JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyatakan kesiapannya menyalurkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) pada anak yatim di seluruh Indonesia. Kesiapan tersebut menanggapi aba-aba Presiden Joko Widodo (Jokowi) semoga Kemdikbud memperluas distribusi dan akseptor manfaat KIP. "Ya, kami sudah punya datanya, tinggal menindaklanjuti saja," kata ia dalam pesan singkat kepada wartawan, Rabu (4/1).
Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu mengatakan, Kemdikbud sudah mempunyai data siswa dari panti asuhan dan siswa yatim. Kendati demikian, Muhadjir mengatakan, Kemdikbud harus melaksanakan validasi data tersebut. Ia tidak merinci ada berapa jumlah siswa dari panti asuhan dan siswa yatim menurut data Kemdikbud.
Muhadjir menyebut, data untuk penyaluran KIP ketika ini menggunakan data pokok pendidikan (Dapodik). Sementara, data yang berasal dari Kementerian Sosial hanya akan digunakan sebagai data pembanding.
"Nanti pakai data yang ada di data pokok pendidikan (Dapodik) dan diverifikasi ulang dengan data yang ada di Kementerian Sosial," ujar Muhadjir.
Ia meyakini, distribusi menggunakan Dapodik akan lebih sederhana dan mudah. Sebab, ia mengatakan, Dapodik telah diubahsuaikan dengan data di masing-masing sekolah.
Sementara, lanjut dia, untuk penyaluran dari KIP melalui sekolah. Sekolah bertanggung jawab mencari dan mengajak belum dewasa yang belum maupun putus sekolah untuk kembali bersekolah. "Sekolah ikut bertanggung jawab dalam mencari belum dewasa untuk ke sekolah," tambah dia.
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud Hamid Muhammad mengatakan, sebanyak 896 ribu anak yatim, piatu, maupun yatim piatu yang terdata di Dapodik akan mendapatkan KIP. "Ada sekitar 896 ribu anak yatim yang akan mendapatkan KIP pada 2017," ucap Hamid.
Sementara, Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Kemdikbud Supriano mengatakan, dari 4,9 juta akseptor di luar sekolah yang mendapatkan KIP pada 2016, sudah dicairkan dana untuk 1,9 juta akseptor manfaat.
Kemdikbud berencana mengurangi target akseptor manfaat Program Indonesia Pintar (PIP) pada 2017. Sasaran PIP turun menjadi 16.487.872 siswa dari sebelumnya, yaitu 17.927.303 siswa.
Selain KIP untuk anak yatim, Kemdikbud juga akan menguji coba KIP Plus di 44 kabupaten/kota se-Indonesia pada 2017. "Akan segera dilakukan uji coba penggunaan KIP Plus di 44 kabupaten/kota," kata Muhadjir Effendy. Mendikbud menitikberatkan uji coba akan dilakukan di kawasan yang mempunyai dukungan sarana dan prasana.
Muhadjir mengatakan, KIP Plus sanggup digunakan sebagai alat transaksi serta meningkatkan pemahaman literasi keuangan. Ia meyakini, KIP Plus bisa memperbaiki akuntabilitas penyaluran bantuan. Muhadjir mengatakan, penyaluran KIP Plus akan deselaraskan dengan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dan Program Keluarga Harapan (PKH).
Kartu ini sanggup digunakan sebagai alat transaksi keuangan. Pelajar sanggup belanja keperluan sekolah di toko yang ditunjuk oleh bank. Serta, di koperasi sekolah yang mempunyai kemudahan mesin electronic data capture (EDC).
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menginstruksikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy untuk memperluas distribusi KIP. Ia meminta semoga KIP disalurkan kepada semua anak yatim di Indonesia.
Jokowi menitikberatkan fokus pemerintah pada 2017 kepada pemerataan kesejahteraan. Presiden memandang, pertolongan sosial yang direpresentasikan dalam bentuk KIP merupakan salah satu elemen penting untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat kecil.
source : http://www.republika.co.id
Sumber http://www.pgrionline.com