Dari banyak sekali kontropersi mengenai penyebutan kafir pada selain muslim, malahan sebaliknya , mereka malah tidak mau kalua tidak di sebut kafir.
Ini yaitu bukti yang di sanggup dari golongan selain muslim yang di Tanya mengenai Istilah kafir.
Ada testimoni yang disampaikan oleh seorang pemuka agama Hindu, Mpu Jaya Prema, yang menjelaskan, justru jikalau disebut bukan kafir artinya masuk Islam.
Tokoh Hindu, Mpu Jaya Prema mengatakan, sebutan kafir diberikan kepada orang-orang yang bukan beragama Islam, bukan suatu masalah.
Justru harusnya memang demikian alasannya yaitu di luar Islam.
Maknanya, kata Mpu Jaya Prema, memang orang-orang yang berada di luar agama Islam.
“Kalau kita disebut kafir harus gembira alasannya yaitu kita ada di luar Islam," ujarnya.
Istilah itu ada di dalam Islam, tidak ada urusan dengan konstitusi dan kenegaraan.
"Artinya, kita punya keyakinan, kita ini orang yang di luar Islam, jikalau disebut kafir alasannya yaitu kita di luar Islam, kita punya keyakinan," katanya.
Tokoh Hindu Mpu Jaya Prema mengatakan
.
sebutan ‘KAFIR’ kepada orang-orang yang bukan beragama Islam bukanlah suatu masalah, justru harusnya bangga.
.
sebutan ‘KAFIR’ kepada orang-orang yang bukan beragama Islam bukanlah suatu masalah, justru harusnya bangga.
"Apa perlu kita murka atau berang jikalau kita dituduh kafir? Saya kira tidak ada gunanya.
Karena istilah KAFIR itu yaitu terminologi didalam agama Islam bukan didalam konstitusi kita,
tidak ada urusan dengan kenegaraan, tidak ada urusan dengan keberagaman kita.”
"Kafir itu istilah didalam Islam yang artinya orang-orang selain Islam.
Jadi jikalau kita disebut Kafir justru kita harus gembira alasannya yaitu kita memang berada diluar Islam, kenapa kita harus marah? Tidak ada yang harus kita curigai, tidak ada yang harus kita persalahkan…”
"Apa perlu kita murka atau berang jikalau kita dituduh kafir? Saya kira, tidak ada gunanya."
Pernyataan seorang pemuka Agama tersebut sangatlah masuk nalar dan memang begitu harusnya. Apa sebenarnys dibalik adanya pelarangan peyebutan kata kafir kepada selain Islam.
bukankah merka sendiri tidak merasa tersinggung, bahkan berdasarkan etika dan persaudaraan se iman, harusnya jagalah perasaaan Umat islam yang kebanyakan tidak sependapat dengan keputusann itu dan menyebabkan banyak kegaduhan juga kontropersial di kalangan umat muslim sendiri, apakah ini yang justru di harapkan oleh sebagian Golongan.. Ingin menjaga persaudaran antar bangsa tapi mengorbankan saudara Seiman..
Jawabannya ada pada nalar sehat kita masing-masing…
Sumber http://www.sagalarupawae.com