Wednesday, May 9, 2018

√ Sampah Plastik Tak Asyik, Mari Menjadi Traveler Peduli Lingkungan

 Begitu sekiranya sedikit penggambaran wacana plastik √ Sampah Plastik Tak Asyik, Mari Menjadi Traveler Peduli Lingkungan

Foto diambil dari sini


Plastik tak asyik. Begitu sekiranya sedikit penggambaran wacana plastik. Hanya digunakan sekali dan berakhir di daerah sampah. Jika Anda memutar video diatas, Anda akan tahu besarnya energy yang terbuang untuk menciptakan plastik. Namun, membutuhkan waktu puluhan sampai jutaan tahun untuk menguraikan. Sampah plastik yang tak terurai pun akan berdampak jelek pada lingkungan. Tanah yang mengandung sampah plastik menjadi tidak subur. Tak sedikit sampah plastik yang berakhir di lautan. Tengok saja The Great Pacific Garbage Patchm, area berkumpulnya puing-puing sampah plastik di samudera Pasifik. Efeknya, banyak binatang maritim yang mengkonsumsi sampah plastik alasannya plastik dianggap masakan mereka. Sudah banyak binatang maritim yang mati alasannya terlalu banyak mengkonsumsi sampah plastik.


Lantas apa korelasi sampah plastik dengan traveling? Sadar atau tidak, ketika kita traveling kita tak dapat lepas dari plastik. Mulai dari kantong plastik, sedotan plastik, minuman kemasan yang terbuat dari plastik, dan makanan-makanan ringan yang terbungkus dengan plastik. Sepertinya tak gampang untuk benar-benar terlepas dari plastik. Namun, selalu ada cara untuk mengurangi sampah plastik dikala traveling. Berikut yakni tips mengurangi sampah plastik


 


1. Gunakan reusable bag


Ciri khas orang Indonesia ketika sedang jalan-jalan yakni selalu membeli oleh-oleh. Aktivitas ini menjadi sumber penghasilan sampah kantong plastik. Daripada memakai kantong plastik yang Cuma digunakan sekali, lebih baik membungkusnya dengan reusable bag. Kantong ini dapat Anda gunakan berkali-kali.


 


2. Pastikan botol minuman isi ulang selalu ada di dalam backpack


Ketika traveling sudah niscaya membutuhkan air minum sebagai bekal selama perjalanan. Membeli minum kemasan di mini market memang mudah dan tidak merepotkan. Membawa botol dan mengisi ulangnya kembali lebih menghemat biaya perjalanan dan sangat ramah lingkungan. Anda sudah membantu mengurangi sampah plastik.


 


3. Bawa selalu sedotan kaca


Reusable bag dan botol minuman sudah menjadi barang yang selalu dibawa traveler. Bagaimana dengan sedotan kaca? Barang kecil ini mungkin sangat jarang dibawa para traveler.


Seorang traveler berjulukan Monica Rosquillas selalu menyelipkan sedotan beling di ranselnya. Dia selalu menolak sedotan plastik yang diberikan pelayan restoran dan lebih menentukan memakai sedotan kaca. Hal kecil yang sangat berarti untuk lingkungan. Anda dapat melihat profile Monica Rosquillas di website pribadinya di www.girlforacleanworld.com.


 


4. Kurangi mengkonsumsi masakan yang terbungkus kantong plastik


Snack ibarat krakers, biskuit, dan keripik merupakan kudapan pengganjal perut dikala perjalanan. Sayangnya, camilan-camilan tersebut banyak yang dibungkus dalam kemasan plastik. Salah satu cara untuk tetap dapat menikmati cemilan tanpa menghasilkan banyak sampah plastik yakni dengan membawa kudapan sehat ibarat buah-buahan. Atau Anda dapat membeli kudapan di penjual jajanan retail dengan menyimpannya di reusable bag.


 


5. Lunchbox untuk membungkus masakan selama perjalanan


Cara lain untuk mengurangi sampah plastik yakni dengan membawa lunchbox. Rasa lapar selalu hinggap dikala melaksanakan perjalanan. Membawa bekal makan menjadi penolong perut dikala kelaparan. Menyimpan masakan kedalam lunchbox dapat mengurangi sampah plastik.


 


***


Menyikapi permasalahan sampah plastik, tim Phinemo mendukung langkah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menggalakkan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik. Per 21 Februari 2016 lalu, konsumen harus membayar Rp 200 jikalau berbelanja di ritel modern di 17 kota di Indonesia.


 


There is no planet B. We only have one planet. So, keep it alive.


Selamat Hari Bumi, 22 April 2016


Baca Juga:




Sumber https://phinemo.com