Di salah satu sudut kampus 5 Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta |
Pernahkah engkau bertemu dengan seseorang dimana orang itu sanggup membangkitkan semangat mu seketika?
Saya pernah mencicipi itu! Rasa semangat, hasrat dan ambisi meluap-luap seketika itu juga ketika bertemu dengan seseorang. Padahal sebelumnya tidak ada pemicu munculnya semangat. Perasaan ini saya rasakan beberapa kali. Namun insiden pertemuanku dengan seseorang tadi sore ialah insiden paling "gres" dimana kebangkitan semangat mirip di atas muncul kembali.
Cerita ini berawal dari pertemuan tidak sengaja di daerah wudhu kampus 5 Universitas Ahmad Dahlan. Perjumpaan yang tidak sengaja ini diawali dengan saling sapa. Bapak muda ini juga mengingat namaku. Saat itu pula saya ungkapkan minat saya untuk melanjutkan studi pascasarjana yang mandeg lantaran cuti kuliah.
Padahal apabila diibaratkan roda, semangat kembali ke pascasarjana berada di roda belahan bawah. Saking di bawahnya tidak ada niatan untuk menyampaikan minat melanjutkan studi. Tapi tiba-tiba secara tidak sadar saya menyampaikan akan kuliah lagi hanya lantaran "ngobrol" dengan seseorang. Ada kekuatan abnormal yang berakibat pada keluarnya pernyataan itu.
Mungkin ini yang dinamakan Kharisma. Karisma yang menurutku ialah suatu kekuatan misterius yang bisa mensugesti orang lain. Efek pengaruhnya seringkali menciptakan orang tersebut melaksanakan sesuatu tanpa sadar. Orang berkarisma seakan-akan menyihir orang lain hanya dengan sebuah jabatan tangan, perkataan, atau instruksi komunikasi lainnya.
Tapi saya sesudah pertemuan itu mencoba memikirkan kembali apa yang telah terjadi. Apa yang menciptakan semangatku terbakar, mempengaruhiku, hingga menyampaikan sesuatu yang tidak terpikirkan sebelumnya. Setelah saya pikir-pikir perkataan tanpa sadar itu muncul lantaran hatiku luluh.
Luluhnya hati disebabkan lantaran orang ini memanggil namaku. Padahal saya hanya orang yang tidak penting bila dibanding relasinya yang lain. Padahal pertemuan terakhir kami hampir setahun yang lalu.
Mengapa "nama" pikirku. Ada jutaan kata yang lain. Tapi kenapa hanya nama yang membuatku luluh. Menurutku penyebutan nama membuatku merasa sangat dihargai. Bagian ini ternyata yang memunculkan karisma dari orang tersebut.
Oh begitu ya, jikalau refleksi yang saya lakukan ini benar, berarti karisma bisa dilakukan oleh setiap orang. Karisma sanggup dipelajari. Cukup sentuh hati orang, orang itu akan mengikutimu. Pemikiran ini juga membawaku pada ingatan jikalau dia sering merekomendasikan banyak sekali buku kepada mahasiswa yang mengikuti perkuliahannya. Kebanyakan buku administrasi modern, karya Prof. Renald Kasali misalnya. Buku-buku inilah yang dipelajari dan dipraktekkan sehingga karisma itu muncul.
Akhirnya, saya ucapkan terima kasih kepada DR. Suyatno, M.Pd.I. Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Beliau ialah orang yang saya temui di daerah wudhu kampus 5 dan berhasil meluluhkan hati ku. Di tengah kesibukannya tetap mengingat nama mahasiswa yang jarang muncul di kampus mirip saya. Hanya dengan hal sederhana (namun susah dibiasakan) terbukti meluluhkan hati dan membuatku terkesima. Inilah karisma!
Senin, 8 Oktober 2018
Sumber http://rahmahuda.blogspot.comSenin, 8 Oktober 2018