Saturday, March 10, 2018

√ Dongeng Rakyat Danau Toba Terlengkap

Cerita Rakyat Danau Toba Terlengkap - Danau Toba yaitu danau terbesar yang ada di Pulau Sumatera, tepatnya Sumatera Utara. Namun, tahukah Anda bahwa di balik keindahan danau itu ada sebuah kisah rakyat yang sangat populer perihal asal - seruan terjadinya danau tersebut. Di bawah ini yaitu kisah rakyat perihal asal - seruan Danau Toba terlengkap.

Legenda Danau Toba

Alkisah pada jaman dahulu di Sumatera Utara, hiduplah seorang perjaka sebatang kara. Pemuda itu bekerja sebagai seorang petani untuk menghidupi dirinya sendiri. Pada suatu hari, petani tersebut hendak pergi ke sungai. Dia ingin memancing ikan yang akan dijadikannya sebagai lauk makan malam. Sesampainya di sungai, perjaka itu eksklusif memasang umpan di kailnya dan melemparkannya ke dalam sungai. Dia pun menunggu sambil termangu di pinggir sungai itu. 

Sudah usang ia menunggu, tetapi umpannya tidak kunjung di makan oleh ikan. Dia pun hampir frustasi karenanya. Namun, ketika beliau hendak pulang dan menarik kembali kailnya, ternyata kailnya bergerak – gerak dari dalam air. “Wah umpanku di makan, ini niscaya ikan yang sangat besar,” kata perjaka itu kegirangan.

Dengan segera ia menarik kailnya ke atas permukaan, dan benar saja umpannya telah dimakan oleh seekor ikan yang cukup besar. Pemuda itu heran dengan ikan hasil tangkapannya sebab beliau tidak mengetahui jenis ikan apa yang telah ia tangkap. Meskipun begitu, beliau tetap senang dan dimasukkannya ikan tersebut ke dalam keranjang.

Ketika beliau ingin memasukkan ikan hasil tangkapannya itu, tiba – tiba beliau mendengar bunyi orang yang meminta pertolongan. “Tolong… tolong …. tolong … jangan makan aku,” bunyi itu terdengar lirih. Lalu beliau mencari sumber bunyi itu yang berasal dari sekitarnya. Setelah mencari, betapa terkejutnya beliau bahwa ternyata bunyi itu tiba dari ikan yang sedang ada di tangannya. Sontak saja beliau melemparkan kembali ikan tersebut ke dalam air. Akan tetapi, perjaka itu semakin terkejut ternyata ikan yang ia lemparkan itu menjelma seorang putri yang sangat cantik.

“Ssssiiiaapa kamu ?” tanya perjaka itu.
“Aku yaitu seorang putri yang dikutuk menjadi ikan dikarenakan telah melanggar peraturan kayangan,” jawab sang putri. 
“Aku akan sangat berterimakasih sebab kamu mau melepaskanku, dan sebagai imbalannya saya akan ikut bersamamu,” kata putri itu menambahkan.

Pada awalnya perjaka itu ragu untuk membawa perempuan itu pulang ke rumah. Dia takut ditanyai oleh penduduk kampung perihal perempuan itu. Tetapi pada risikonya beliau menyetujuinya dan membawa perempuan itu ke rumahnya.  Benar saja, ketika perjaka itu pulang ke rumah, seluruh desa gempar. Mereka takjub dengan kecantikan perempuan itu. Mereka mulai menanyakan asal seruan keluarganya, tetapi perjaka itu menutup rapat dan tidak memberi tahu siapapun perihal asal seruan perempuan yang bersamanya.

Hari semakin berganti, perjaka itu ternyata jatuh cinta kepadanya. Dia pun kemudian melamar perempuan itu untuk dijadikan istrinya.

“Aku mau menjadi istrimu, tetapi dengan syarat,” kata perempuan itu.
“Syarat apakah itu,?” tanya sang pemuda.
“Ketika kita mempunyai anak kelak, jangan sekali – kali kamu memberitahu asal – seruan dirinya,” kata sang wanita.

Advertisement
Pemuda itu pun setuju, risikonya mereka berdua menikah dan menjadi sebuah keluarga. Setelah pernikahannya, hidup perjaka itu menjadi lebih indah. Dia terus bekerja dengan ulet untuk menghidupi istrinya. Hari berganti hari, kebahagiaan keluarga kecil itu bertambah ketika hadirnya seorang anak laki – laki di tengah – tengah mereka. Anak laki – laki itu diberi nama Samosir. Dia yaitu anak yang cukup akil dan rupawan, tetapi beliau mempunyai watak yang sangat buruk. Samosir mempunyai nafsu makan yang sangat besar. 

Pada suatu hari ketika ayahnya sedang berada di ladang, ibunya memanggil dirinya yang sedang asyik bermain dengan sobat – temannya.
“Samosir, antarkan makanan ini ke ayahmu di ladang,” suruh ibunya. 
“Baiklah ibu, saya akan mengantarkannya,” jawab Samosir.

Dengan bergegas Samosir menuju ladang untuk memperlihatkan bekal makan siang itu kepada ayahnya. Tetapi perjalanannya, Samosir mencium aroma yang sedap dari bungkusan itu, dan tiba – tiba perutnya terasa lapar. Tapa pikir panjang lagi, ia membuka bungkusan itu dan memakannya.Ayahnya yang sedari tadi menunggu Samosir di ladang mulai gelisah sebab bekal makan siangnya tak juga kunjung datang. Setelah beberapa saat, risikonya Samosir datang.

“Hey Nak, dimana bekal makanan yang diberikan oleh ibumu,” tanya ayahnya.
“Aku lapar dan sudah saya makan,” jawab Samosir.

Betapa marahnya ayah Samosir, hingga beliau memukul dirinya dengan sebuah kayu yang ada di dekatnya. Samosir pun hanya membisu saja. Namun, emosi ayahnya semakin memuncak, sehingga beliau menyampaikan sesuatu yang dilarang dikatakannya. “Dasar kamu anak ikan,” kata ayahnya dengan nada yang tinggi.

Mendengar perkataan ayahnya itu, Samosir menangis dan pulang menemui ibunya. Dia pun bertanya kepada ibunya perihal asal – usulnya, apakah beliau memang benar anak ikan. Ibunya sontak saja kaget mendengar perkataan anaknya itu. Dia pun bersedih sebab suaminya telah melanggar janjinya. Kemudian ia meminta Samosir untuk naik ke daerah yang sangat tinggi, sementara itu ia pergi ke sungai untuk menenggelamkan dirinya. Sang suami yang mengetahuinya berusaha untuk mencegahnya dan meminta maaf. Tetapi semua telah terlambat, istrinya eksklusif masuk ke dalam sungai itu.

Ketika beliau masuk ke dalam sungai, sungai itu meluap dan menyebabkan banjir bandang yang sangat besar. Air tersebut kemudian menenggelamkan seluruh desa itu. Pada risikonya desa itu telah karam seluruhnya dan membentuk sebuah danau yang besar, dan sempurna di tengah danau itu terdapat pulau Samosir yang dipercaya sebagai daerah pinjaman Samosir dari banjir itu. 


Sumber http://www.kelasindonesia.com