulullah bertanya, “Apakah engkau juga memperlihatkan hal yang sama kepada anak-anakmu yang lain?” Ia menjawab, “Tidak.” Rasulullah bersabda, “Bertakwalah kau kepada Allah dan berlaku adillah kau diantara anak-anakmu.”  Nu’man pun mencabut kembali pemberiannya.

14. Melerai Anak yang Terlibat Perkelahian

Rasulullah pernah memisahkan dua bocah yang terlibat dalam perkelahian. Beliau meluruskan pemikiran mereka dan menyerukan kepada orang-orang terpelajar balig cukup akal untuk menangkal kezaliman.

15. Gali Potensi Mereka

Ibnu Umar meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Di antara pepohonan yang tumbuh di kawasan pedalaman terdapat sebuah pohon yang dedaunannya tidak pernah gugur, dan itulah perumpamaan seorang muslim. Ceritakanlah kepadaku


pohon apakah itu?” Orang-orang menebaknya dengan bermacam-macam pepohonan yang tumbuh di kawasan pedalaman tersebut. Ibnu Umar berkata, ‘Dalam hatiku terbetik bahwa pohon yang dimaksud yakni pohon kurma, tetapi saya merasa aib untuk mengutarakannya (karena dikala itu usiaku masih sangat muda). Selanjutnya, mereka pun mengalah dan berkata, ‘Ceritakanlah kepada kami wahai Rasulullah, pohon apakah itu?’ Rasulullah menjawab, ‘Itulah pohon kurma’.”

16. Menjadikan Anak yang Lebih Muda sebagai Imam Shalat dan Pemimpin dalam Perjalanan

Abu Hurairah menuturkan bahwa Rasulullah bersabda, “Bila kalian sedang berpergian, hendaknya yang menjadi imam yakni yang paling manis bacaannya di antara kalian, walaupun ia orang yang paling muda. Bila ia telah menjadi imam berarti ia yakni pemimpin.” Dan dikuatkan dengan hadits shahih, Amru bin Salamah berkata, Rasulullah bersabda, “Hendaknya yang menjadi imam kalian yakni yang paling banyak bacaan Al Qur’annya.”

17. Menghibur Anak Yatim dan Menangis Karena Mereka

Rasulullah bersabda, “Aku dan pengasuh anak yatim itu di nirwana menyerupai ini.” Beliau memperlihatkan jari telunjuk dan jari tengah dengan meregangkan sedikit saja.  Rasulullah pernah menciumi dan bercucuran air mata ketika melihat belum dewasa Ja’far menjadi yatim sebab ayahnya gugur dalam medan perang, ia juga menghibur mereka.

18. Tidak Merampas Hak Anak Yatim

Rasulullah bersabda, “Ya Allah, bekerjsama saya mengharamkan hak dua orang lemah, yaitu anak yatim dan wanita.”  Dengan demikian, seleksilah benar-benar harta kita. Adakah di dalamnya hak anak yatim yang kita rampas? Sebab, ancaman memakan harta mereka begitu terang dan gamblang.


19. Melarang Bermain Saat Setan Berkeliaran dan Lindungilah dari penyakit ‘Ain
Rasulullah bersabda, “Apabila malam mulai gelap (malam telah tiba), tahanlah belum dewasa kalian, sebab setan dikala itu sedang bertebaran. Apabila telah berlalu sesaat dari waktu maghrib, lepaskanlah mereka….”
Aisyah menceritakan bahwa Rasulullah melihat anak yang sedang menangis kemudian ia bersabda, “Mengapa bayi kelian menangis? Mengapa tidak kalian ruqyah dari penyakit ‘ain?”

20. Mengajari Azan dan Shalat

Abu Mahdzurah bercerita, “Aku bersama 10 orang  remaja berangkat bersama Rasulullah dan rombongan. Pada dikala itu, Rasulullah yakni orang paling kami benci. Mereka kemudian menyerukan azan dan kami yang 10 orang remaja ikut pula menyerukan azan dengan maksud mengolok-ngolok mereka. Rasulullah bersabda, ‘Bawa kemari 10 orang remaja itu!’ Beliau memerintahkan, ‘Azanlah kalian!’ Kami pun menyerukan azan.

Rasulullah bersabda, ‘Alangkah baiknya bunyi anak remaja yang gres kudengar suaranya ini. Sekarang pergilah kau dan jadilah juru azan buat penduduk Mekkah.’ Beliau bersabda demikian seraya mengusap ubun-ubun Abu Mahdzurah, kemudian ia mengajarinya azan dan bersabda kepadanya, ‘Tentu engkau sudah hafal bukan?’ Abu Mahdzurah tidak mencukur rambutnya sebab Rasulullah waktu itu mengusapnya.

Berkenaan dengan shalat, Rasulullah bersabda, “Ajarilah belum dewasa kalian shalat semenjak usia 7 tahun dan pukullah ia sebab meninggalkannya bila telah berusia 10 tahun.”
Tanpa cangung, Rasulullah mengajak anak shalat berjamaah meski tak ada orang selain anak tersebut, tanpa ragu pula, ia mengangkat cowok yang membencinya untuk menjadi tukang azan atau muazin kota Mekkah. Abdullah bin Umar tidak pernah melaksanakan shalat malam, maka Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik lelaki yakni Abdullah bin Umar seandainya dia shalat malam.” Sesudah itu, dia hanya tidur sebentar saja setiap malamnya.

Anas bin Malik berkata, “Pada suatu hari saya pernah masuk ke tempat Rasulullah dan yang ada hanyalah beliau, aku, ibuku, dan Ummu Haram, bibiku. Tiba-tiba Rasulullah menemui kami kemudian bersabda, ‘Maukah bila saya mengimami shalat untuk kalian?’ Kala itu bukan waktu shalat. Maka salah seorang berkata, ‘Bagaimana Anas di posisikan di bersahabat beliau?’ Beliau menempatkanku di kanan ia kemudian ia shalat bersama kami…”

Abdullah bin Umar tidak pernah melaksanakan shalat malam, maka Rasulullah bersabda, 
“Sebaik-baik lelaki yakni Abdullah bin Umar seandainya dia shalat malam.” Sesudah itu, dia hanya tidur sebentar saja setiap malamnya.[16]

21. Mengajari Anak Sopan Santun dan Keberanian

Sebagaimana yang telah dijelaskan, bahwa Rasulullah pernah meminta izin kepada anak ketika ia hendak memberi minum kepada tamu yang terpelajar balig cukup akal terlebih


dahulu sebelum dia. Namun anak itu menolak. Saat itu Rasulullah tidak bersikap bergairah dan tidak menegurnya.

Di antara keberanian yang beretika ialah anak tidak dibiarkan berbuat sesuatu dengan sembunyi-sembunyi. Al Ghazali menga takan, “Anak hendaknya dicegah dari mengerjakan apa pun dengan cara sembunyi-sembunyi. Sebab, ketika anak menyembunyikannya berarti dia menyakini perbuatan tersebut buruk dan tidak pantas dilakukan.

itulah kiranya kiat medidik anak pada usia 4 hingga 10 tahun dengan sesuai kisah Rosulalloh yang ia terapkan pada anak yang ada pada zamannya. semoga bermanfaat.


Sumber :

“Athfalul Muslimin Kaifa Robaahumun Nabiyyul Amin Saw” karangan Syeih Jamal Abdurrahman.
  • ·        Muslim, Kitab Zuhud wa Raqaiq, 5328 dan Abu Dawud, Kitab Shalat, 1309
  • ·        Muslim, 4075
  • ·        Ahmad, 12956
  • ·        Ihya ‘Ulumuddin: III, 163
  • ·        At Turmizi, 1204
  • ·        Muttafaq Alaih.
  • ·        At Turmizi, Kitab Shifatul Qiyamah, 2516
  • ·        At Thabrani, Al Ausath: IV, 4429
  • ·        Ihya ‘Ulumuddin: III
  • ·        Ihya ‘Ulumuddin: III, 62
  • ·        At Turmizi, Kitab ‘Ilmi, 2602
  • ·        Untuk lebih jelasnya lihat hadits At Turmizi, Kitab Birri wash Shilah, 1828
  • ·        Muttafaq Alaih.
  • ·        Muslim, Kitab Haidh, 517 dan Abu Dawud, Kitab Jihad, 2186
  • ·        Bukhari, Kitab Ath’imah, 4957
  • ·        Muslim, Kitab Fadhuish Shahabah, 4528
  • ·        Bukhari, Kitab Hibah, 2398
  • ·        Lebih jelasnya lihat hadits Muslim, Kitab Birr wash Shilah, 4681
  • ·        Muttafaq Alaih.
  • ·        Majmu’uz Zawaid: IX, 17
  • ·        Ahmad, Musnadul Makkiyah, 14833
  • ·        Bukhari, Kitab Thalaq, 4892 dan Kitab Adab, 5556; Tirmizi, Kitab Barri wash Shilah, 1841
  • ·        Lebih jelasnya lihat hadits Ahmad, Musnaddul Anshar, 25839 dan Musnadul Ahli Baith, 1695
  • ·        Bukhari, Kitab Badil Khalq, 3038
  • ·        Ibnu Majah, Kitab Adab, 3668 dan Ahmad Musnadul Mukstirin, 9289
  • ·        Shahih Al Jami’, 5662
  • ·        Tirmizi, Kitab Shalat, 372 dan Abu Dawud, Kitab Shalat, 418
  • ·        As Silsilatush Shahihah, 140
  • ·        Shahih Al Jami’, 5350
  • ·        Al Bazzar, hasan berdasarkan Al Haitsami, Majma’uz Zawaid: II, 64
  • ·        Ihya ‘Ulumuddin, III






Sumber http://www.sagalarupawae.com