Saturday, June 2, 2018

√ Pengertian, Macam Macam Alur, Dan Contohnya

Pengertian, Macam Macam Alur, dan Contohnya - Di dalam sebuah karya sastra khususnya sastra yang berbentuk goresan pena menyerupai novel, cerpen dan lainnya ada sebuah unsur pembangun di dalamnya atau sering disebut juga dengan unsur instrinsik.

Salah satu unsur-unsur instrinsik tersebut yaitu Alur. Apa yang dimaksud dengan alur ? Alur yaitu tahapan atau rangkaian jalannya sebuah kisah yang disampaikan oleh pengarang kisah tersebut.

 

Tahapan Alur


Di dalam sebuah alur, ada beberapa tahapan-tahapan yang terbagi ke dalam 5 bab cerita, yaitu:

1. Perkenalan

Pada bab ini, penulis mulai memperkenalkan tokoh-tokoh, lattar yang ada di dalam kisah tersebut.

2. Pemunculan masalah

Pada tahapan ini, penuliis mulai memperkenalkan persoalan yang akan dihadapi oleh tokoh utamannya.

3. Menuju konflik

Penulis mulai mengarahkan tokoh utama masuk ke dalam konflik yang telah beliau perkenalkan sebelumnya.

4. Ketegangan

Pada tahapan inilah yang menjadi inti dari sebuah kisah dimana tokoh utama sedang berada di dalam sebuah persoalan yang sangat menegangkan.

5. Penyelesaian

Setelah melewati puncak masalah, penulis mulai membawa jalan kisah menuju penyelesaian persoalan tersebut. Apakah kisah tersebut akan berakhir senang atau malah sebaliknya. Semua itu merupakan keputusan penulisnya.

 

Macam-Macam Alur


Jika dilihat dari urutan kronologisnya, alur dikelompokan menjadi 3 macam yaitu, alur maju, alur mundur dan alur campuran. Di bawah ini yaitu macam-macam dan pola alur menurut urutan jalan ceritanya.

1. Alur maju

Pada alur maju atau disebut juga dengan alur progresif, penulis menyajikan jalan ceritanya secara berurutan dimuali dari tahapan perkenalan ke tahapan penyelesaian secara urut dan tidak diacak. Berikut ini yaitu pola kisah pendek dengan memakai alur maju.

Akibat Terlambat

Hari itu saya berdiri pagi terlambat. Ku lihat jam telah menerangkan pukul 7. Tanpa pikir panjang saya eksklusif berganti pakaian dan eksklusif menuju sekolahku. Di perjalanan sekolah, saya memacu kendaraanku dengan sangat kencang. Namun, tiba-tiba dari arah berlawanan ada seorang pejalan kaki yang melintas. Tanpa sempat menghindar lagi, saya pun menumbur dirinya.

Aku tepental dari motorku, sementara orang tersebut jatuh terperosok. Sontak saja orang-orang yang ada di sekitar jalan itu menghampiriku. Mereka geram dengan perbuatanku. Bahkan salah satu dari mereka hendak memukul diriku. “Ayo kita pukuli saja orang ini,” teriak salah seorang. Dengan cepat mereka menarik bajuku. Aku sempat dipukuli beberapa kali hingga wajahku membiru. Namun, beberapa ketika kemudian saya mendengar bunyi seseorang. “Sudah hentikan kita seharusnya jangan main hakim sendiri,” kata seorang laki-laki yang tidak saya kenal itu. “tapi beliau telah menabrak laki-laki itu Pak!” “sudah bubar kalian,” laki-laki itu membentak.

Akhirnya mereka semua bubar. Aku merasa sangat beruntung alasannya yaitu ditolong olehnya. “Terimakasih Pak, saya tidak akan selamat kalau tidak ada Bapak dan saya akan mempertanggung jawabkan perbuatanku!” kataku mengiba. “Sudahlah kini kamu pergi antarkan orang yang kamu tabrak itu ke klinik” perintah bapak itu. Setelah itu saya eksklusif pergi membawa orang yang saya tabrak ke klinik untuk diobati. Hingga hari ini saya tidak mengenal siapa laki-laki baik yang menolongku waktu itu.
Advertisement

2. Alur mundur

Alur mundur yaitu proses jalannya kisah secara tidak urut. Biasanya pengarang memberikan ceritanya dimulai dari konflik menuju penyelesaian, kemudian menceritakan kembali latar belakang timbulnya konflik tersebut. Contoh kisah memakai alur mundur.

Perkelahian

Ketika Budi hendak memasuki kelasnya, beliau melihat orang-orang sedang berkumpul. Ia pun merasa ingin tau dan menghampirinya. Betapa terkejut Budi ketika itu ketika mengetahui bahwa Andi dan Rian sedang berkelahi. Andi yang sangat murka mendaratkan pukulannya di wajah Rian. Lalu Rian membalasnya dengan menerjang tubuh Andi.

Melihat insiden itu, Budi pun melerai mereka. “Hey kalian hentikan!” Kata Budi sambil memegang Tubuh Rian yang terjatuh. “Kau jangan ikut campur Bud, ini persoalan kami berdua,” Kata Andi. “Lepaskan saya Bud, saya akan menghajarnya,” timpal Budi. Budi yang badannya lebih besar menyeret mereka berdua menjauhi keramaian itu. “Sudahlah hentikan, apapun masalahnya semua sanggup dibicarakan,” Budi memarahi mereka. “Tapi ini salah Rian, beliau menghilangkan bukuku dan tidak mau menggantinya,” kata Andi. “Aku kan sudah bilang saya akan menggantinya, tetapi kamu tidak mau mendengar perkataanku malah mengajakku berkelahi,” timpal Rian.

Budi yang telah mengetahui persoalan tersebut mencoba untuk menenangkan mereka. “Sudahlah kalian kan sobat baik. Janganlah menyerupai ini, selesaikan semua persoalan dengan kepala dingin,” kata Budi. “Andi kamu seharusnya jangan lekas emosi dan Rian kamu juga jangan mudh terpancing, sudahlah lupakan persoalan ini. Toh Rian berjanji akan menggantinya,” Budi menasehati mereka. Akhirnya mereka berduapun saling memaafkan dan erat kembali. Setelah beberapa hari, Rian dan Andi pun menemui Budi. Mereka berterimakasih alasannya yaitu mereka telah menjadi sobat menyerupai dulu kembali.

3. Alur campuran

Alur jenis ini yaitu gabungan dari alur maju dan alur mundur. Penulis pada awalnya menyajikan ceritanya secara urut dan kemudian pada suatu waktu, penulis menceritakan kembali kisah masa kemudian atau flash back. Cerita yang memakai alur ini cukup sulit untuk dipahami dan membutuhkan konsentrasi yang cukup tinggi. Contoh:

Apa yang ditanam itu yang akan dituai

Sore hari itu, Reza sedang bekerja. Dia yaitu seorang penjual roti keliling. Ketika beliau sedang melewati jalan yang sangat ramai, beliau melihat seorang anak kecil yang sedang berjualan Koran. Reza merasa kasihan dengan anak itu. Dia pun memanggilnya, “Hey nak kenapa kamu tidak bersekolah?” tanya Reza. “Aku harus membantu Ibuku Pak,” jawab anak itu. Karena merasa kasihan Reza membeli semua korannya. Anak itu pun sangat senang dan gembira.

Setelah lima tahun berlalu, Reza tetap menjalankan hari-harinya bekerja sebagai penjual roti. Ketika beliau sedang menjajakan rotinya, beliau mengalami sebuah kecelakann. Dia tertabrak sebuah sepeda motor dan jatuh dengan penuh luka. Ia pun pingsan. Saat sehabis sadar Reza sudah berada di rumah sakit. Selama di sana Reza mendapat perawatan yang sangat baik. Hingga jadinya beliau sembuh, tetapi beliau merasa heran kenapa selama dirawat, beliau tidak pernah dimintai biaya perawatan. Reza kemudian bertanya kepada salah satu perawat, “Suster saya heran kenapa saya tidak dikenai biaya perawatan sedikit pun,” “kami mendapat perinta dari atasan untuk merawat Bapak” jawab suster itu.

Reza pun merasa heran dan segera menemui pemilik rumah sakit itu. “Maaf Pak, saya ingin mengucapkan terimakasih atas kebaikan Bapak,” kata Reza. Tetapi pemilik rumah sakit itu hanya tersenyum kecil dan berkata, ”seharusnya saya yang berterimakasih kepada Bapak, berkat Bapak saya menjadi menyerupai kini ini,” jawab pemilik rumah sakit tersebut. Reza pun semakin heran. Dia merasa tak pernah menolong apapun. “Apakah Bapak tidak ingat? Saya yaitu anak yang Bapak tolong 5 tahun lalu. Pada ketika itu saya sedang membutuhkan uang untuk membayar kuliahku. Aku hampir frustasi dan tetapkan untuk berhenti alasannya yaitu tidak ada seorang pun yang membeli dagangaku. Tetapi Bapak menolongku hingga jadinya saya sanggup melanjutkan kuliahku,” pemilik rumah sakit tersebut menjelaskan.

Ternyata pemilik rumah sakit tersebut yaitu anak yang ditolong Reza 5 tahun yang lalu. Dia yaitu seorang mahasiswa yang sedang dalam persoalan keuangan. Setelah mendapat sumbangan dari Reza, beliau pun kembali sanggup melanjutkaan kuliahnya. “Baik sekali Bapak itu, suatu ketika saya harus membantunya” pikir anak itu. Perjuangan dan niat anak itu pun tak sia-sia hingga jadinya beliau menjadi pemilik rumah sakit itu.

Setelah mengetahui hal tersebut, Reza pun menitikan air mata. Dia jadinya mengingat bahwa anak yang ia tolong waktu itu telah sukses dan menjadi pemilik rumah sakit terbesar ini.

Sumber http://www.kelasindonesia.com