Pengertian dan 72 Contoh Majas Aliterasi - Majas ialah gaya bahasa dalam bentuk goresan pena maupu verbal yang dipergunakan dalam karya sastra dengan tujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran sang penulis untuk pembaca atau pendengar. Majas aliterasi ialah salah satu jenis majas dalam Bahasa Indonesia yaitu majas yang memakai pengulangan abjad konsonan (huruf mati) pada awal kata minimal sebanyak dua kali. Secara sederhana diartikan pengulangan bunyi abjad pada awal kata, suatu kalimat terdapat dua kali atau lebih pengulangan bunyi awalan kata yang sama. Gaya bahasa semacam ini banyak dipakai pada puisi. Untuk memahami lebih lanjut, berikut ini ialah pola majas aliterasi :
1. Dengan senyum dengar irama.
2. Ragu maju ragapun rapuh.
3. Baju gres berwarna biru.
4. Hamparan pasir tersapu ombak pasang.
5. Jaga janinmu kesepakatan kita selamanya.
6. Hembusan nafas penggalan sedih.
7. Tidur terlentang di bawah pohon yang tenang.
8. Bagai burung camar hinggap diatas batu.
9. Mengepakkan sayap terbang terlempar.
10. Seroja satu selamanya setia.
11. Salam hangat untukmu sahabat.
12. Sahabat itu menyerupai saudara sendiri.
13. Sudah bertobat kurangis berkhianat.
14. Sang surya tiba sapa suara.
15. Suara lantang kemudian menghilang.
16. Kisah cinta antara dua dunia.
17. Susah senang sehidup semati.
18. Lintasi bahari lewati lalang.
19. Merajut dongeng memupuk rasa.
20. Menuai info yang sangat berharga.
21. Hidup senang segala sudah sedia.
22. Memandang langit dengarkan lagu.
23. Salam tenang hingga semua.
24. Hati kecil berbisik halus.
25. Jangan jadikan jarak untuk berpisah.
26. Belum tampak mendung merenung bumi.
27. Kala waktu hantikan langkah kakimu.
28. Bersama buku bahagiakan bangsamu.
29. Buang bungamu belai bahagiaku.
30. Bahagiamu itu bahagiaku juga.
31. Bangga bangsaku berbudi dan berbakti.
32. Resah hati rebahkan diri tertusuk duri.
33. Andaikan saya camar hinggap hirup kebebasan.
34. Wanita basi dapatkan ide hargai waktu.
35. Aku ingin jadi mentari yang tak lelah menyinari.
36. Aku bukan kelopak yang jatuh dari kelompok.
37. Menjadi hujan tanpa hujatan.
38. Ladang terhampar penuh lalang.
39. Bukan tangkai yang tumbuh kemudian tumbang.
40. Karena sedih sembari senyum.
41. Hangatkan dahaga raga ragu rasa bersatu.
42. Kabut putih menghapus mentari menyinari.
43. Berselimut awan beralaskan zambrud.
44. Menikung pohon yang melambai menyapa.
45. Di dikala hidup serasa sempurna.
46. Ayam berkokok bersahutan.
47. Semerbak mawar merah putih merekah.
48. Berbisik selamat berulang kali.
49. Ke pangkuan keemasan pasirnya.
50. Sahabat bagaikan daerah menyebarkan tuk berteduh.
51. Air mata terlanjur terjatuh terhempas luka.
52. Lalu berpisah dengan beban berat tak berarti.
53. Melihat tingkah insan tidak berubah tuk berbenah.
54. Hingga tergores lukisan pemandangan penuh pesona.
55. Dikala diri disini sepi sendiri.
56. Sedih senang menjadi senyuman menarik.
57. Setiap pertemuan semenjak perpisahan itu.
58. Begitu indah suasana bunyi nirwana dunia.
59. Bulan..... memandangmu membuatku mengerti.
60. Mengapa menghargai melupakan arti.
61. Kebersamaan mengajarkan ketulusan kesetiaan berkawan.
62. Peuh liku setiap perjalanan persahabatan kita.
63. Bertebaran di angkasa bergelombang di lautan bergejolak bersama-sama.
64. Bagai burung buyarkan buaya.
65. Ketika saya bertanya apakah kebaikan, kejahatan ialah kesatuan kehidupan.
66. Bagaikan besi yang tak pernah berkarat berubah jadi berat.
67. Kini kita kembali untuk bersama.
68. Tebarkan tertawa terbagi dalam duka.
69. Semenjak kenal alasannya ialah sembunyi dari kekeliruan.
70. Walau terperinci tapi terbuang terhempas angin.
71. Bayangan wajahmu berputar berharap berikan harapan.
72. Itulah perpaduan hasilkan panduan untuk kontradiksi dan permusuhan.
Contoh puisi singkat :
Pedih
Belum hilang semua yang berlalu.
Kau bakar siang malamku jadi bara.
Aku sudah terbiasa terluka.
Hingga jejak hilang jangan hiraukan.
Karena sudah tak lagi peduli lagu pedih.
Pedih sedih penyayat penat dalam hati.
Sabda Bumi
Bulan memudar menari manis menarik hati.
Hitam memang menang menyerang terang.
Tetapi mekar fajar bersama mentari akan menari.
Bersama untaian senandung salam sedari pagi.
Waktu Yang Menjawab
Namun detik demi detik kian berlalu.
Saat hati teringat tertawa terdengar merdu.
Saat mata ini melihat melalui medan kenangan.
Semua telah hilang hiraukan tertelan hitam.
Bagai dedaunan dengan lemah terurai tanah.
Yang tak sanggup kembali tampak mirip semula
Menangislah sobat
Memang sangat membosankan juga melelahkan.
Bahkan menjenuhkan menjengkelkan hati,
Tubuh membeku tak tahu kapan mencair.
Terdiam bisu tanpa tatapan yang tabu,
Teteskan air mata kalau hati terisak.
Terisak teriak tertahan luka.
Berteriaklah sepuasmu sesukamu semaumu.
Tuk lepaskan letih lelah kemudian bahagia
Tentang Hatiku
Acapkali saya ingin mengabaikanmu dan membencimu.
Menghapus semua wacana tertawa yang terdahulu.
Kalbuku mengingat, mengenangmu dan merindu.
Berharap waktu untuk menatap, menghuni bersama lagi.
Hari ini hanyalah mimpi hati yang hancur.
Caraku Mencintaimu
Tak menghubungimu juga tak mengirim pesan padamu.
Tuk menayakan kabar dan menyapamu.
Aku mencintaimu dengan menjauh darimu.
Bukan membencimu tapi ku ingin menjagamu.
Tuk menjada kesucianku dan kesuciamu.
Menjaga kehormatanku dan kehormatanmu.
Menjaga kebeningan hatiku dan hatimu.
Mencintaimu dalam diamu menjadi bukti.
Sumber :
Wikipedia.org
http://contohmajasku.blogspot.co.id/
http://idontop.com/
http://www.abimuda.com/
http://www.lokerseni.web.id/
Sumber http://www.kelasindonesia.com