Pengertian dan Contoh Majas Pertautan Lengkap - Majas atau gaya bahasa merupakan kata-kata kiasan yang sering dipakai untukmemberi kesan terhadap maksud dari kata-kata yang hendak ditunjuk. Kekayaan bahasa Indonesia telah menyebarkan begitu banyak majas yang masing-msing mempunyai ciri khas yang berbeda. Berdasarkan asosiasinya dengan gaagsan atau makna dari kata-kata yang dimaksud, digolongkan menjadi majas pertautan. Dalam kelompok majas ini, mempunyai ciri khas yakni penggunaan kata-kata kiasan yang mempunyai korelasi atau pertautan terhadap sesuatu yang gotong royong ingin diutarakan. Halini sebab kata-kata kiasan tersebut mempunyai kedekatan atau “embel” yang merujuk pada makna yang sebenarnya. Kelompok majas pertautan sanggup digolongkan lagi, yaitu:
a. Majas metonimia atau netomia
Jika dilihat pada proses pembentukannya, majas ini digolongkan juga dalam majas perbandingan, namun jikalau dilihat dari korelasi dengann makna maka metonimia digolongkan menjadi majas pertautan. Ciri khas pada majas ini adalah penggunaan nama brand atau simbolik yang memiiki korelasi yang erat dengan gagasan atau pandangan gres yang sebenarnya. Meski memakai kata-kata simbolik, lawan bicara mengerti akan gagasan yang ingin diungkap. Hal ini sebab kata-kata simbolik itu sanggup merujuk pada gagasan atau pandangan gres yang dimaksud.
Contoh:
1. Hampir yang ketiga kalinya Saya membaca ulang Raditya Dika, tetap menciptakan perut Saya sakit. (maksudnya buku karya Raditya Dika)
2. Perjalanan menuju India Ia tempuh dengan Garuda. (pesawat)
3. Kehidupan Upin-Ipin sanggup dijadikan pembelajaran bagi adik-adik. (acara TV)
4. Sulit sekali lepas dari efek Gudang Garam. (rokok)
5. Dan balasannya ia menjual honda kesayangannya untuk biaya sekolah. (motor)
b. Majas sinekdoke
Majas ini juga digolongkan ke dalam majas perbandingan menyerupai metonimia. Sinekdok terbagi menjadi dua menurut penggunaannya.
1. Pars pro toto
Bagian dari majas sinekdok yang menyebutkan sebagian dari suatu hal untuk menyatakan keseluruhan.
Contoh:
• Kemana saja kamu selama ini? Tak meninggalkan jejak kaki sama sekali.
• Desa bungur dihuni oleh sepuluh kepala keluarga.
• Pesan yang dibawa dalam lagu Ed Sheeran meluluhkan hati yang mendengarkannya
2. Totem pro parie
Dalam majas sinekdok jenis ini menyebutkan keseluruhan yang ditujukan untuk menyatakan sebagian dari sesuatu.
Contoh:
• Indonesia dikecam oleh Australia akan eksekusi mati yang menimpa warganya.
• Warga SMAN 1 Natar siap menghadapi Ujian Nasional.
• Spanyol menang di kejuaran balap kuda besi.
c. Majas alusio atau majas kilatan
Dalam majas ini menggnakan kata-kata yang merujuk secara tidak pribadi pada suatu peristiwa, tokoh,perumpamaan, atau karya sastra yang populer yang telah diketahui baik oleh penutur maupun lawan bicara.
Contoh:
1. Carut marut pemerintahan gres ini semoga tak mengulang kejadian ‘98.
2. Janji-janji pemimpin ketika pilkada itu hanya Tong kosong saja sesudah tepilih.
3. Hilangnya MH307 masih sebuah misteri.
4. Wanita-wanita kini diperbolehkan turut berperan dalam pembagunan bangsa hasil dari usaha Kartini.
5. Kejadian Talang Sari merupakan suatu bukti keserakahan oknum akan kekuasaan
d. Majas eufemisme
Pada majas inimenggunakan kata-kata ungkapan yang lebih halus untuk mengungkapkan suatu kata yang dirasa garang yang sanggup menyinggung atau menyakiti perasaan orang lain.
Contoh:
1. Para tuna asmara berdoa semoga sabtu malam dipenuhi dengan hujan.
2. Penampilannya malam itu kurang menarik sehingga juri mengeliminasinya.
3. Harga-harga materi pokok sangat menyiksa rakyat yang mempunyai daya beli yang minim.
4. Suara dita yang melengking itu menciptakan telinga kami sakit.
5. Ketidakmampuan mengikuti pelajaran dengan baik menciptakan anton harus mengulang materi perkuliahan semester depan.
e. Majas eponim
Dalam majas ini menyebutkan nama seseorang yang mempunyai korelasi dengan sifat tertentu yang ingin diutarakan. Nama-nama tersebut telah dikenal olah khalayak ramai menyimbolkan sesuatu sebab mempunyai tautan atau kaitan makna.
Contoh:
1. Haruskan ku meminjam panah dewi amor, semoga kamu mencintaiku?
2. Orde pemerintahan yang tak kunjung baik, rakyat miskin pun mengharapkan kedatangan Robin Hood.
3. Tak ada yang menyangka bahwa Cinderella itu dilamar oleh putra pejabat.
4. Kami berharap si pitung segera tiba untuk memberantas para begal itu.
5. Negeri ini butuh Soekarno yang mengutamakan kepentingan rakyat dibanding partai politiknya.
f. Majas epitet
Suatu gaya bahasa yang memakai ungkapan-ungkapan yang menggambarkan sifat atau ciri dari sesuatu yang hendak diutarakan.
Contoh:
1. Kupu-kupu malam itu digerebek polisi
2. Raja siang gres muncul dari kandangnya
3. Dewi malam menciptakan suasana makin mencekam
4. Kembang desa jadi rebutan buaya darat
5. Jangan hingga terkena lilitan lintah darat.
g. Majas erotesis atau pertanyaan retoris
Merupakan majas yang mengungkapkan sesuatu dalam bentuk pertanyan yang tidak menuntut atau memerlukan suatu jawaban.
Contoh:
1. Sampai kapan para penipu-penipu itu duduk di dingklik empuk?
2. Bagaimana negara kita akan membaik jikalau para generasi penerus bangsa tak peduli akan budaya bangsa?
3. Mengapa korupsi di negeri ini menggila sejadi-jadi? Mengapa oh mengapa?
4. Apakah kamu akan terus membiarkan cintamu menjauh?
5. Dimana letak nalar para penipu rakyat itu???
h. Majas paralesis
Yakni kelompok majas prtautan yang mengungkapkan suatu kesetaraan sesuatu dengan kesejajaran gramatikal.
Contoh:
1. Baik siswa pria maupun siswa perempuan wajib memakan atribut sekolah lengkap.
2. Oksigen terdapat baik di udara dan di air.
3. Orang yang menghargai akan dihargai oleh orang lain.
4. Seminar itu sangat seru dengan pembicara dan pendengar yang saling berinteraksi.
5. Kekayaan indonesia terbentang dari sabang hingga merauke.
i. Majas elipsis
Dalam majas ini menghilangkan unsur-unsur kalimat, sehingga membentuk kalimat yang tak lengkap. Namun sang lawan bicara mengerti apa yang dimaksud dari penutur.
Contoh::
1. Cantik sekali (tidak ada subjek)
2. Alin ke masjid sore ini (tak ada predikat)
3. Pembegal itu membunuh dengan kejam (tanpa objek)
Sumber http://www.kelasindonesia.com