Saturday, March 2, 2019

√ Kebanggaan Pada Praktik Pembelajaran Terbimbing


Akhirnya waktu untuk praktik mengajar terbimbing tiba juga. Saya sudah menanti aktivitas praktik pembelajaran ini semenjak pertama kali tiba di SD Muhammadiyah Kadisoka seminggu yang lalu. Praktik terbimbing menjadi salah satu aktivitas yang harus dilaksanakan oleh akseptor PPG Dalam Jabatan ketika Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).

Ada beberapa alasan mengapa praktik pembelajaran terbimbing gres dilakukan pada ahad kedua PPL. Minggu pertama PPL banyak kelas dipakai untuk Uji Kinerja (Ukin) PPG Pra Jabatan yang sudah empat bulan diterjunkan UAD di SD Muhammadiyah Kadisoka. Kami menanti kesempatan praktik pembelajaran terbimbing sembari  observasi dan mengikuti aktivitas persekolahan.


Proses Praktik Mengajar
Saya mempersiapkan praktik mengajar dengan menciptakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP ini dibentuk secara tim. Tim yang beranggotakan "bapak-bapak" akseptor PPG yang sama-sama PPL di SD Muhammadiyah Kadisoka ini saling sebenarnya menciptakan RPP dan materi tayang PowerPoint.

Tim ini begitu saja terbentuk sehabis mengetahui jika mengajar di jenjang kelas yang sama. Tiap dua orang dari tim ini memperoleh jatah untuk mengajar satu kelas. Oleh karenanya, tim ini mengajar di kelas 5A dan 5B.

Saya memulai aktivitas praktek mengajar terbimbing satu ini dengan melanjutkan pembelajaran yang sudah dimulai oleh kolega saya sebelumnya. Praktik pembelajaran ini berupa pembelajaran tematik dimana kami menerima kesempatan untuk mengajar satu muatan pelajaran. Kolega saya memperoleh kiprah memberikan muatan pelajaran Bahasa Indonesia. Sedangkan saya memberikan muatan pelajaran IPA.

Saya mengawali aktivitas pembelajaran ini dengan salam. Namun sebelumnya, saya sengaja menunggu bawah umur kelas 5B untuk membisu terlebih dahulu. Saya tidak berkata sepatah kata pun hingga mereka benar-benar mengetahui situasi dan kondisi. Ketika mereka diam, maka itulah ketika dimana mereka menyadari bahwa mereka harus mengikuti pembelajaran dengan tenang. Wibawa dan kepercayaan diri guru terancam "down" apabila di awal banyak siswa yang tidak memperhatikan guru. Inilah pentingnya kendali guru di awal pembelajaran.

Saya memakai beberapa permainan untuk menarik perhatian siswa. Saya katakan bahwa permainan ini tujuannya menguji konsentrasi. Permainan fi awal pembelajaran ini berupa isyarat tepuk yang dibarengi tepuk tangan sesuai dengan jumlah yang telah diisyaratkan oleh guru. Saya juga sampaikan bahwa bila ada yang salah jumlah tepuk diminta maju ke depan untuk berkenalan.

Kendali dan perhatian siswa sudah diperoleh. Tinggal memperbaiki beberapa siswa yang tidak bersedia berkelompok. Siswa-siswa yang tidak memperoleh kelompok ini harus memperoleh kelompok. Apabila dipaksa dengan perintah eksklusif tentu akan menolak. Maka ada seni administrasi khusus untuk memperbaiki susunan kelompok ini.

Saya umumkan jika ada permainan. Namun permainan ini hanya bisa dilakukan apabila kelompoknya terdiri dari 4-5 anak. Otomatis anak yang tidak berkelompok akan diajak oleh temannya untuk bergabung di kelompoknya. Yeah, penggabungan kelompok secara alami, tanpa paksaan ataupun penolakan.

Permainan ini berupa relaksasi pernapasan. Permainannya diawali dengan kedua tangan diangkat ke ke depan dada kemudian mengangkatnya hingga ke atas kepala sambil menarik nafas melalui hidung. Tahan beberapa saat, tangan diturunkan ke depan kembali sembari menghembuskan nafas melalui mulut. Rangkaian tindakan ini dilakukan sebanyak empat kali.


Permainan ini diakhiri dengan instruksi menarik nafas. Otomatis tangan mereka naik ke atas kepala. Saya beri instruksi untuk hadap kanan sambil meletakkan kedua tangannya di atas pundak sobat yang ada di depannya. Setiap siswa diberi kesempatan memijat temannya selama 30 detik. Setengah menit berlalu, kusampaikan instruksi balik kanan untuk memijit sobat yang ada di belakangnya. Catatan penting bahwa permaianan memijat ini tidak dilakukan secara lintas gender. Artinya, siswa pria hanya diperbolehkan memijat siswa laki-laki. begitu sebaliknya. Suasana kelas menjadi cair dan rileks.

Kondisi kelas sekarang sudah terkendali, aman dan gangguan telah diminimalisir. Materi pembelajaran berupa ekosistem disampaikan melalui tayangan Power Point. Kegiatan berkelompok dimanfaatkan untuk mengerjakan lembar kerja akseptor didik melalui diskusi kelompok. Pengerjaan LKPD diakhiri dengan presentasi di depan kelas. Alhamdulillah semua berjalan lancar.

Kegiatan epilog pembelajaran diawali dengan penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan ini berupa curah gagasan. Sehingga seluruh siswa diberikan kesempatan untuk ikut serta merumuskan kesimpulan wacana apa yang sudah dipelajari pada siang hari ini. Mereka mengaku sudah berguru wacana pokok pikiran, ekosistem, populasi, dan komunitas.

Setiap pembelajaran harus diakhiri upaya mengukur kemajuan akseptor didik. Oleh karenanya, saya telah mempersiapkan soal penilaian yang mempunyai keunikan khusus. Instrumen penilaian berupa isian dibentuk dalam bentuk teka-teki silang. Keuntungan yang diperoleh ketika akseptor didik mengerjakan soal penilaian berbentuk TTS ialah semua begitu asyik alasannya tidak merasa jika sedang dinilai. Peserta didik terlihat lebih santai, rileks dan nyaman. Karena mengisi TTS menyerupai sebuah permainan yang bisa diselesaikan dengan mudah.

Pembelajaran selesai tanpa ada halangan yang berarti. Pembelajaran saya tutup dengan salam. Setelah aktivitas pembelajaran selesai, saya menghampiri ibu Afi, wali kelas VB yang mengamati proses pembelajaran yang gres saja dilakukan. Saya memberikan undangan maaf alasannya soal penilaian berupa pembuatan teks narasi nonfiksi menyerupai yang tertuang di RPP tidak bisa dilaksanakan alasannya keterbatasan waktu.

Ibu Afi memahami penggantian soal penilaian ke dalam bentuk teka-teki silang. Beliau mengapresiasi terhadap solusi yang saya berikan. Selain itu dia juga menyampaikan bahwa saya sudah bisa mengontrol dan memanajemen kelas dengan baik. Beliau juga bersepakat pada tindakan yang saya lakukan. Memang, ketika pembelajaran, saya sering menunjukkan teguran dan peringatan kepada siswa apabila ada tingkah lakunya yang kurang baik. Perilaku kurang baik contohnya ada siswa yang kakinya naik ke atas kursi, siswa yang jalan-jalan atau mengobrol sendiri. Tindakan tadi didasarkan pada teori pembelajaran wacana reinforcement faktual dan extinction (pemadaman).

Senin, 12 November 2018
Sumber http://rahmahuda.blogspot.com