Natal ialah salah satu momen yang paling ditunggu oleh umat Kristiani selama setahun penuh. Momen ini biasanya dirayakan meriah bersamaan dengan liburan tahun baru. Uniknya, tradisi perayaan natal di Indonesia sendiri ada bermacam-macam macam keseruannya. Mulai dari Sabang hingga Merauke dilakukan dengan cara berbeda-beda.
Baca juga: Rekomendasi Wisata Libur Natal Tak Terlupakan untuk Menutup Akhir Tahun
Mari intip keseruan uniknya tradisi perayaan natal di Indonesia berikut ini.
1. Tradisi Ngejot dan Penjor di wilayah Bali
Ilustrasi Penjor. Foto/Bali Chandra Tour
Meskipun Bali populer sebagai pemeluk agama Hindu bukan berarti di Bali tidak ada Natal. Di sini ternyata dirayakan meriah dengan adanya Ngejot dna Penjor.
Ngejot merupakan tradisi makan bersama di Bali. Masyarakat Kristen akan memasak masakan khas Bali dan membagi-bagikan makanan kepada tetangga, baik yang seagama maupun yang berbeda agama. Selain itu, penjor akan menghiasi gereja-gereja di Bali untuk membuktikan menyambut Natal.
2. Adanya Kunci Taon di Manado
Foto/blogs.transparent.com
Perayaan Natal di Manado berawal semenjak 1 Desember, biasanya dilakukan dengna berziarah ke kuburan para kerabat dan makan bersama di sana. Tak jarang merekapun memperlihatkan lampu hias di kubur kerabatnya.
Puncak tradisi perayaan natal di Manado biasanya jatuh di ahad pertama Januari di mana orang berkeliling mengadakan pawai keliling kota dengan aneka kostum lucu.
3. Gelaran Wayang Kulit di Yogyakarta
dokumentasi Penulis Phinemo
Perayaan natal di Yogyakarta makin unik, di kota ini pada ketika perayaan Natal, Romo atau Pastor memimpin ibadal dengan memakai bahasa Jawa Kromo Inggil (tatanan bahasa tertinggi di Jawa. Bukan hanya itu saja, Romo juga memakai pakaian susila Jawa lengkap dengan blangkon.
Lalu di malam harinya akan ada gelaran wayang kulit meramaikan Natal. Biasanya jalan ceritanya wacana Kelahiran Yesus Kristus. Pada perayaan natal di Jogja juga terdapat tradisi ke rumah sanak-keluarga layaknya perayaan Lebaran.
4. Membunyikan Meriam Bambu di Flores
Pada malam natal ternyata para masyarakat Flores mempunyai tradisi untuk membunyikan meriam bambu semoga meriah alasannya dentuman meriam menyerupai mirip petasan.
Bukan hanya itu, kadang juga dirayakan dengan kompetisi menciptakan Kandang Natal.
5. Di Ibukota Jakarta dirayakan dengan Rabo-Rabo
Foto/Koran Seruya
Perayaan natal di Jakarta paling meriah berlangsung di Kampung Tugu, Cilincing, Jakarta Utara. Ini merupakan tradisi yang sudah dilakukan semenjak ratusan lalu. Tradisi ini berasal dari peninggalan orang Portugis sesudah usai ibadah di gereja. Biasanya mereka saling berkunjung ke rumah tetangga sambil diiringi musik.
Di ujung program setiap orang akan diberikan bedak warna-warni sebagai bentuk penebusan dosa.
6. Di Sumatera Utara, Natal dimeriahkan dengan Marbinda
Foto/Jhohannes Marbun
Masyarakat Batak di Sumatera Utara biasanya melaksanakan tradisi Marbida. Ini merupakan tradisi menyembelih binatang tolong-menolong kala Natal tiba. Hewan yang disembelih merupakan hasil kesepakatan. Mirip menyerupai perayaan Idulfitri Haji, daging binatang akan dibagikan sesudah disembelih.
7. Festival Lovely December di Toraja
Tari Kopi. Foto/Visit Toraja
Ini ialah bazar yang telah usang mendarah daging di Toraja. Lovely December menjadi serangkaian program perayaan Natal dan menampilkan prosesi Lettoan atau megarak babi simbol dimensi kehidupan manusia.
Adapula tarian daerah, pameran wisata dan masih banyak lagi yang lainnya dalam serangkaian Lovely December ini. Sayangnya tahun ini tidak diselenggarakan alasannya pemerintah setempat sedang fokus untuk membangun infrastruktur daerah.
Baca juga: Jelang Natal, Changi Airport Berhias Serupa Dunia Sihir Harry Potter
8. Kalau di Papua biasanya terdapat tradisi masak Bakar Batu
Foto dari dailymail
Bakar Batu merupakan cara memasak ala suku di Papua di mana memasaknya memakai watu yang telah dibakar dan diletakkan di atas materi bahan makanan (biasanya babi hutan) yang sebelumnya sudah dimaskukkan di dalam lubang khusus untuk memasak. Suku yang biasanya melaksanakan tradisi ini ialah Suku Dani.
Sumber https://phinemo.com