Monday, February 18, 2019

√ Hasrat Berbisnis



Sudah hampir dua tahun saya meninggalkan dunia bisnis. Banyak yang bertanya bagaimana nasib bisnis saya dulu. Hehe semua bisnis saya tinggalkan sebab saya ingin fokus pada training rumah tangga. Kini situasi sudah stabil dan kondusif. InsyaAllah 2019 menjadi tahun bagi saya untuk berbisnis kembali.

Ini juga menjadi goresan pena pertama sesudah sekian usang malas mengulas soal bisnis dan bisnis. Sebelumnya goresan pena saya banyak membahas ihwal pendidikan, profesi keguruan, penelitian, gaya hidup, dsb. Namun dari sekian banyak bidang pembahasan, bisnis tak pernah tersentuh.

Padahal pengalaman bisnis saya cukup panjang. Saya pernah berbisnis menyewakan "alat tulis" dikala tes seleksi masuk Sekolah Menengah Pertama dulu. Pernah juga berjualan artikel penggalan koran untuk kiprah kliping dikala SMP. Ketika Sekolah Menengan Atas pun pernah berjualan pulsa.

Kuliah berbisnis dalam bidang "keilmiahan". Menulis, lolos seleksi, sanggup proyek dan sisa dana jadi keuntungan. Lulus kuliah pernah berbisnis beternak burung jenis "Finch", kaos suporter bola bahkan mesin tetas. Namun sebelum melirik burung, ayam menjadi binatang yang saya lirik untuk berbisnis. Kala itu saya berbisnis membesarkan ayam bekisar. Walau semuanya mati tak bersisa.

Pernah juga berbisnis membantu peternakan lebah milik keluarga. Berbisnis madu dan produk perlebahan lainnya. Ikut migrasi menggembala lebah mengikuti trend bunga pakan lebah. Berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.

Ada juga pengalaman pada bisnis pembuatan kurma coklat. Selain itu juga berbisnis menjadi konsultan penelitian bagi guru. Puncaknya memberanikan diri berbisnis properti dengan meninggalkan jaminan di bank konvensional. Walau risikonya harus terseok-seok memenuhi kebutuhan hidup.

Akhir tahun 2017 pun pernah mendorong-dorong istri untuk berjualan baju. Mulai dari setelan blus, gamis, jilbab, baju anak, dsb. Setelah itu mendorong istri untuk berjualan peralatan rumah tangga berbahan plastik dengan merk Golden Sunk*st.

Hasrat Bisnis
Hasrat bisnis muncul kembali sebab dorongan dari nurani. hari Ahad yang kemudian (23/12/2018) mengantar istri membuka stand di kegiatan Silaturahmi Keluarga Besar Muhammadiyah (SKBM) Kabupaten Magelang di Lapangan Tembak Salaman. Kala itu hasrat bisnisku meninggi. Teringat betapa serunya dulu dikala mengikuti orang renta berjualan madu dari satu ekspo ke ekspo kawasan lain.

Yah dorongan yang memuat rasa rindu ini yang membawaku untuk terjun ke dunia bisnis kembali. Saya berencana tahun 2019 akan memulai kembali bisnis. Konsep bisnisnya sederhana, mencari harga barang yang semurah-murahnya untuk dijual dengan harga yang wajar.

Saya lebih menyukai istilah "harga yang wajar" sebab lebih manusiawi dan tidak terlalu money oriented. Toh menjual dengan harga tinggi tidak menjamin akan gampang terjual. Karena tahap awal bisnis berdasarkan saya harus menumbuhkan semangat bisnis di dalam jiwa. Menumbuhkan semangat bisnis dengan baik dan subur ada caranya. Yaitu dengan dipupuk memakai aktivitas  menjual sebanyak-banyaknya. Agar terjual banyak di awal bisnis dengan merk yang belum populer tentu harus memasang harga yang wajar.

Sikap yang harus ditekankan dalam berbisnis yaitu berani, tidak ambisius pada uang, dan sabar. Berani artinya berani melangkah memulai dan tidak malu-malu dikala berbisnis. Sikap tidak ambisius  pada uang lebih pada upaya semoga tidak terlalu terpaku hitungan untung-rugi. Hitungan untung-rugi yang terlalu sering hanya akan membawa pada "stress" kemudian lahir istilah "Kemrungsung".

Untuk mengatasi tantangan dua hal di atas, kuncinya ada pada SABAR. Menahan diri tidak memakai uang modal, sabar dikala sepi pembeli, sabar dikala barang dari supplier tidak sesuai. Dan yang paling penting diingat yaitu sabar pada diri sendiri. Karena diri inilah yang mempunyai dorongan hawa nafsu.

Ditulis pribadi di blog, 25 Desember 2018 pukul 22.38 WIB.

Sumber http://rahmahuda.blogspot.com