Liburan atau waktu luang yakni hal yang paling saya tunggu sehabis berjibaku dengan kerjaan di kantor yang terus tiba menyerupai rudal yang ditembak Israel kepada Palestina, tanpa henti. Tibalah waktu saya untuk menikmati waktu senggang.
Indahnya liburan sehabis melaksanakan usaha keras.
Sebuah tiket pesawat mengantarkan saya ke Pulau Kalimantan, dan dilanjut perjalanan darat menuju di Pulau Kakaban.
Keindahan bawah bahari danau Kakaban yang terjadi antara pertemuan 2 titik air, yaitu air hujan dan air rembesan dari dalam tanah yang mengakibatkan Danau Kakaban ini sebagai danau prasejarah.
Apa pun dongeng yang melatarbelakangi terbentuknya Danau Kakaban ini, beliau tetap menjadi pulau paling berbeda yang pernah saya temui. Sebelum mendatangi tempat ini, jauh-jauh hari saya melaksanakan riset. Dikatakan bahwa Danau Kakaban termasuk dari 2 danau ubur-ubur terbesar di dunia.
‘Tidak salah lagi keindahannya Mbak, jika Danau Kakaban sudah resmi ditetapkan sebagai daerah warisan dunia tahun 2004 oleh UNESCO. ‘ Seorang penduduk yang menyewakan peralatan diving dan snorkeling menambahkan info yang belum saya ketahui.
‘Saya baca dari internet, Danau Kakaban juga menjadi salah satu danau dari 2 danau terbesar ubur-ubur di dunia ya, Pak?’
‘Kalau itu saya tidak tahu Mbak. Saya nggak dapat main internet.’ Bapak itu tertawa.
Saya pun ikut tertawa melihat tawanya yang sedikit terlihat bingung.
‘Ikut saya snorkeling saja, ayo Pak. Hitung-hitung jadi tour-guide saya sama teman-teman.’
‘Nanti nggak ada yang jaga ini tempat sewa Mbak. Saya simpel saja jika mau snorkeling.’
Merasa proposal saya ditolak, saya pamit untuk segera menyeburkan diri.
Berenang bebas di antara ratusan bahkan ribuan ubur-ubur langka ini akan memuat dongeng berbeda dicatatan liburan saya. Sedikit geli melihat bentuknya yang kenyal-kenyal menari-nari di antara saya. Terlebih saat ubur-ubur tersebut berhasil kugenggam.
Ada 4 jenis ubur-ubur langka yang hidup di air payau ini yang sama sekali tidak mengeluarkan sengat, dan juga 8 jenis ikan-ikan kecil, serta biota endemik yang saya jumpai di perairan lainnya. Biota yang ada di sini merupakan biota yang terjebak berpuluh-puluh tahun dan balasannya mengalami evolusi untuk beradaptasi.
Tak salah bila danau Kakaban mempunyai koral paling elok setelah, Raja Ampat Papua. Tak salah pilih, saya jauh-jauh tiba ke sini untuk menikmati salah satu dari bab indahnya Indonesia.
Pemandangan hutan mangrove yang mengelilingi Danau Kakaban, juga menambah perasaan nyaman bagi saya. Bagaimana tidak berminggu-minggu tak lepas dari ribuan kendaraan yang mengeluarkan asap hitamnya, gedung-gedung tinggi yang membatasi pandangan saya, sekarang saya dapat melayangkan pandangan tanpa terbatasi oleh pemandangan yang selama ini saya temui di kota.
Sumber https://phinemo.com