Wednesday, June 6, 2018

√ Pilpres 2014: Sebuah Pembelajaran Menuju Masyarakat Mandiri




 Sebuah Pembelajaran Munuju Masyarakat Mandiri √ Pilpres 2014: Sebuah Pembelajaran Menuju Masyarakat Mandiri



Pilpres 2014: Sebuah Pembelajaran Menuju Masyarakat Mandiri – AsikBelajar.Com. Pilpres 2014 mungkin akan lebih bijak jikalau masyarakat yang memiliki hak pilih sanggup menjadikannya sebuah pembelajaran bagaimana melihat, menganalisa kemudian menentukan kandidat yang akan membawa negara kepada ketenangan politik, kenyamanan bekerja, fasilitas berusaha, keterjangkauan harga dan lain sebagainya.  Ada satu hal yang perlu menimbulkan catatan penting ialah bahwa seorang pemimpin negara juga menjadi icon negara tersebut.  Lalu, bagaimana mungkin kita menentukan icon yang tidak menunjukkan suatu gambaran sebuah bangsa yang berdaulat, suatu negara yang besar dan sanggup diperhitungkan oleh bangsa lain?  Kita tentunya setuju bahwa menentukan pemimpin ialah menentukan masa depan kita sendiri termasuk untuk anak cucu kita kelak.  Makara gunakanlah hak pilih kita pada pilpres yang akan tiba tidak kepada calon yang hanya berjualan janji-janji atau menunjukkan mimpi-mimpi saja.  Kita harus cermat atau bahkan lebih hati-hati dan tidak mau diberikan uang supaya menentukan kepada satu kandidat saja.  Hindarilah politik uang.  Bagaimanapun, politik uang ialah cara jebakan yang dibentuk “mereka” untuk memilihnya, namun politik uang bisa menimbulkan indikator yang kurang baik bagi kita pemilih.  Artinya, sang kandidat jelas-jelas nantinya akan mengambil yang lebih besar lagi dari negara untuk mengganti uang yang mereka keluarkan.  Jelas sekali, kepemimpinan mereka lebih berpihak kepada golongan dan partai mereka saja dan tidak untuk kebaikan bangsa dan negara.  Carilah isu yang sebanyak-banyaknya wacana track record partai pendukung termasuk kepada tim suksesnya.  Bandingkan dengan kandidat lainnya.  Hal ini dilakukan supaya tidak ada penyesalan dikemudian hari.  Karena  jangan hingga penyesalan itu sebagai penyesalan dalam waktu lima tahun lagi.




Catatan lainnya adalah, hati-hatilah dengan propaganda media ataupun lainnya.  Usahakan lebih pada kemampuan analisa berdikari anda dalam tetapkan kandidat yang akan dipilih dan jangan terpengaruh “politik pencitraan”.  Bebaskan diri anda dari emosi dan kultus SARA lainnya.  Gunakan rasionalitas dan hasil analisa eksklusif anda dalam memutuskan.




Jika dalam masa demokrasi ini kita sanggup menunjukkan bunyi menurut kemampuan kita menganalisa kandidat dengan kepercayaan bahwa kandidat yang dipilih akan bisa membawa kita kepada masa depan yang lebih baik tanpa ada campur tangan politik uang.  Bila hal ini terjadi, maka bunyi rakyat sebagai bunyi Tuhan akan benar terwujud. (IMHO)



Sumber https://www.asikbelajar.com