Cerita Rakyat Lutung Kasarung - Berikut ini yakni salah satu kisah rakyat terbaik dari Jawa Barat, Lutung Kasarung.
Lutung Kasarung
Alkisah pada jaman dahulu kala ada sebuah kerajaan di tempat Jawa barat. Kerajan itu dipimpin oleh seorang raja yang berjulukan Prabu Tapa Agung. Sang Raja mempunyai dua putri yang sangat cantik, mereka yakni Purbasari dan Purbararang. Keduanya mempunyai paras yang cantik, tetapi Purbararang sang abang mempunyai sifat yang buruk.
Sang Raja Tapa Agung telah memimpin kerajaan ini dalam waktu yang sangat lama. Namun, meskipun begitu ia tetap duka sebab tidak mempunyai pewaris tahta. Setelah kondisi raja semakin memburuk, karenanya ia menentukan anaknya, Purbasari untuk menggantikan dirinya memimpin kerajaan. Sang abang yang mengetahui itu merasa cemburu, ia merasa bahwa dirinyalah yang berhak mendapatkan kerajaan ini.
“Wahai Ayah, kenapa bukan saya yang kamu tunjuk untuk menjadi penerus kerajaan ini, bukankah saya lebih bau tanah dari Purbasari,” tanya Purbararang.
“Anakku kamu memang lebih bau tanah tapi menurutku Purbasari lah yang pantas menggantikanku sebab ia mempunyai sesuatu yang kamu tidak milikki,”
“Apa sesuatu yang tidak saya miliki dari adikku,”
“Kau akan mengetahuinya sehabis ia memimpin,”
Setelah perdebatan itu, Purbararang menjad marah. Dia tidak terima dengan keputusan ayahnya yang tidak menentukan dirinya sebagai penerus tahta. Purbararang yang kesal mendapat hasutan dari Indra Jaya, kekasihnya. Dia membujuk Purbarang untuk melaksanakan sesuatu kepada Purbasari untuk menggagalkan rencana ayahnya tersebut.
Karena rasa dengki dan bujukan dari kekasihnya, karenanya mereka berdua tiba menemui seorang penyihir. Purbararang meminta kepada penyihir itu untuk melaksanakan sesuatu kepada Purbasari semoga dirinya tidak sanggup menjadi penerus tahta. Sang penyihir pun menyetujui usul Purbararang, kemudian ia mengirimkan teluh kepada Purbasari yang tengah tertidur.
Keesokan harinya, Purbasari berdiri dan terkejut melihat dirinya di cermin penuh dengan koreng yang berbau busuk. Kabar wacana keadaan Purbasari pun dengan cepat tersebar luas di istana. Melihat kesempatan ini, Purbararang menemui ayahnya.
“Wahai ayah, apakah kamu tidak aib mempunyai calon penerus yang penuh dengan luka dan berbau busuk menyerupai itu. Jika kamu tidak bertindak, kabar ini akan segera menyebar ke luar istana,” kata Purbararang.
Sang raja pun menjadi duka melihat keadaan putrinya. Dia memanggil seluruh tabib istana tetapi tidak ada satupun yang sanggup menyembuhkannya. Akhirnya dengan sangat terpaksa ia mengangkat Purbararang yang menjadi penerus tahta. Setelah menjadi penerus tahta, Purbararang meminta patihnya untuk membawa Purbasari ke hutan.
Purbasari karenanya diasingkan di tengah – tengah hutan. Di sana ia hidup sendiri dan ditemani dengan para binatang penghuni hutan tersebut. Setiap hari para binatang itu menghibur Purbasari yang tengah bersedih. Mereka juga selalu membawakan Purbasari makanan. Di antara binatang – binatang tersebut, ada seekor lutung yang juga ikut bersedih dengan keadaan Purbasari. Dia selalu menemani Purbasari dan menghibur dirinya semoga tidak lagi menjadi sedih.
Setelah beberapa usang hidup di dalam hutan, Purbasari mulai terbiasa. Dia pun sekarang telah erat dengan para penghuni hutan itu. Setiap hari ia bermain bersama mereka mencoba untuk melupakan nasib malang yang menimpanya. Meskipun Purbasari tidak tampak duka lagi, Lutung yang selalu menemaninya masih merasa sedih.
Purbasari karenanya masuk ke dalam bak itu dan mandi, tetapi ketika ia mandi di bak sesuatu yang asing terjadi. Cahaya terang keluar dari air itu dan menyembuhkan penyakit kulit yang diderita oleh dirinya. Betapa senangnya hati Purbasari sebab dirinya telah sembuh. Seluruh binatang yang ada di hutan pun ikut bahagia dengan kesembuhan ini, termasuk lutung. Mereka menari – nari bersama menyambut kesembuhan ini.
Kabar wacana kesembuhan Purbasari meyebar dan telah hingga ke istana. Purbararang dan sang raja yang juga ikut mengetahuinya pergi ke tengah hutan untuk melihatnya secara langsung. Berangkatlah rombongan kerajaan ini menuju hutan. Di sepanjang perjalanan Purbararang menjadi cemas. Dia takut bahwa kabar itu benar.
Setelah hingga di hutan ternyata rombongan itu menemui Purbasari yang telah sembuh dan kembali menjadi cantik. Ketika ayahnya ingin kembali mengankat Purbasari menjadi penerus tahta, Purbararang meminta diadakannya pertandingan untuk menilai siapakah yang paling cocok menjadi penerus tahta.
Purbararang menantang adiknya itu untuk berkelahi panjang rambut. Saat ia melepas ikatan rambutnya, rambut Purbararang jatuh hampir menyentuh tanah. Namun, ketika Purbasari melepas ikatan rambutnya, rambutnya ternyata lebih panjang dari milik kakaknya itu.
Purbararang tetap tidak menerimanya. Dia kembali menantang Purbasari,
“Seorang ratu harus mempunyai pendamping yang gagah dan berpengaruh menyerupai kekasihku ini, Apakah kamu juga mempunyainya Adikku, “ tanya Purbararang.
Purbasari galau ia tidak mempunyai siapa – siapa, tetapi tiba – tiba ia menarik lutung yang selalu menemaninya dan menujukan bahwa ia yakni pendamping Purbasari. Melihat itu semua seluruh rombongan kerajaan terkejut. Mereka menertawakan Purbasari, akan tetapi tidak disangka tidak diduga, lutung itu bermetamorfosis seorang kesatria yang ganteng dan gagah.
“Aku yakni seorang ksatria yang dikutuk oleh nenek sihir. Kini kutukan itu lepas sebab ada perempuan yang nrimo ingin menjadikanku pendampingnya, “ jawab lutung itu.
Mendengar klarifikasi itu semua orang terkejut, termasuk Purbasari. Dia tidak menerka bahwa yang menamainya selama ini yakni seorang kesatria. Pada karenanya Purbararang mengaku kalah. Dia juga mengakui perbuatannya dan meminta pengampunan atas perbuatannya itu.
Pada awalnya sang raja tidak mau memaafkan Purbararang, tetapi sebab usul Purbasari, ia dimaafkan. Akhirnya Purbasari kembali ke istana dan menjadi seorang ratu dengan didampingi oleh seorang kesatria gagah dan tampan.
Sumber http://www.kelasindonesia.com