Wednesday, May 9, 2018

√ Kesalahan Ketika Pendakian Jangan Terus Disesali, Alasannya Ialah ‘Menyerah’ Bukan Gaya Seorang Petualang

 kita semua niscaya pernah menciptakan kesalahan √ Kesalahan Saat Pendakian Jangan Terus Disesali, Karena ‘Menyerah’ Bukan Gaya Seorang Petualang

Foto oleh Echigo


Tak ada insan yang sempurna, kita semua niscaya pernah menciptakan kesalahan, termasuk ketika sedang penjelajahan di alam liar. Dari mulai kesalahan konyol ibarat salah kostum, tidak membawa jas hujan atau senter, hingga kesalahan fatal ketika salah prediksi cuaca atau salah mengambil jalur yang menciptakan kita tersesat.


Membuat kesalahan memang menyebalkan, bahkan tak jarang menjadikan rasa penyesalan, namun jangan hingga kesalahan-kesalahan tersebut menciptakan kita kapok untuk kembali bertualang di alam bebas. Jadikanlah kesalahan tersebut sebagai pengalaman berharga untuk materi pembelajaran dan introspeksi diri. Percayalah kalau sukses mengambil pelajaran, kita niscaya akan naik level menjadi petualang yang lebih baik dari sebelumnya, dan yang niscaya lebih percaya diri dalam menghadapi dan menangani aneka macam tantangan dan rintangan.


Tersesat memang menyebalkan, namun ada banyak pelajaran yang dapat dipetik dari sana


Kawan-kawan yang sudah pernah tersesat, niscaya tahu betapa kehilangan arah dan tujuan di antah berantah yakni momen yang sangat melelahkan baik secara fisik maupun mental. Semangat yang sebelumnya begitu membara, tiba-tiba padam begitu saja ketika kita sadar bahwa kita telah salah jalan. Pikiran-pikiran jelek tiba dengan mudahnya, perasaan panik, takut dan gelisah menciptakan usaha mencari jalan kembali terasa semakin berat. Namun beruntung dari beberapa pengalaman tersesat yang pernah saya alami, banyak pelajaran berharga yang dapat saya petik.


Tersesat tak terjadi begitu saja, kejadiannya niscaya bertahap, yang berawal dari sebuah kesalahan kecil, diikuti kesalahan-kesalahan pengambilan keputusan lainnya. Yang harus kita lakukan yakni berusaha untuk tetap hening dan memikirkan titik awal ketika kita mulai keluar dari jalur yang benar. Mungkin ketika menemukan persimpangan, kita telah salah mengambil jalur yang biasa dipakai penduduk, atau malah mengikuti jalur binatang sepeti babi hutan.


Dari pengalaman itu, kita dapat mencar ilmu membedakan mana jalur pendakian resmi dan jalur-jalur lain yang ada di alam, supaya di kemudian hari kita tak lagi melaksanakan kesalahan yang sama ketika menemukan persimpangan yang membingungkan. Kita juga menjadi tahu betapa pentingnya membawa alat navigasi darat dan menguasai ilmu-ilmunya.


Selain faktor dari luar, kesalahan pengambilan keputusan juga dapat terjadi alasannya yakni factor dari diri kita sendiri, ibarat perut kelaparan, kehilangan cairan tubuh atau badan yang terlalu lelah alasannya yakni kita paksakan. Saat dalam kondisi lelah dan kurang nutrisi, kita biasanya cenderung lebih gampang mengambil keputusan yang salah tanpa banyak pertimbangan yang rasional. Ini juga dapat jadi pelajaran penting lainnya, lain kali sebaiknya kita membawa lebih banyak snack, lebih banyak air, dan istirahat yang cukup sebelum melanjutkan perjalanan.


Pengalaman cedera dapat jadi cambuk supaya di kemudian hari kita lebih mempersiapkan diri


Saya berharap cedera petualangan yang pernah kita alami tak lebih parah dari kaki yang terkilir, kram, dan cedera ringan lainnya. Namun kita perlu tahu, banyak resiko cedera yang lebih parah yang mungkin dapat terjadi dalam petualangan alam bebas. Ambil pola dari film 127 Hours, kisah usaha Aaron Ralston tersebut benar-benar aktual terjadi dan beruntung ia selamat. Hebatnya, meski telah mengalami insiden seburuk itu, ia tak pernah kapok dan tetap kembali bertualang.


Jadi, jangan hingga pengalaman langsung atau cerita-cerita cedera dari orang lain menciptakan kita enggan dan takut untuk kembali bertualang. Yang perlu kita lakukan yakni mencar ilmu dari pengalaman tersebut, supaya kita dapat mencegah sebelum terjadi, dan melaksanakan penanganan terbaik ketika kebetulan kecelakaan yang menjadikan cedera menghampiri diri atau teman kita sendiri.


Langkah pertama yang dapat diambil yakni dengan menentukan peralatan yang sesuai dan nyaman di badan kita. Cedera punggung dan bahu dapat dicegah dengan memakai keril yang mempunyai back-system yang bagus. Pengurangan beban dengan menerapkan teknik ultralight juga dapat sangat membantu. Sepatu hiking jenis sturdy boots akan mencegah cedera pada ankle. Untuk mencegah lecet, banyak cara dapat dilakukan, antara lain dengan memasang plester pada kepingan kaki yang biasanya mengalami lecet parah.


Berikutnya, kita perlu menentukan peralatan dan obat apa saja yang harus kita masukkan ke dalam kantong P3K. Sebaiknya lakukan pemilihan sesuai dengan medan yang akan kita tuju. Belajar teknik sumbangan pertama juga sangat penting untuk dilakukan, bila perlu kita ikut kursus dan training di institusi terkait ibarat PMI dan Basarnas.


Langkah terakhir, jangan lupa untuk selalu menawarkan informasi itinerary kita kepada keluarga atau mitra di rumah, supaya mereka dapat cepat melaksanakan tindakan sumbangan ketika sesuatu terjadi dan mengganggu keselamatan perjalanan kita.


Belajar menghadapi cuaca buruk, mencar ilmu menyesuaikan diri dengan perubahan alam


Ada yang pernah terpaksa basah-basahan dan kedinginan sepanjang perjalanan gara-gara jas hujan bocor? Atau bahkan lebih parahnya gara-gara kita lupa membawa jas hujan? Saya pernah mengalami keduanya, dan pengalaman menyengsarakan tersebut kemudian menjadi poin pelajaran penting bagi diri saya. Kemana dan kapan pun kita pergi bertualang, entah itu sedang trend hujan atau kemarau, jas hujan harus selalu kita bawa dan simpan di kepingan teratas keril. Untuk mengantisipasi kerusakan dan kebocoran, lebih baik kita juga membawa jas hujan cadangan.


Simpan semua barang penting dalam kantong plastic atau dry bag, dan tutupi keril kita dengan cover bag yang teruji anti bocor. Sebagai persiapan mengantisipasi situasi terburuk, flysheet untuk shelter darurat, space blanket (selimut darurat), dan bivy sack (bivak saku) juga penting untuk dibawa.


Dan ketika merencanakan perjalanan, lebih baik kita perhatikan update asumsi dan kondisi cuaca terkini untuk pegunungan atau kawasan manapun yang akan kita tuju. Jika memang kondisi cuaca sedang sangat jelek dan membahayakan keselamatan, lebih baik menunda dulu waktu perjalanan.


Alam tak pernah dapat ditebak, dan alam bukanlah satu hal yang dapat kita remehkan. Jangan pernah memaksakan diri untuk melawan kekuatan alam, dan selalu lakukan persiapan sebaik mungkin kemanapun kita akan pergi bertualang.


***


Selalu utamakan keselamatan dalam setiap petualangan, semoga bermanfaat, salam lestari!


 


Baca juga:




Sumber https://phinemo.com