"Mengapa aku menulis?"
Pertanyaan sederhana namun banyak jawabnya. Sekitar dua tahun ini aku lebih banyak menulis tema-tema yang ringan, bebas, dan bersahabat dengan dunia pengalaman yang sedang dihadapi. Tulisan-tulisan opini yang "njlimet" sedang berada di tepian jauh dari dunia aku kini.
Tema-tema goresan pena aku akhir-akhir ini memang hanya menyerupai itu adanya. Yang adanya goresan pena itu hanya untuk melatih tatanan berpikir saya. Yang tadinya bersifat abnormal kucoba untuk konkritkan dalam bentuk huruf, angka dan tanda baca.
Banyak hal yang abstrak, contohnya perasaan, emosi, pemikiran, dll. Hal-hal abnormal itu aku coba konkritkan dalam bentuk tulisan. Tulisan secara aneh menciptakan hal abnormal menjadi konkrit dan gampang untuk diraba.
Ketika diraba akan ketemu sebuah "kejanggalan" makna atau kebenaran alur logika pemikiran. Ketika makna janggal ditemukan, tinggal kita perbaiki premisnya. Kita tulis premis itu. Kita uji lagi satu premis dengan premis yang lain.
Ketika antar premis saling berkait dan padu lahirlah sebuah simpulan. Ketika kesimpulan lahir dengan metode yang tepat, terujilah alur logika kita sudah benar dan baik atau belum.
Kembali ke pertanyaan, mengapa menulis? Salah satunya untuk mengusut sekaligus melatih alur logika berpikir kita.
Eh muncul tanya lagi, "Ngapain susah-susah melatih logika?" Jawab singkatku, untuk menerka kemungkinan dan peluang masa depan dengan memperjelas masa kemudian dan menafsirkan masa kini.
"Ditulis 00.43 wib, Malam Selasa sehabis Hari Senin".
19 Februari 2019 Sumber http://rahmahuda.blogspot.com